9

466 87 11
                                    

Sana yang berjalan keluar dari gedung perkantoran Intel Group terus mengumpat perbuatan dahyun kepadanya. Sana bahkan tidak peduli, kalau saat ini dirinya di tatap dengan padangan aneh oleh orang-orang di sekitarnya. Karena berbicara pada diri sendiri, dengan segala umpatan kasar dari mulutnya.

"Dia pikir dia siapa? Seenaknya berbuat hal itu padaku! Hanya untuk membuktikan dirinya itu bukan seorang Gay." gerutu sana dengan mulut yang terus mengumpat pada dahyun

"Memangnya siapa yang bukan gay?" tanya sebuah suara dari belakang.

"Siapa lagi kalau bukan Tuan Dahyun Mahendra! Dia itu pria aneh dan gila." sana menjawab dengan suara yang ketus. Berjalan dengan cueknya tanpa peduli sekitarnya, namun langkahnya terhenti saat menyadari ada sesuatu yang salah.

Dengan cepat sana membalikkan tubuhnya, wajahnya langsung terkejut saat melihat seorang pria tampan yang sedang tersenyum kepadanya.

"A-anda?" sana menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Sana sangat hapal betul siapa pria yang berdiri di depannya. Pria yang ada di ruangan dahyun

"Wow, kau berani sekali menghina dahyun!" chaeyoung tersenyum, lalu berjalan menghampiri wanita yang sedari tadi di tunggunya di depan perusahaan Intel Group.

"Apa kau tidak pernah mendengar? Seorang dahyun tidak akan segan-segan memasukkan seseorang ke dalam jeruji tahan, bagi siapapun yang berani menghinanya."

Sana menelan salivanya dengan berat. "A-aku tidak menghinanya, aku hanya berkata yang sebenarnya." Sahut sana berusaha untuk tenang dan tidak terlihat takut.

Chaeyoung terdiam sesat, menelisik wajah wanita yang ia tahu bernama sana. "Kalau begitu, kita tanyakan saja pada tuan dahyun Mahendra! Apakah perkataan nona yang tadi itu sebuah hinaan atau bukan?" chaeyoung mengambil ponselnya, berpura-pura hendak menghubungi teman baiknya.

"Tunggu tuan!" sana menahan pergelangan tangan pria tersebut. Pria yang kalau tidak salah ingat bernama chaeyoung.

Dan kemungkinan besar, chaeyoung sangat dekat dengan dahyun. Karena sudah dua kali pria itu ada di ruang dahyun. "Aku mohon anda jangan memberitahu tuan dahyun!" pinta sana

Chaeyoung tersenyum sambil menatap tangan sana yang ada di pergelangan tangannya.

Sana yang tersadar oleh tatapan chaeyoung, dengan cepat menurunkan tangannya. "Maaf ... " lirih sana

"No problem." chaeyoung menaruh kembali ponselnya ke dalam saku celananya. "Baiklah, aku tidak akan menghubungi dahyun. Tapi ada syaratnya!" chaeyoung tersenyum licik.

"Apa syaratnya?"

"Syaratnya mudah, kau harus menemaniku makan siang!" sahut chaeyoung

Sana terdiam sambil menelisik pria tersebut dari atas sampai bawah. "Sepertinya dia pria yang baik dan tidak berbahaya." Gumam sana dalam hati.

"Bagaimana?" tanya chaeyoung

"Hanya makan siang bukan?"

"Ya, hanya makan siang. Dan kau tenang saja aku ini pria yang baik." chaeyoung tahu kalau wanita yang ada di depannya terlihat sangat berhati-hati.

"Baiklah, tapi – "

"Tapi apa?" chaeyoung mengerutkan keningnya.

"Tapi anda yang bayar, karena aku tidak punya uang." Ucap sana tanpa rasa malu sedikitpun.

"Hahaha, oke aku yang akan mentraktirmu makan siang." chaeyoung mempersilahkan sana untuk masuk kedalam mobilnya.

.

The Forest by Wyl's.

Sana yang sudah duduk di dalam restauran The Forest by Wyl's, menatap ke sekeliling restauran dengan tatapan mata yang takjub.

[END]POSSESSIVE YOUNG MASTRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang