Setelah perbincangan dengan sedikit perdebatan yang terjadi diantara dahyun dan siwon akhirnya Dahyun mengijinkan siwon untuk bertemu dengan wanitanya.
Karena siwon mengatakan hanya ingin memastikan sesuatu yang sangat penting dan berjanji tidak akan melukai sana sedikit pun.
Dan disinilah sana berada, duduk diantara tiga pria yang ada di ruang tamu mansion Mahendra dengan perasaan yang sangat gugup.
Sementara itu siwon yang merasa bahagia karena bisa bertemu kembali dengan sana, sampai tidak mengedipkan matanya sedikit pun hingga membuat dahyun marah.
Ehem..
Dahyun berdeham dengan keras sambil menatap tajam pada siwon
"Waktu Anda hanya sepuluh menit dari sekarang." Dahyun menatap jam yang ada dipergelangan tangan.
Siwon menatap dahyun sesaat lalu menatap pada sana
"Bagaimana kabarmu?" siwon menatap intens wajah sana, wajah yang sudah satu bulan lebih dirindukannya bahkan mungkin wajah yang selama belasan tahun dirindukannya.
"Kabarku baik." sana menjawab dengan gugup karena ditatap tajam oleh dahyun
"Syukurlah." siwon kemudian mengambil foto-foto masa kecil sana, serta foto terakhir putrinya sebelum kecelakaan itu terjadi dan menyerahkannya pada sana "Coba kau lihat! Apakah ada yang kau ingat."
Sana menatap satu persatu foto yang di berikan oleh siwon ayah dari mina dan mata sana langsung membelalak saat melihat foto yang sangat dikenalnya.
"Bukankah ini?" sana menatap kearah siwon dengan wajah yang terkejut.
"Kenapa ada aku di foto ini?" tanya sana dengan bingung saat melihat wajah dirinya saat berusia sekitar tujuh tahunan.
Deg..
Seketika itu juga siwon mengambil foto yang ada ditangan sana dan senyum bahagia langsung menghias di wajahnya saat melihat foto itu adalah foto fani dua hari sebelum kecelakaan terjadi.
"Sudah aku duga kau adalah fani ku." Tangan siwon bergetar dan air mata mulai mengalir dari kedua sudut matanya.
"Dahyun..." sana menatap dahyun mencoba mencari tahu kenapa siwon menangis dan menyebut dirinya fani.
Sementara dahyun yang sama bingungnya dengan sana langsung mengambil semua foto-foto yang ada di tangan sana dan siwon. Ia ingin tahu kenapa siwon menangis setelah sana mengatakan ada wajahnya di dalam foto tersebut.
"Apa maksud Anda tuan siwon?" tanya dahyun setelah ia tidak menemukan jawabannya.
"sana adalah putriku yang hilang."
Deg..
Sana dan dahyun begitu terkejut, hingga saling menatap dalam diam.
"Kau fani, putri sulung ku yang hilang." siwon yang sudah tidak bisa lagi menahan kerinduannya segera mendekat dan memeluk sana dengan erat.
"fani putriku kau masih hidup." siwon menangis dengan terisak. Kerinduan, kegelisahan, kesedihan, keputusasaan, selama belasan tahun lamanya mengalir melalui air matanya. Akhirnya putri sulungnya yang menghilang karena kecelakaan bisa ditemukan dengan keadaan sehat walafiat tanpa lecet sedikitpun.
Sementara sana yang masih terkejut dengan apa yang didengarnya, hanya diam tanpa membalas pelukan siwon sama sekali. Logikanya berkata tidak mungkin seorang siwon adalah orang tuanya, karena ia tahu jelas siapa ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal dunia.
"Tuan sepertinya Anda salah orang, aku—"
Siwon mengurai pelukannya dan menatap mata sana dengan intens. "Aku tidak mungkin salah orang, kau lihat ini!" siwon mengambil foto istrinya yang ada di dalam amplop dan memberikannya pada sana.
"Ini..." sana menatap dengan wajah yang terkejut, saat melihat seorang wanita yang sangat mirip dengannya.
"Dia istriku, Ibu yang melahirkan mu." siwon membelai wajah sana dengan perlahan.
"Dahyun..." tangan sana bergetar hebat.
Dahyun dengan segera mengambil foto itu dari tangan sana dan langsung terkejut saat melihat foto tersebut. Wanita itu sangat mirip dengan sana dan yang membedakan mereka adalah usia keduanya.
"Kau sudah percaya sekarang?" siwon kembali memeluk sana dengan erat.
"Ini tidak mungkin!" Dahyun memaksa siwon untuk melepaskan pelukannya pada sana
"Apa rencana Anda Tuan siwon? Apa yang sedang direncanakan oleh kau dan mina untuk memisahkan aku dengan sana?"
"Dahyun, Uncle tidak punya rencana apa pun untuk memisahkan kalian. Sana benar-benar putriku fani yang menghilang belasan tahun yang lalu." siwon berusaha meyakinkan dahyun.
Dahyun yang masih terkejut dengan semua itu, berusaha untuk berpikiran jernih. Bagaimana bisa sana wanita yang sangat ia cintai adalah putri siwon yang menghilang, dan itu artinya sana adalah kakak dari mina sekaligus kakak iparnya.
"Kalian sengaja melakukan semua ini untuk menghasut sana dan mengunakan ikatan Kakak dan adik untuk memisahkan kami." Geram dahyun
"Tidak dahyun...!" siwon berusaha menahan emosi pada pria yang sudah ia anggap sebagai putranya.
"Jika aku mempunyai rencana jahat dan ingin memisahkan kalian, untuk apa aku membawa dokter salman kemari?
"sana kau percaya padaku bukan? Kau adalah fani." lanjut siwon sambil menggenggam tangan sana
"Aku tidak tahu." Ucap sana dengan jujur karena ia masih bingung dengan semuanya.
"Tadi tuan mengatakan kalau putri Anda hilang saat kecelakaan?" tanya sana
Siwon menganggukkan kepalanya, lalu menceritakan kembali kejadian lima belas tahun yang lalu. Kejadian di saat istri dan putrinya mengalami kecelakaan mobil yang dahsyat, hingga membuat istri tercintanya meninggal di tempat.
Sedangkan jasad fani tidak pernah ditemukan dan hilang begitu saja dari tempat kejadian.
Siwon pun menjelaskan ia membawa dokter salman untuk mengambil sampel darah sana untuk dilakukan tes DNA, agar semuanya menjadi jelas dan pasti jika sudah mempunyai bukti yang akurat.
"Tidak boleh! Sana ku sedang hamil aku tidak ingin bayi kami kenapa-kenapa." Ucap dahyun dengan tegas.
"Hamil?" siwon begitu terkejut.
Sana menganggukkan kepalanya sambil mengelus perutnya yang terlihat masih datar. Siwon yang melihatnya langsung tersenyum bahagia walaupun ada sedikit kesedihan saat mengingat bagaimana terlukanya mina saat mengetahui kalau sana tengah mengandung.
"Tuan dahyun kami hanya mengambil sedikit darah dari Nona sana, jadi tidak akan mengganggu kehamilannya." Ucap dokter salman
"Tidak boleh!" Dahyun berkata dengan sangat tegas, ia tidak ingin sana melakukan tes DNA karena dia takut kalau sana ternyata memang benar anak dari siwon.
Dahyun takut mina akan mengambil keuntungan dari situasi ini untuk memisahkan dirinya lewat sana.
"Kalau begitu kita ambil rambut dari Nona sana saja, karena itu pun bisa dijadikan sampel untuk tes DNA. Bagaimana Nona sana?" tanya dokter salman
Dahyun langsung menatap pada sana yang sudah menyetujui untuk melakukan tes DNA, sana sendiri menyetujui apa yang diminta oleh dokter salman, karena ia merasa tidak tega melihat wajah siwon yang kecewa jika sana menolak melakukan tes DNA.
Setelah mendapatkan persetujuan dari sana, dokter salman segera menjalankan tugasnya dengan mengambil beberapa helai rambut sana dan langsung memasukkan ke dalam kantung.
Setelah semuanya selesai siwon pun segera pamit pulang, ia harus mengurus sesuatu yang sangat penting yang berhubungan dengan sana, mina, dan dahyun.
Siwon tidak ingin melihat mereka bertiga berada dalam lingkaran hubungan yang tidak ada akhirnya dan saling melukai satu dan lainnya. Apa lagi saat ini sana sedang mengandung anak dahyun dan ia akan meluruskan semuanya sebelum terlambat.
Maaf kalo typo
Gimana menurut kali sana beneran anak siwon apa bukan?
Jangan lupa vote ya
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]POSSESSIVE YOUNG MASTR
Romance⚠ PASTIKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, AGAR AKU SEMANGAT BUAT CERITA!! ⚠ [SAIDA] Dahyun seorang pria yang sukses di usia mudanya membuat dia banyak di incar para wanita akan tetapi dia memiliki trauma akan yang namanya cinta dan mungkin dalam hidup...