Dua Puluh Satu

1.3K 142 1
                                    

Awali hari mu dengan basmalah dan awali baca mu dengan vote agar author semangkin semangat buat nulis. Ok pren👌😉

~o0o~
Happy
Reanding
~o0o~


"Nasya!"

Cia yang baru saja keluar dari kelasnya terpaksa memberhentikan langkahnya di ikuti oleh Ayu yang berada di sampingnya. Bisa di bilang mereka temanan namun, Cia tetap saja masih tertutup pada Ayu, tak ingin percaya semudah itu.

Ia membalikan badannya dan mendapati Azzam berlarian menuju kearahnya dan Ayu. Nafasnya terengah-engah, Azzam berusaha menstabilkan nafasnya setelah sampai di hadapan Cia.

"Lo lupa? Pulang sekolah kan kita janjian mau belajar bareng," ujar Azzam setelah nafasnya kembali normal.

"Oh iya. Hampir aja aku lupa," ujar Cia menepuk dahinya. Membuat Azzam tersenyum, rasa ingin mencubit pipi Cia namun, ia tahan.

"Kamu mau ikuy?" Tanya Cia pada Ayu.

"Oh. Hm, sorry gue udah ada janji sama my family, gak enak mau batalin," balas Ayu merasa tak enak.

Cia yang mendengarnya sedikit kecewa, berharap agar Ayu mau ikut bersamanya namun, nyatanya gadis itu ada acara keluarga.

"Oh. Ya udah deh gak papa," lesu Cia tersenyum terpaksa.

"Sorry," kata Ayu tak enak hati.

Ting

Ayu melihat ponsel di genggamannya lalu menatap kearah Cia. "Gue duluan ya, udah di susul soalnya. Sorry sekali lagi," pamit Ayu. Cia mengangguk lesu.

Setelah itu Ayu berjalan meninggalkan Cia bersama Azzam yang masih berdiri di depan kelas.

"Ya udah, yok ke kafe depan buat belajarnya," ajak Azzam mempersilahkan Cia untuk berjalan terlebih dahulu.

Cia mengangguk, membalikan badannya dan berjalan menuju parkiran untuk mengambil sepeda nya yang terparkir di parkiran khusus sepeda.

"Lo bawa sepeda?" Tanya Azzam menunjuk sepeda Cia yang berwarna ping.

"Iya, emangnya kenapa, kak?" Tanya balik Cia.

"Oh. Gak papa," balas Azzam.

"Sini biar gue aja yang bawa," lanjut Azzam mengambil alih sepeda Cia membuat gadis itu terkejut.

Azzam mengambil alih sepeda Cia. Seketika ide cemerlang muncul di benahnya. "Gimana lo gue bonceng aja," ujar Azzam tersenyum cerah pada Cia.

"Hah?!" Seketika otak Cia lodong saat Azzam berkata seperti itu.

"Udah ayok," Azzam menaiki sepeda Cia dan menarik lengan gadis itu agar naik ke jok belakang sepeda miliknya itu.

Cia duduk anteng di belakang. "Pegangan!" Intrupsi Azzam.

"Udah,"

"Mana? Kok enggak kerasa?" Tanya Azzam dan menoleh kebelakang melihat lengan Cia yang berpegangan pada besi di belakang.

Azzam langsung menarik kedua tangan Cia dan ia lingkarkan di pinggangnya membuat gadis di belakangnya ini terkejut.

Tanpa menghiraukan keterkejutan Cia. Azzam langsung mengayuh pedal sepeda Cia dan melaju menuju kafe depan.

Di sisi lain, dua orang cowok yang melihat itu hanya bisa memandang tampa ada niatan untuk menghampiri. Salah satu cowok dengan rambut gondrongnya hanya tertawa mwlihat wajah emosi sahabatnya yang hanya bisa menahan diri agar tak menghajar Azzam.

"Apa gue bilang. Keduluan kan?!" Ujar Zidan di akhiri tawa mengejek Sandy yang hanya terdiam dengan kedua tangan terkepal.

"Mangkanya jangan gengsi jadi orang. Gengsi di gedein! Makan tuh gengsi," ejek Zidan mangkin menjadi.

Gadis Aneh [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang