Tiga Belas

1.8K 186 4
                                    

Di pagi hari yang cerah ini, semua murid sudah berkumpul di lapangan. berbaris rapi untuk melaksanakan upacara bendera setiap hari senin pagi.

Dengan tertipnya semua murid mengikuti upacara ini. Memakai atribut lengkap agar tak mendapat hukuman yang membuat mereka lelah, namun ada juga yang tidak memakai atribut lengkap.

"Yang tidak memakai atribut lengkap segera maju kedepan!" Perintah seorang guru prempuan berbadan gempal di depan semua murid.

Semua murid yang tidak memakai atribut lengkap maju kedepan dengan santai tanpa rasa malu. Hampir semua yang maju adalah laki-laki dan prempuannya hanya ada satu di barisan itu. Bukannya lupa membawa tapi lebih tepatnya malas karena sudah terbiasa di hukum.

Cia yang melihat rombongan anak-anak nakal itu hanya terdiam sembari matanya terus memperhatikan seorang cowok yang ia kagumi selama 4 tahun ini. Bisa kita tebak siapa cowok itu.

Kepala sekolah naik keatas mimbar kecil yang telah di siapkan oleh pihak sekolah untuk memberi pencerahan sedikit untuk anak muridnya.

Semua murid menghembuskan napasnya lelah. Hampir satu jam mereka mendengarkan cermah kepsek yang itu-itu saja sampai-sampai membuat mereka bosan mendengarnya.

"Dan buat kalian yang tidak memakai atribut lengkap! Setelah upacara selesai jangan pergi kemana-mana! Tetap di dalam lapangan!" Perintah kepsek yang membuat para murid yang tidak memakai atribut lengkap menghela napas berat.

Beberapa menit berlalu dan akhirnya upacara di bubarkan terkecuali yang tak memakai atribut lengkap. Cia berjalan menuju kelasnya namun, sebelum masuk ia menyempatkan untuk pergi kekantin.

Terlihat kantin yang tak terlalu ramai namun ada beberapa orang yang berada di kantin hanya sekedar untuk sarapan atau membolos.

"Bi,air mineralnya satu," pinta Cia pada bibi penjual.

"Ini non," ucap bibi penjual memberikan sebotol air mineral pada Cia.

"Berapa bi?"

"Lima ribu non,"

"Ini," ucap Cia memberikan uang selembar berwarna biru kepada bibi penjual. Tanpa menunggu kembalian gadis itu langsung pergi dari area kantin dan pergi menuju suatu tempat.

Cia berjalan menuju ruangan loker kelas IPS yang bersebelahan dengan ruang loker kelas IPA. Ia berjalan dan membuka pintu loker bernomer 18 yang mungkin sengaja tak di kunci oleh pemiliknya.

Senyum manis terbit di sudut bibir gadis berkepang dua itu. Ia menaruh air mineral beserta sapu tangan miliknya yang berwarna pink kedalam loker yang berisi beberapa buku pelajaran dan kaos olahraga berwarna Biru di dalamnya.

Hampir saja ia lupa. Dengan segera ia mengambil buku note kecil berwarna pink yang berada di dalam saku roknya lalu mengampil pena yang ia taruh di saku bajunya. Cia menulis sesuatu di atas kertas itu, setelahnya ia menaruhnya di samping botol air mineral yang ia beli tadi.

Setelah selesai semunya ia menutup pintu loker. Senyum manis masih terbit di sudut bibirnya, membayangkan jika Sandy meminum air mineral yang ia belikan.

Dengan cepat ia membuyarkan lamunanya sendiri dan pergi dari sana menuju kelasnya takut-takut guru sudah masuk dan ia belum ada di kelas.

Tak lama kepergian Cia, Sandy datang  ke ruang loker untuk mengambil buku pelajarannya yang sengaja ia tinggal di sekolah. Cowok berpakaian urak-urakan itu membuka pintu loker bernomer 18. Dahinya mengeryit saat melihat ada sebotol air mineral dan sapu tangan berwarna pink di dalam lokernya.

Sandy mengambil dua benda itu, ia menatapnya dengan lekat. Dalam hatinya bertanya-tanya, siapa yang naro ini di sini?

Mengedikan bahunya tak peduli lalu ia mengelap keringat di wajahnya dengan sapu tangan entah milik siapa itu lalu meminum air mineral itu sampai setengah botol sangking ia hausnya. Saat ingin mengelap dahinya, Sandy tak sengaja melihat nama di sudut sapu tangan itu.

Gadis Aneh [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang