MENGANDUNG KATA-KATA KASAR!
AWAS TYPO MENODAI MATA!Marcela yang sudah sembuh, kini sedang berada di dapur bersama dengan Diana. Dia membuat brownies untuk putra bungsunya yang sedang berada di kamar bersama dengan suaminya.
Entah apa yang terjadi dengan kedua orang itu, tapi Marcela senang melihat kebersamaan mereka.
Di kamar Eljio, suasananya tampak hening. Eljio yang sibuk dengan ponselnya dan Marcello yang sibuk menatap Eljio dengan senyuman di bibirnya.
"Apaan dah ini orang senyum-senyum setan."
Eljio berdehem pelan kemudian berdiri, dia lebih baik pergi daripada bersama dengan Marcello. Namun langkahnya semakin cepat saat Marcello mengekorinya.
"APAAN SIH! JANGAN IKUTIN GUE!" teriak Eljio.
"Jio jangan berlari nanti kau terjatuh." Marcello memperingati Eljio yang sekarang sudah berlari, begitupun dengan dia.
Kedua orang itu berlari, sampai membuat anggota keluarga yang lain melotot melihat kebersamaan keduanya yang seperti bermain kucing-kucingan.
"Eljio perhatikan langkah mu!"
Eljio hampir saja terjatuh ke kolam, tapi pergelangan tangannya langsung di tarik oleh Gara.
"Ck, dasar anak nakal."
Eljio terkejut kemudian mendorong Gara. Dia menatap sinis kearah Gara, karena orang ini terlihat mencurigakan.
"Abang ingin bicara." pinta Gara.
Eljio menoleh. "Lagi sibuk." jawabnya.
Gara menghela nafasnya saat melihat Eljio pergi, tapi dia mengernyit bingung saat melihat Marcello tersenyum miring kearahnya seolah-olah sedang mengejek dirinya. Pria tua itu memang menyebalkan, ingin sekali Gara mencakar wajah pria paruh baya itu.
Di sisi lain Eljio berdecak kesal karena Marcello terus mengekorinya, dia jadi menyesal memeluk pria itu. Seharusnya Eljio menendang kakinya setelah itu melarikan diri.
"Anjir lo bisa pergi gak sih, ngekor mulu perasaan."
Tak
"ANJIR SAKIT SETAN!" Eljio memekik saat Marcello menyentil bibir tipisnya lumayan keras.
"Apa kau ingin Daddy hukum."
"Idih apaan sih, udah ah pergi sono ke habitat lo."
Marcello melotot tajam kemudian kembali menyentil bibir tipis Eljio.
"MONYED SAKIT WOI!"
"Sekali lagi kau berkata kasar Daddy jamin bibir kecil mu itu akan rapat selamanya."
Mendengar ancaman Marcello Eljio seketika bungkam, tentu saja dia tidak berani melawan. Selain takut dia juga merasa aneh karena kedekatannya dengan sosok pria yang dulu begitu membencinya.
"Eljio."
"APE LO HAH!" sentak Eljio dengan tatapan sinisnya kearah Marcello yang sedang mengusap dadanya pelan.
"Bisakah kau memanggil Daddy."
Eljio berdecih kemudian mengangguk.
"Bisa-bisa, Marcello Brawijaya kan."
Marcello kembali melotot tajam kemudian langsung mengangkat Eljio ala karung beras ke lantai tiga. Eljio tentu saja tidak terima, anak itu memukul-mukul punggung tegap Marcello.
"Anjing turunin gue!"
"Panggil Daddy dengan benar Alvaizi Eljio Brawijaya."
Buluk kuduk Eljio meremang seketika setelah mendengar suara Marcello, jantungnya berdebar hebat karena takut, apalagi sekarang dia berada di balkon. Dia takut jika Marcello tiba-tiba melemparkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible Figure [Selesai]
FantasíaEljio Aldebaran tidak mengira jika dia akan bertransmigrasi ke dalam tubuh remaja bernama Alvaizi Eljio Brawijaya, tokoh figuran di dalam Novel My Life. Yang paling memuakkan Alvaizi bukan figuran yang baik melainkan figuran antagonis yang kisahnya...