Mansion Mahendra.
Sana berjalan memasuki mansion luas milik dahyun dengan jantung yang berdegup dengan kencang. Dia tidak pernah menyangka akan kembali menginjakkan kakinya di mansion luas tersebut, setelah sebelumnya mereka tinggal di apartemen.
"Pak ardi bawa sana ke kamar!" perintah Dahyun pada kepala pelayannya.
"Baik Tuan." Pak ardi segera mempersilahkan sana untuk berjalan.
Sana yang masih berdiri di tempatnya menatap sesaat pada dahyun dengan tatapan yang tajam, lalu melangkahkan kakinya menuju kamar.
Setelah melihat sana pergi bersama dengan Pak ardi, Dahyun segera masuk ke dalam ruang kerjanya. Ia harus menghubungi seseorang, untuk melakukan sesuatu yang seharusnya ia lakukan sejak dulu.
"Juno, kau siapkan berkas perceraian aku dengan mina secepatnya!" ucap Dahyun setelah asisten pribadinya mengangkat panggilan telepon darinya.
"A-apa? Tuan Anda serius?" tanya Juno dengan terkejut.
"Tentu saja, kau urus semuanya secepat mungkin! Dan persiapkan pernikahan aku dengan sana setelah urusan perceraiannya selesai!"
"Baik Tuan." Ucap Juno
Setelah selesai mengatakan apa yang menjadi keputusannya, Dahyun menatap pada bingkai foto yang ada di atas meja dengan hati yang bersedih.
"Maafkan aku Dad, Mom, aku hanya bisa mengabulkan keinginan kalian hanya dalam waktu satu bulan." Lirih dahyun dengan mata yang berkaca-kaca.
Dulu mungkin dahyun bisa bersikap egois dengan mewujudkan keinginannya, dan juga keinginan ke-dua orang tuanya secara bersamaan.
Namun saat ini situasinya sudah berbeda, ada nyawa kecil di rahim sana yang harus ia jaga dan di beri status yang jelas di mata hukum dan negara.
Itu sebabnya ia harus secepatnya menikah dengan sana namun sayangnya sana tidak akan mau menikah dengannya kalau status dirinya masih menjadi suami dari mina.
Dan satu-satunya jalan agar sana mau menikah dengannya adalah dengan cara menceraikan mina
Sementara itu sana yang sudah berada di kamar miliknya, menatap jengah pada Pak ardi yang sedari tadi memohon padanya untuk pindah ke kamar dahyun
"Pak, sudah aku katakan aku tidak mau satu kamar dengan dahyun!" untuk kesekian kalinya sana mengatakan hal tersebut, mungkin saat ini bibirnya sudah mengeluarkan busa karena mengatakan sesuatu berulang kali.
"Tapi Nona, aku bisa dimarahi oleh Tuan dahyun karena tidak menjalankan perintahnya." Pak ardi berusaha membujuk sana.
"Pak ardi tenang saja! Dahyun tidak akan memarahi Pak ardi, percayalah padaku." sana masih tetap pada pendiriannya, untuk tidak satu kamar dengan pria brengsek itu. Lebih baik ia tinggal di kolong jembatan, jika harus tidur satu ranjang dengan dahyun
"Tapi Nona—"
"Ada apa ini?" Dahyun menatap tajam pada pak ardi karena sudah berani berdebat dengan sana, dan juga tidak melakukan perintahnya dengan membawa wanitanya ke dalam kamar pribadinya.
"Tu-tuan Nona sana—" Pak ardi yang ketakutan tidak berani melanjutkan perkataannya.
"Aku tidak mau satu kamar denganmu." sana berkata dengan ketus.
Dahyun menatap sana dengan intens lalu menghela napasnya, ia harus bisa bersabar menghadapi sana mengingat wanitanya itu sedang mengandung anaknya.
"tinggal kami!" perintah dahyun
"Baik tuan." Pak ardi segera berlalu dari tempat tersebut.
Setelah melihat Pak ardi pergi dahyun segera menarik tangan sana menuju tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]POSSESSIVE YOUNG MASTR
Romance⚠ PASTIKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, AGAR AKU SEMANGAT BUAT CERITA!! ⚠ [SAIDA] Dahyun seorang pria yang sukses di usia mudanya membuat dia banyak di incar para wanita akan tetapi dia memiliki trauma akan yang namanya cinta dan mungkin dalam hidup...