MENGANDUNG KATA-KATA KASAR!
AWAS TYPO MENODAI MATA!Samuel Aldebaran, pria itu tetap setia di samping sang anak yang masih betah menutup mata. Air mata seolah menjadi kebutuhan sehari-hari baginya dan keluarganya yang lain, mereka menunggu dan tetap menunggu sampai Eljio kembali membuka kedua mata indahnya. Meskipun waktu yang menjadi jarak, mereka akan tetap menunggu.
"Eljio, kapan bangun." suara parau itu menggema di ruangan yang hanya berisi suara mesin EKG, helaan nafas Samuel kembali terdengar.
"Apakah disana sangat indah, sehingga kau betah nak."
Samuel langsung mendongak saat air matanya hampir menetes keatas punggung tangan sang anak yang ia genggamam erat. Isakan itu terdengar kembali, semakin lama semakin keras.
Aldevaro yang berada di depan pintu hanya mampu mengatupkan bibirnya rapat-rapat saat melihat sang ayah dari jendela kecil yang berada di pintu. Pria searogan Samuel menangis sesenggukan. Awak media pasti akan langsung gempar jika melihatnya.
"Bang, kenapa gak masuk?" suara lembut sang bunda, membuyarkan lamunan Aldevaro. Pria itu menoleh dengan getaran pelan di kedua matanya saat melihat Aluna tersenyum lembut kearahnya, seolah-olah semua baik-baik saja.
"Menunggu." satu kata yang dapat keluar dari mulut pria itu. Aluna sendiri hanya tersenyum menanggapi jawaban anak sulungnya.
Aldevaro menunggu Samuel berhenti menangis, baru dia akan masuk. Bukannya apa, hanya saja Aldevaro tahu jika ayahnya itu tidak suka jika orang lain datang di saat dia sedang menangis.
Di sisi lain Sisilia memegang buku Novel yang saat itu dia rebutkan dengan adiknya. Buku ini sudah banyak kehilangan aksaranya bahkan ada yang sobek, Sisilia langsung menyiram buku tersebut dengan bensin kemudian membakarnya.
Buku berjudul My Life itu menjadi kenangan terakhir dia dan adiknya sebelum kecelakaan, lalu dia membakarnya untuk menegaskan bahwa tidak akan ada kenangan terakhir antara dia dan Eljio.
"Awas! Ada api!" seseorang datang dan menarik Sisilia menjauh dari api.
Sisilia menyentak kasar tangan orang yang menarik pergelangan tangannya.
"Siapa kau?" tanyanya, namun bukannya menjawab. Orang itu hanya melemparkan senyuman manis kearahnya.
"Aku hanya kebetulan lewat. Dan buku itu adalah Novel berjudul My Life kan."
Sisilia terserentak kaget. "Bagaimana kau tahu." tanyanya.
"Mudah saja, ada tanda tangan di sudut jilid buku." orang tersebut menunjuk bagian buku yang belum sepenuhnya terbakar.
"Ya memang benar, lalu apa masalahnya." tanya Sisilia.
Orang itu tertawa pelan dengan kedua matanya yang menyipit tajam.
"Masalahnya itu adalah Novel yang di tulis oleh orang yang paling aku sayangi."
.
.
Tok tok tok
Eljio terserentak kaget saat melihat Marcela berdiri di ambang pintu, wanita itu tersenyum lembut kearahnya. Eljio langsung saja menaruh kalung yang dia temukan di laci meja belajarnya ke dalam saku celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible Figure [Selesai]
FantasyEljio Aldebaran tidak mengira jika dia akan bertransmigrasi ke dalam tubuh remaja bernama Alvaizi Eljio Brawijaya, tokoh figuran di dalam Novel My Life. Yang paling memuakkan Alvaizi bukan figuran yang baik melainkan figuran antagonis yang kisahnya...