Tiga Puluh Empat

1K 111 11
                                    

Sandy, Ubay, Zidan, Rendi, Valdi, Farhan dan April yang hanya cewek sendiri di sana. Mereka sedang nongkrong di sebuah warung makan di pinggir jalan yang lumayan ramai.

Mereka semua menghabiskan waktu malam ini di sini sambil menjernihkan otak mereka selepas latihan. Malam ini mereka latihan terakhir dan besok sudah hari H nya.

Teriakan dari mulut mereka membuat para pengungunjung lain terganggu karena bising.

"Woy serang-serang! Val, Val, belakang lo!" Teriak April dengan hebohnya, memainkan game di ponselnya.

Ya, mereka sedang mabar. Lebih tepatnya hanya Ubay, Rendi, Valdi, Farhan dan April. Sedangkan Zidan dan Sandy sedang sibuk dengan ponsel masing-masing.

"Woy! Gak usah teriak-teriak bisa gak sih," tegur salah seorang pengunjung yang terganggu dengan kebisingan mereka.

Mereka semua langsung menoleh kearah pria itu untuk sesaat dan selepas itu mereka kembali bermain game tak memperdulikan ucapan pria itu.

"Woy bantuin gue woy! Kena serang!" Teriak Valdi meminta bantuan dari teman-temnnya.

"Gue dateng! Gue dateng!" Balas April membantu Valdi.

Pria yang menegur mereka tadi merasa kesal di kacangi. Ia memutuskan untuk menghampiri dan menggebrak meja membuat mereka semua terkejut termasuk pengunjung lain.

Brak

"Kampret asem! Kalah jancok!" Pisuh April yang reflek akibat terkejut.

"Lo ya, dateng-dateng ngajak gelud," kesel April menunjuk pria itu.

Sandy yang duduk di sebelah gadis itu mengusap punggungnya agar tenang tak emosi.

"Sabar Pril! Sabar!" Ujar Sandy.

"Maju sini lo kalo berani!" Ucap April menantang.

"Emang lo berani?" Cetuk Valdi bertanya.

"Berani lah, cemen kalo gak berani," ucap April dengan bangganya.

"Maaf mas, temen saya yang satu ini emang otaknya rada-rada, jadi tolong di maklumi," saut Zidan meminta maaf pada pria itu sambil menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada.

"Anjir rada-rada," kekeh Valdi tertawa kecil.

Seketika mata April langsung memelotot menatap Zidan dengan wajah emosi. Nih maksudnya apa nih? Zidan bantuin dia atau ngina nih?

"Bilang dong kalo temenya gila," cetuk pria itu dan pergi dari sana.

Seketika April memelototkan matanya saat mendengar kata 'gila' yang keluar dari mulut pria kurang ajar itu.

"Heh! Anjir gue kaga gila, kampret," maki April menunjuk-nunjuk pria itu dengan dada naik turun menahan emosi. Untung saja ia di tahan oleh Sandy jika tidak maka ia sudah menghampiri pria itu.

"Sabar Pril sabar, orang sabar pantatnya lebar," ucap Sandy membuat April kembali memelototkan matanya pada cowok itu.

Plak

"Asem lo ye! Temen bangsa* lo!" Maki April lagi kelewat kesel.

"Ck, udah gak usah ribut! Malu di liat orang banyak," sontak mereka semua langsung menoleh sekeliling dan benar yang di katakan Zidan. Mereka semua tengah menjadi tontonan.

"Sialan!" Lagi-lagi April memaki dan duduk di tempatnya semula di ikuti oleh teman-temannya.

Tak sampai di situ, April terus merutuki pria tadi dan juga teman-temannya yang tak henti-hentinya menertawakannya.

Plak

Plak

Plak

Plak

Gadis Aneh [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang