MENGANDUNG KATA-KATA KASAR!
AWAS TYPO MENODAI MATA!Eljio langsung melarikan diri, sebaik-baiknya seorang anak. Yaitu anak yang selalu melarikan diri saat akan di marahi, itulah pikirannya saat ini karena dia sudah muak melawan. Dia ingin istirahat sebentar untuk kemudian besoknya berulah lagi.
"Mode santuy dulu ah." gumamnya sambil merebahkan tubuhnya setelah memberesihkan diri.
Tok tok tok
"Jio buka sayang, Jio harus makan."
Itu suara Marcela namun, Eljio lebih baik berpura-pura tidur saja. Toh dia juga sudah makan di kediaman Mahendra, jadi untuk apa makan kembali.
"Eljio, buka! Atau Daddy dobrak."
Eljio berdecak kesal. "Dobrak aja sekalian, udah tua juga hilih." gumamnya kemudian memasang headset di kedua telinganya.
Musik terdengar mengalun di kedua telinga Eljio, saat sedang galau seperti ini memang mendengarkan musik sedih adalah yang terbaik. Semoga malam ini dia bisa bermimpi indah, apalagi jika memimpikan sedang berlibur di pantai.
"Selamat malam dunia, selamat malam rasa sakit dan selamat malam teman seperjuangan."
Hening sesaat sampai setengah jam kemudian pintu di buka dari luar menggunakan kunci cadangan, Marcello melihat Eljio yang tertidur dengan headset terpasang apik di kedua telinganya, padahal itu jelas-jelas tida bagus.
"Aku melakukan kesalahan lagi." gumamnya.
"Maafkan Daddy, Eljio." gumam Marcello kembali.
Bagaskara mulai terlihat, sehingga seorang remaja yang tidur terlentang kini terbangun dan duduk untuk mengumpulkan nyawanya yang masih belum terkumpul.
"Hah, selamat datang di dunia Novel kembali Eljio Aldebaran." lirih Jio sambil menguap lebar.
Eljio segera bergegas ke kamar mandi, namun saat melihat tanggal ternyata hari ini weekend. Dia bisa bermalas-malasan di kamar selama seharian, namun tiba-tiba pintunya di dobrak kasar dari luar.
Brak!
"ANJENG!" latahnya membuat Gara yang mendengarnya langsung melotot tajam.
"LU KALO BUKA PINTU PAKE HATI DIKIT MONYED! MINTA DI BOGEM YA!"
"Eljio! Jaga kata-kata mu, abang gak suka!" bentak Gara.
"Ck, jangan ngajak bacot mulu dah, gue mau mandi. Sekalian aja nanti kita baku hantam sampe bunuh-bunuhan." ucap Eljio kemudian masuk ke kamar mandi.
Gara mematung. "Padahal abang cuma mau ngajak lari pagi."
Pintu kamar mandi langsung terbuka.
"TUNGGU! GUE MANDI DULU YE! AWAS KALAU LO NINGGALIN GUE SUMPAHIN KAGAK DAPET GANDENGAN!"
Setelah selesai mandi dan bersiap, Eljio langsung turun ke bawah. Dia melihat Marcello di ruang makan dan dia muak, lebih baik nanti dia sarapan di tukang bubur saja. Mumpung ada Gara yang akan mentraktirnya.
"ELJIO SARAPAN TERLEBIH DULU!" teriak Marcello, namun Eljio ya Eljio. Tidak peduli sama sekali, bahkan jika pita suara pria tua bangka itu rusak.
Eljio melihat Gara yang sudah menunggu di depan gerbang.
"Hayuk gas!" ucap Eljio.
"Sarapan?" tanya Gara.
Eljio memutar bola matanya malas. "Nanti aja." jawabnya.
"Sekarang atau tidak jadi." ancam Gara, namun bukannya takut Eljio malah memasang wajah platnya.
"Bodo amat, gue pergi sendiri aja." ucapnya kemudian berlari kecil keluar dari gerbang Mansion Brawijaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible Figure [Selesai]
FantasiaEljio Aldebaran tidak mengira jika dia akan bertransmigrasi ke dalam tubuh remaja bernama Alvaizi Eljio Brawijaya, tokoh figuran di dalam Novel My Life. Yang paling memuakkan Alvaizi bukan figuran yang baik melainkan figuran antagonis yang kisahnya...