24

485 81 4
                                    

Perusahaan son.

Chaeyoung yang sedang duduk di atas kursi kerja, menatap kearah sahabatnya yang berjalan masuk ke ruangnya bersama dengan Juno.

Tadi siang sebenarnya chaeyoung merasa sangat terkejut, saat Juno mengatakan dahyun ingin bertemu dengannya sore ini juga.

Itu sebabnya chaeyoung membatalkan janjinya yang ingin menjemput sana dan memilih untuk menunggu kedatangan dahyun di perusahaannya.

"Ada angin apa seorang Dahyun Mahendra datang mengunjungi Perusahaan son?" chaeyoung berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri sahabatnya.

"Apa aku tidak boleh mengunjungi Perusahaan sahabat aku sendiri?" Dahyun balik bertanya dengan sinis, dan langsung duduk di atas sofa yang ada di ruangan tersebut, walau belum mendapat ijin dari sang pemiliknya.

"Wow... aku sangat terharu mendengarnya." chaeyoung tersenyum tipis, ikut duduk di samping dahyun.

"Aku kira kau itu sudah lupa pada sabahatmu ini."

"Ck, mana mungkin aku lupa dengan sahabat sepertimu!" Dahyun menepuk pundak chaeyoung dengan keras.

Gleg..

Dengan susah payah chaeyoung menelan salivanya, entah mengapa ia merasakan sesuatu yang tidak enak setelah mendengar perkataan dahyun.

ia menatap wajah sahabatnya yang terlihat datar tanpa ekspresi apa pun, dengan sorot mata yang tajam menatap dirinya seolah-olah adalah mangsa yang sangat menggiurkan.

"Te-tentu saja kau tidak akan bisa lupa pada sahabatmu ini, karena aku adalah seorang sahabat yang tidak akan—"

"Berkhianat?" Potong dahyun dengan tajam.

Gleg..

Lagi-lagi dahyun menelan salivanya dengan susah, ia jadi semakin yakin kalau kedatangan dahyun pasti mempunyai maksud tertentu.

"sana?Apa dahyun sudah mengetahui jika yang menolong sana adalah aku?" gumam chaeyoung dalam hati berusaha untuk tidak gugup.

"Tentu saja, mana mungkin aku berkhianat! Apalagi mengkhianatimu!" chaeyoung tersenyum kaku berusaha menghilangkan kegugupannya.

"Ya, aku percaya itu." Dahyun tersenyum sinis. "Baiklah aku rasa basa-basi diantara kita sudah cukup, aku kemari hanya ingin mengatakan mulai detik jangan mencampuri urusan aku dengan sana! Dan jauhi wanitaku!" Ucap dahyun dengan tegas.

"Mencampuri urusan kau dengan sana? Apa maksudmu? Aku tidak mengerti?" tanya chaeyoung dengan berbohong. "Shit! Ternyata dia sudah mengetahui keberadaan sana." Umpat chaeyoung dalam hati.

"chaeyoung aku tahu kau mengerti dengan jelas apa yang aku katakan!" sahut dahyun dengan sorot mata yang tajam.

Chaeyoung yang memang mengerti apa yang dikatakan oleh dahyun, kini menghela napasnya dengan berat. "Sejak kapan kau mengetahui keberadaan sana?"

"Sejak satu Minggu setelah dia menghilang." Jawab dahyun.

"What? Bagaimana bisa?" pekik chaeyoung dengan wajah yang terkejut.

"Tentu saja aku bisa, karena aku Dahyun Mahendra." Dahyun tersenyum bangga

"Cih ..." chaeyoung tersenyum sinis. "Kau sudah menemukan sana sejak lama, tapi kenapa kau tidak datang menjemputnya?" tanya chaeyoung penasaran, karena setahu dirinya dahyun adalah orang yang sangat posesif, jadi tidak mungkin jika dahyun sudah menemukan sana tapi tidak membawa wanita itu kembali.

"chaeyoung aku datang kemari bukan untuk menjelaskan apa pun padamu." Sahut dahyun dengan ketus.

"Jadi sekali lagi aku katakan padamu, jangan mencampuri urusan kami lagi! Dan jauhi sana!" Dahyun berdiri dari duduknya hendak pergi dari ruangan tersebut.

[END]POSSESSIVE YOUNG MASTRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang