Part 6

56K 5.9K 308
                                    

MENGANDUNG KATA-KATA KASAR!
AWAS TYPO MENODAI MATA!

"Bangun pagi, gosok gigi, masih pagi jadi gak perlu mandi. Haha...."

Jio tertawa renyah sambil berjalan menuruni anak tangga, raut wajahnya sangat terlihat bahagia walaupun masih pucat. Sedangkan pria paruh baya yang sedang membaca berkas di tangannya langsung menoleh dan menatap tajam kearah Eljio.

"Mau kemana kamu?" tanyanya dengan nada dingin yang membuat bulu kuduk Jio meremang seketika.

"Mau go to schoool situ buta ya sampe anak baek yang udah ganteng dan rapih pake baju seragam kayak gini di tanya mau kemana?" ucapnya sambil menunjuk dirinya, mungkin menurut Jio penampilannya rapih tapi menurut orang-orang yang melihatnya, Eljio terkesan seperti anak nakal.

"Siapa yang menyuruh mu sekolah Eljio." Marcello menekan kata Eljio sehingga membuat Jio semakin panas dingin, entahlah tapi aura Marcello saat ini benar-benar mirip dengan aura sang ayah, Samuel Aldebaran.

"Ya guru masa tetangga." ucapnya sambil melangkah pergi melewati Marcello, tapi tiba-tiba tubuhnya di angkat ala karung beras oleh Lucas, si abang sulung.

"HEH JAMET! TURUNIN GUE!"

"Tidak ada sekolah untuk hari ini, kau harus istirahat." Lucas.

"GUE MAU SEKOLAH BUKAN MAU PESUGIHAN! JADI JANGAN LARANG-LARANG GUE!" teriak Jio sambil memukul punggung Lucas.

Lucas langsung menurunkan Jio di atas tempat tidur, tapi karena Jio yang pemberontak. Anak itu berlari turun namun tangan Lucas langsung menarik tubuh kecil itu.

"Percuma sekolah, orang bodoh seperti mu akan tetap bodoh." Lucas pergi keluar, pria itu juga tidak lupa untuk mengunci pintu kamar Jio.

Jio mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, dia sakit hati. Memangnya manusia mana yang rela di sebut bodoh. Jika saja dia memiliki revolver seperti di film dia akan menembak kepala Lucas saat ini juga.

"Lucas bangsat!" umpatnya.

Eljio mengusap wajahnya kasar lalu mengatur nafasnya, anak itu menoleh kearah balkon. Sepertinya hari ini dia harus beralih status dari seorang pelajar menjadi seorang maling.

"Awas aja lo Lucas gue bales nanti." gumamnya lalu segera keluar.

Jio melihat jarak antara balkon kamarnya dengan tanah, ternyata lumayan tinggi juga. Eljio langsung kembali masuk ke dalam kamar dan mencari sesuatu yang dapat dia jadikan tali, tapi tidak ada apapun. Alhasil dia menarik gorden dan mengikatnya menjadi satu.

"Masa bodo toh si tua bangka Marcello holkay jadi masalah gorden kecil." ucapnya.

"Saatnya cosplay jadi maling."

Eljio segera turun dan saat kedua kakinya sudah menginjak tanah, dia segera berlari kearah gerbang. Namun sayang gerbang besar itu di gembok dan dengan terpaksa Eljio memanjatnya.

"ELJIO! JANGAN KABUR KAMU!" teriak Marcello yang berlari mengejar Jio, niatnya akan pergi ke kantor tapi saat melihat siluet anak bungsunya pria itu langsung melemparkan tas kerjanya dengan asal dan mengejar Eljio.

"Lambat kayak siput, oke bapak Marcello terbangsat. Pangeran tampan ini pergi menuntut ilmu." ucap Jio kemudian masuk kedalam taksi dan segera pergi dari depan gerbang Mansion keluarga Brawijaya.

"ALVAIZI ELJIO BRAWIJAYA!"

Teriakkan dan ucapan terakhir yang Jio dengar sampai membuatnya tertawa keras.

"Idih si tua bangka gila, pagi-pagi dah teriak aja di depan gerbang lagi." ucapnya.

"Aduh dek, jangan ngomong kayak gitu. Nanti kualat loh sama orang tua sendiri." kata sang supir taksi.

Incredible Figure [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang