11

541 91 14
                                    

Intel Group.

Dahyun yang sedang duduk di tempat kerjanya, menatap pada berkas yang ada di tangannya. Semua huruf dan angka-angka yang tertulis di berkas tersebut dibacanya dengan sangat teliti. Dahyun adalah pria yang sangat pintar jadi dengan waktu yang cepat dirinya bisa menyelesaikan sebagian berkas yang menumpuk di mejanya.

"Tuan, sudah dua kali pengacara dari tuan siwon meminta waktu untuk bertemu dengan anda." Ucap Juno disela-sela tugasnya memeriksa kembali berkas yang sudah di tanda tangani oleh tuannya.

"Pengacara tuan siwon?" gumam dahyun menghentikan kegiatannya. "Seingat aku, kita tidak punya urusan bisnis dengan perusahaan milik Tuan siwon?"

"Memang tidak ada tuan! Beliau mengatakan ingin bertemu karena ada urusan pribadi dari tuan siwon yang sangat penting yang harus disampaikan pada anda. Maka dari itu mereka meminta waktu untuk bertemu." Jelas Juno

Dahyun terdiam sesaat ia merasa sangat aneh dengan apa yang di dengarnya. Kenapa siwon atau yang sering dirinya panggil Uncle siwon meminta waktu untuk bertemu dengannya.

Jika memang urusan pribadi, biasanya siwon akan langsung menghubungi dirinya atau langsung datang ke mansion miliknya.

"Kau atur waktu pertemuan." Perintah dahyun

"Baik tuan."

Lalu dahyun kembali fokus pada semua kerjaannya dengan dibantu oleh Juno. Dahyun menyelesaikan semuanya dengan lebih cepat.

"Juno, coba kau periksa cctv mansionku. Lihat apa yang sedang dilakukan sana?" perintah dahyun tanpa menatap pada Juno. Mata dan tangannya sedang sibuk dengan laptop yang ada didepannya.

Juno lalu mengambil handphone milik dahyun yang sudah terhubung lewat PC. Lalu membukanya. "Mampus, kalau tuan dahyun marah lagi, bisa-bisa hukuman lembur aku ditambah jadi dua bulan." Gumam Juno, menatap dahyun yang terlihat masih sibuk di depan laptopnya.

"Bagaimana? Sana sedang apa?" Dahyun mengulangi pertanyaannya.

"Nona sana sedang, ... " Juno menggantung ucapannya.

Mendengar perkataan Juno yang menggantung, membuat seorang dahyun curiga. Dengan cepat dahyun merebut handphone miliknya dari tangan juno

"Kurang ajar!" umpat dahyun menatap kesal layar handphone miliknya.

.

Sementara itu di mansion Mahendra

"Tuan, apa kau yakin akan menunggu tuan dahyun?" sana menatap pada teman tuannya

"Kenapa kau masih memanggilku tuan? Aku sudah katakan panggil namaku saja!" Sahut chaeyoung

"Baik tuan, eh chaeng." sana tersenyum kaku.

"Nah, seperti itu kan enak didengar." chaeyoung menatap sana dengan intens.

Sana yang merasa ditatap dengan tatapan intens oleh seorang pria tampan membuatnya merasa sangat gugup dan salah tingkah.

"Tuan, eh chaeyoung Lebih baik anda ke kantor tuan dahyun saja! Jika menunggu di sini pasti lama, karena tuan dahyun pulang sore hari." sana yang sudah tidak sanggup ditatap seperti itu, hanya bisa menundukkan kepalanya. Entah mengapa jantungnya berdebar begitu kencang, dan wajahnya terasa sangat panas.

"Kau mengusirku?" chaeyoung bertanya dengan mengerutkan keningnya.

"Tidak, bukan begitu maksudku." sana menatap wajah chaeyoung.

"Aku hanya tidak ingin kau kelamaan menunggu, siapa tahu ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan tuan dahyun."

Chaeyoung tersenyum tipis menatap wajah sana yang terlihat memerah. "Kau tenang saja tidak ada hal yang sangat penting. Aku hanya ingin berkunjung ke mansion dahyun karena sudah lama aku tidak berkunjung ke mansion sahabatku."

[END]POSSESSIVE YOUNG MASTRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang