MENGANDUNG KATA-KATA KASAR!
AWAS TYPO MENODAI MATA!Kedua mata Eljio bergulir kesana kemari saat melihat tempat yang sedang dia singgahi, sebuah Mansion mewah yang di kelilingi oleh sungai kecil dan pepohonan rindang di sekitarnya. Benar-benar asri, seperti tempat wisata di luar Negeri.
"Rumah siapa bang, gede bener njir." tanya Eljio sambil menyentuh beberapa pajangan mahal.
Krisar tersenyum miring. "Abanglah." jawab Krisar dengan ekspresi sombong kearah Eljio.
"Idih! Jangan ngaku-ngaku deh bang, ketahuan bohongnya nanti nangesss!"
Krisar mengacak rambut Eljio dengan gemas, sampai suara seseorang mengagetkannya.
"Kenapa kamu sudah pulang? Astaga Akhtar kamu culik anak siapa!"
Krisar menoleh, disana dia melihat sang ibu sedang memincingkan kedua matanya kearahnya sambil memegang kemoceng.
"Mamih kenapa ada di rumah?"
Mendengar pertanyaan sang anak, Kristal tentu saja marah. Kenapa dia ada di rumah, tentu saja karena ini rumahnya.
"Mau Mamih jewer kamu, itu tu anak siapa hah! Maen ajak bolos aja gimana kalau orang tuanya nyariin."
Kristal langsung mendekat sambil mengacungkan kemoceng kearah Krisar, sampai anak itu mengangkat kedua tangannya. Seolah-olah meminta ampunan kepada sang ibu.
"Woah! Ternyata malaikat maut gue takut sama emaknya, hahaha bisa gue jadiin senjata rahasia nih." batin Eljio.
Kristal maju dan mengamati wajah Eljio, beberapa detik kemudian wanita itu memekik gemas sambil mendorong Krisar menjauh dari sisi Eljio. Kristal mengusap pelan pipi putih Eljio sambil menahan pekikan gemasnya, dia heran bagaimana mungkin ada remaja laki-laki yang memiliki paras tampan dan menggemaskan.
"Ututututu anak siapa sih ini." ucapnya sambil mencubit kedua pipi Eljio.
Eljio meringis saat melihat ekspresi ibu Krisar yang seperti pedofil, mengerikan. Krisar sendiri hanya menghela nafasnya pelan, ibunya memang seperti itu jika di pertemukan dengan hal-hal yang menggemaskan.
"Hadeh tan! Pipi gua ini jangan di mainin makin lebar bahaya nanti, bisa krisis identitas gua." kata Eljio yang hanya berani mengucapkannya di dalam hati.
Kristal menoleh kearah Krisar. "Dapet darimana, jago juga kamu kalau jadi penculik." celetuk Kristal membuat Krisar mendengus kasar, ibunya benar-benar tidak dapat mengontrol kata-katanya jika berbicara.
Nyonya Mahendra itu langsung membawa Eljio ke ruang makan, disana dia banyak menyuguhi Eljio dengan makanan enak.
"Oh iya namanya siapa sayang?" tanya Kristal dengan senyuman ramah di bibir tipisnya.
"Hehe nama saya Eljio tan."
Kristal menggelengkan kepalanya. "Jangan panggil tan, panggil Mamih aja ya." suruhnya membuat Jio mengangguk saja.
Kristal menatap Eljio yang sedang makan dengan gemas. "Haduh lucunya, jadi anak Mamih aja yuk Jio."
Eljio menoleh dan tersenyum canggung. "Gak berani, nanti abang marah."
Kristal tertawa pelan. "Abangnya gak akan marah kok, iya kan bang?" tanya Kristal yang membuat Krisar tentu saja mematung, karena seumur-umur dia belum pernah di panggil abang oleh sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible Figure [Selesai]
FantasyEljio Aldebaran tidak mengira jika dia akan bertransmigrasi ke dalam tubuh remaja bernama Alvaizi Eljio Brawijaya, tokoh figuran di dalam Novel My Life. Yang paling memuakkan Alvaizi bukan figuran yang baik melainkan figuran antagonis yang kisahnya...