MENGANDUNG KATA-KATA KASAR!
AWAS TYPO MENODAI MATA!Eljio duduk di halte sambil mengangkat tangan kanannya untuk menampung tetesan air hujan. Sore ini hujan dan dia terjebak di halte dekat sekolah, Eljio menatap sendu kearah hujan. Dulu jika dia pulang terlambat Samuel pasti akan mencarinya, walaupun pria itu sedang meeting sekalipun. Begitu juga dengan Aldevaro abangnya yang akan memarahinya saat dia sampai di rumah. Benar-benar keluarga yang saling menyayangi satu sama lain.
"Ayah."
Eljio menggigit bibirnya dengan kuat, air matanya meluncur begitu saja. Rasa rindu yang dia pendam benar-benar menyakitkan, anak itu bahkan memegang erat kalung di lehernya.
"Hiks... Anjir kenapa gue nangis, malu-maluin banget anjing." gumamnya.
"Ayah, bunda, abang, kakak, jio kangen. jio takut sendirian di sini."
"Apa gue bunuh diri aja, supaya bisa balik ke tubuh gue tapi kalau gue malah mati gimana." ucapnya lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
Dia menggelengkan kepala, dia tidak boleh berpikiran jelek seperti itu. Jika dia bunuh diri Samuel dan Aluna pasti tidak akan mengikhlaskannya, begitupun dengan Marcela. Perempuan itu pasti akan sangat sedih jika kehilangan sosok malaikat seperti Eljio.
"ELJIOOO!"
Eljio terserentak kaget mendengar teriakkan tersebut, dia menoleh ke kiri dan melihat Marcello berlari kearahnya dengan keadaan basah kuyup. Dia memandang pria paruh baya itu yang kini sudah berada tepat di depannya.
"DASAR ANAK NAKAL! BUKANNYA PULANG MALAH DUDUK SANTAI DI TEMPAT SEPERTI INI!"
Eljio semakin kaget mendengar ucapan Marcello, karena dulu Samuel juga pernah mengatakan hal itu saat menemukannya yang sedang duduk santai di rooftop sekolah.
Marcello langsung menarik tangan Eljio.
"Ayo pulang." ucap Marcello.
Eljio menatap punggung tegap Marcello lalu dia melirik tangannya yang di genggam oleh Marcello. Rasanya hangat, sama seperti genggam tangan Samuel.
Di dalam mobil, suasana begitu canggung. Marcello maupun Eljio tidak ada yang memulai percakapan, bagi Marcello ini adalah pertama kalinya Eljio duduk satu mobil dengannya. Sampai akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya kepada Eljio.
"Bagaimana hari mu di sekolah?" tanya Marcello.
"Biasa saja, tidak ada yang menarik." jawabnya sambil melihat keluar jendela.
Marcello tersenyum miris, bahkan Eljio sama sekali tidak ingin melihat kearahnya. Jika Eljio sampai membenci Marcello, lantas apakah Eljio akan benbenci sosok lain yang pernah berperan sebagai ayah saat dirinya tidak di terima oleh Marcello dan anak-anaknya. Sosok lain, yaitu kakak Marcello yang sangat menyayangi Eljio.
Marcello langsung mengalihkan perhatiannya keluar jendela, kedua matanya tiba-tiba memanas saat mengingat kalimat yang terlontar dari bibir kecil Eljio saat berusia 4 tahun.
"Dadi milip supelhelo, celalu celamatin olang, Al cayaaang Dadi. Becal nanti mau cepelti Dadi. Dadi janji haluc celalu camping Al yaaa, Al akut cendilian. Dadi janji kan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible Figure [Selesai]
FantasyEljio Aldebaran tidak mengira jika dia akan bertransmigrasi ke dalam tubuh remaja bernama Alvaizi Eljio Brawijaya, tokoh figuran di dalam Novel My Life. Yang paling memuakkan Alvaizi bukan figuran yang baik melainkan figuran antagonis yang kisahnya...