Perusahaan Intel grup.
"Bagaimana Juno?" tanya dahyun pada asisten pribadinya, karena hasil pemeriksaan surat wasiat peninggalan kedua orang tuanya sudah keluar.
"Tuan, surat wasiat itu-" Juno terdiam ia bingung harus mengatakan apa pada tuannya.
"Apa hasilnya? Apa surat itu palsu?" tanya dahyun dengan bersemangat.
"Surat wasiat itu asli tuan." Jawab juno dengan menundukkan kepalanya.
"What? Bagaimana bisa? Kau pasti salah membaca hasilnya?" Dahyun mengepalkan kedua tangannya, menahan rasa amarah yang mulai menyelimuti hati dan pikirannya. Ia tidak bisa menerima kalau surat wasiat dari orang tuanya itu adalah asli.
"Maaf tuan..." hanya itu yang bisa Juno katakan, ia tahu saat ini tuannya pasti sedang merasakan kekecewaan yang teramat dalam atas hasil pemeriksaan surat wasiat kedua orang tuanya.
Argh...
Dahyun melempar semua barang yang ada di atas mejanya, ia tidak menyangka jika surat wasiat itu asli milik kedua orang tuanya yang sudah meninggal.
"Ini tidak mungkin, Juno. Aku bahkan tidak pernah tahu dengan keberadaan surat wasiat tersebut." Dahyun meremas rambutnya dengan kasar, ia benar-benar tidak menyangka jika kedua orangtuanya benar-benar sudah menjodohkannya dengan mina anak dari sahabat kedua orangtuanya.
"Jadi bagaimana tuan? Apa yang akan Anda lakukan? Apa Anda tetap akan menikahi Nona sana dan mengabaikan isi surat wasiat Tuan dan nyonya besar?"
Dahyun terdiam tidak bisa berkata-kata semua rencana yang sudah di rancangannya kini terasa ragu untuk dijalaninya.
Untuk menikah dengan sana itu pasti ia lakukan, karena dahyun sangat mencintai wanitanya.
Tapi untuk mengabaikan isi surat wasiat kedua orangtuanya, entah mengapa ia menjadi sangat ragu. Apakah dahyun tega mengabaikan satu-satunya permintaan kedua orang tuanya yang sudah meninggal dunia.
"Tuan jadi bagaimana?" tanya Juno kembali.
"Aku tetap akan menikah dengan sana dan untuk masalah mina aku akan memikirkannya nanti." Jawab dahyun.
"Baik tuan," ucap Juno
Drt... drt...
Juno menatap ponselnya yang berdering lalu mengangkatnya.
"Tuan, di bawah ada Tuan siwon dan Nona mina." Ucap Juno setelah menutup ponselnya.
"Biarkan mereka masuk!" perintah Dahyun
"Baik tuan." Juno pun memerintahkan karyawannya untuk mengijinkan siwon dan mina masuk.
"Dahyun..." seru mina berjalan mendekati laki-laki pujaannya itu, lalu tanpa segan-segan memeluknya.
Dahyun terdiam sesaat lalu melepaskan pelukan mina, siwon yang melihat semua itu sempat menghela napasnya dengan berat.
Ia dapat melihat dengan jelas kalau dahyun merasa risih dan tidak suka dengan apa yang dilakukan mina
"Bagaimana kau akan bahagia sayang, jika pria yang akan menjadi suamimu nanti tidak mencintaimu sama sekali." Gumam siwon dalam hati.
"Uncle silahkan duduk!" Dahyun berusaha untuk tetap sopan pada sahabat baik kedua orang tuanya.
Siwon mengangguk lalu duduk di atas sofa, mina pun ikut duduk di samping Daddy nya.
"Jadi bagaimana Dahyun? Bukankah keaslian surat wasiat itu sudah terbukti." tanya siwon to the point.
Dahyun terdiam tidak tahu harus menjawab apa.
"Dahyun aku sangat mencintaimu, dan saat tahu kalau kita sudah dijodohkan oleh kedua orang tua kita aku sangat bahagia." mina menggenggam tangan dahyun yang duduk di hadapannya.
"Tapi aku tidak mencintaimu mina." Ucap dahyun dengan sangat tegas.
"Aku tidak peduli hyun! Bagiku yang penting bisa memilikimu itu sudah cukup membuat aku bahagia." Sahut mina dengan tersenyum.
Siwon yang mendengar perkataan putrinya sampai menggelengkan kepalanya, ia tidak mengerti dengan jalan pemikiran putrinya yang sangat keras kepala.
"Dahyun, uncle tidak akan memaksa kau untuk menjalankan surat wasiat dari kedua orang tua mu. Tapi-"
"Daddy kenapa kau bicara seperti itu?" sela mina dengan raut wajah yang terlihat sangat kesal.
"Sayang... Daddy belum selesai berbicara." siwon menghela napasnya lalu menatap kembali pada dahyun.
"Tapi apa kau tega melihat keinginan kedua orang tuamu yang sudah meninggal tidak bisa terwujud."
Deg..
Perkataan siwon semakin membuat hati dahyun merasa sangat bersalah, sejak dulu dia tidak pernah melakukan sesuatu untuk kedua orang tuanya. Dan di saat kedua orang tuanya sudah meninggal, apakah dia juga tidak bisa mengabulkan keinginan terakhir mereka.
Dahyun yang terdiam tampak terus berpikir dan akhirnya ia mengambil keputusan yang dirasanya paling tepat untuk saat ini.
"Aku mau melaksanakan permintaan kedua orang tuaku untuk menikah dengan mina.. tapi ada satu hal yang mau tidak mau harus kalian terima." Ucap dahyun
"Apa itu hyun?" mina menautkan kedua alisnya.
"Aku akan menikahi mina tapi aku juga akan menikahi kekasihku."
"Apa!?" pekik mina dengan wajah yang terkejut.
"Dahyun apa maksudmu?" tanya siwon yang mulai emosi.
"Aku mempunyai kekasih yang sangat aku cintai dan sebentar lagi aku akan menikah dengannya." Jawab dahyun.
"Jadi mina harus mau menerima statusnya yang hanya akan menjadi istri kedua ku."
"Tidak! Aku tidak setuju." Ucap siwon dengan sangat tegas, mana mungkin ia membiarkan putri tercintanya hidup dalam sebuah pernikahan yang rumit seperti itu.
Dan yang lebih parahnya lagi, mina bahkan hanya dijadikan istri kedua oleh dahyun
"Tapi aku bersedia menjadi istri kedua dahyun." Sela mina dengan tatapan tajamnya pada Daddy nya
Kedua tangannya mencengkram erat ujung pakaiannya untuk menahan amarah yang ada dihatinya, sejak mendengar perkataan dahyun yang hanya menjadikan dirinya sebagai istri kedua.
"Tidak mina, Daddy–" siwon tidak lagi melanjutkan perkataannya, saat melihat kedua mata putrinya yang sangat tajam.
"Karena mina sudah mau menerima semuanya, jadi silahkan kalian persiapkan acara pernikahannya." Ucap dahyun dengan datar tanpa ekspresi apa pun di wajahnya.
"Jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan silahkan kalian keluar! Karena aku masih banyak pekerjaan." Dahyun mengusir siwon dan mina secara halus.
Siwon yang sangat marah karena di perlakukan secara tidak sopan oleh dahyun langsung beranjak keluar dari ruangan tersebut sambil menarik tangan putrinya.
"Tuan apa Anda serius dengan perkataan yang tadi?" tanya Juno dengan wajah yang tak percaya, jika tuannya itu mau menikahi dua wanita sekaligus.
"Aku serius." Dahyun merebahkan punggungnya di kursi kerja, lalu menatap pada langit-langit ruangannya.
"Tapi jika Nona sana tidak bersedia untuk dipoligami bagaimana?"
"Dia harus mau!" jawab Dahyun singkat.
"Pergilah Juno! Aku ingin sendirian." Dahyun menutup kedua matanya.
"Baik tuan." Juno segera keluar dari ruang kerja tuannya, ia tahu saat ini tuannya sedang merasa bingung dan sedih.
Sementara itu dahyun yang masih menutup kedua matanya, membayangkan wajah cantik sana yang pastinya akan bersedih jika mengetahui semuanya ini.
"Maafkan aku, san." Lirih dahyun dan tanpa terasa air mata menetes di kedua pipinya sungguh ia tidak ada niatan sama sekali untuk melukai hati sana.
Namun Dahyun mau tidak mau harus bersikap egois untuk bisa mewujudkan semuanya. Menjadikan sana sebagai seorang istri yang sangat dicintainya dan menjadikan mina sebagai istrinya hanya untuk mengabulkan keinginan terakhir kedua orang tuanya.
Gimana tu dahyun mau punya dua istri? Ada yang mau daftar lagi jadi istri dubu?
Jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]POSSESSIVE YOUNG MASTR
Romance⚠ PASTIKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, AGAR AKU SEMANGAT BUAT CERITA!! ⚠ [SAIDA] Dahyun seorang pria yang sukses di usia mudanya membuat dia banyak di incar para wanita akan tetapi dia memiliki trauma akan yang namanya cinta dan mungkin dalam hidup...