Dua

3.9K 400 5
                                    

Vote sebelum baca

~o0o~
Happy
Reanding
~o0o~

Di sebuah ruangan serba putih, terlihat seorang gadis berbaring di atas brankar dengan alat medis menunjangnya.

Tiba-tiba tubuh mungil itu kejang-kejang membuat kedua orang suami istri yang berada di ruangan tersebut panik dan langsung memanggil dokter. Dengan cepat dokter tersebut menjalankan tugasnya, memeriksa salah satu pasien yang paling penting di rumah sakit ini. Tak lama dokter tersebut keluar menghampiri sepasang suami istri itu.

"Dok, bagai mana kondisi anak kami," tanya pria setengah baya namun, masih terlihat tampan.

"Kondisi nona Nasya baik-baik saja tuan, keadaan seperti ini sering terjadi pada orang yang sedang koma, mungkin pengaruh alam bawah sadar, tuan dan nyonya tidak perlu cemas," jelas dokter itu membuat sepasang suami istri itu menghela lega.

"Terimakasih dok,"

"Itu sudah menjadi kewajiban saya tuan, kalo begitu saya permisi dulu," pamit dokter tersebut dan di angguki oleh kedua suami istri itu.

Setelah kepergian dokter tadi, mereka masuk kedalam ruangan yang di mana di dalamnya berisi seorang gadis mungil tengah berbari.

Wanita setengah baya itu mendekat kearah brankar dan mengelus lembut surai sang anak dengan sayang. Air mata menetes saat melihat anaknya berbarik di rumah sakit tak berdaya. Orang tua mana yang tidak khawatir melihat anaknya berbarik di rumah sakit? Tentu saja tidak ada, dan jika pun ada itu orang tua bodoh yang telah menelantarkan anaknya. Ingat lah kalian para anak adalah berlian berharga untuk orang tua.

Kejadian beberapa jam yang lalu membuat anaknya terbaring tak berdaya di atas brankar. Sang suami mengelus punggung istrinya memberi kekuatan agar tegar.

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka menampilkan kelima orang pria dengan napas terengah-engah. Mereka berjalan mendekati brankar yang berisi seorang gadis mungil di atasnya.

"Bagai mana kondisi adek, Mom," tanya pria dengan brewok tipis di jagunnya.

"Tadi adek sempat kejang-kejang tapi udah di tangani sama dokter," jawab sang Ayah.

Mereka menatap kearah adek mereka. Mata terpejam dengan tenangnya membuat mereka sedikit khawatir.

Karena kecelakaan 5 jam yang lalu membuat adek mereka terbaring di atas brankar rumah sakit.

Cup

Satu kecupan mendarat di dahi gadis itu, pria yang memiliki brewok tipis pelakunya. Ia sangat menyayangi adek prempuan satu-satunya itu, bahkan ia tak rela sodaranya yang lain menggangu adeknya. Ya, segitu sayangnya ia pada gadis yang bernama Nasya itu. Lebih tepatnya Nasya Anggelora Morgana.

Namun, yang lainnya juga tak kalah menyayangi Nasya bahkan sangat menjaga gadis itu. Mereka tak ingin kehilangan Nasya, adek mereka. Seakan Nasya hidup mereka.

🌠🌠🌠

Samar-samar Reta mendengar suara seseorang yang sedang membicarakan sesuatu, dengan susah payah ia berusaha membuka kelopak matanya namun, usahanya itu sia-sia. Matanya tak ingin terbuka seperti di lem. Sungguh ia ingin menangis sekarang juga, Reta benci kegelapan.

Beralih ke tubuhnya, Reta berusaha menggerakan tangannya namun, sama halnya. Tubuhnya kaku tak bisa di gerakan, badannya terasa sakit seperti habis di banting. Reta bingung, sebenarnya ia dalam keadaan apa, mati kah? Pasalnya ia masih mengingat jelas bagai mana truk besar menghantam tubuhnya, namun mengapa ia masih mendengar suara seseorang? Apakah ia masih di pintu surga menunggu giliran di panggil? Ah, memikirkannya saja membuat Reta pusing.

Gadis Aneh [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang