Satu persatu semua murid mulai berdatangan memenuhi sekolahan. Sandy dan Zidan baru saja datang dan sudah di sambut heboh oleh teman-temannya yang lain.
"Weh, kemana aja lo berdua kemaren kaga masuk?" Tanya Anggi saat Sandy dan Zidan telah melepas hlemnya.
"Ya elah, baru juga sampek udah di tanyain aja," keluh Sandy meletakkan hlemnya di atas tangki bensin.
"Ada urusan, mangkanya gak berangkat," jawab Zidan sekenanya.
"Widih jalan-jalan kaga ngajak lo berdua," timpal April yang berdiri di sebelah Zidan.
"Napa, mau ikut lo?" Tanya Sandy sedikit sewot.
"Idih! Gak tertarik!" Ujar April dengan wajah sok menolaknya.
Sedang asik-asiknya mengobrol tiba-tiba Rendi menepuk lengan atas Sandy dengan beruntal lalu menunjuk kearah tempat parkiran sepeda yang terdapat Cia dan Ayu dengan memarkirkan sepeda mereka. Sandy langsung menoleh kearah tunjuk Rendi begitu pun dengan teman-temannya yang ada di sana.
"Tantangan," ucap Zidan menepuk pundak Sandy yang masih duduk di atas motornya.
Sandy yang mendengarnya langsung tersenyum merekah. "Ok lah," dengan wajah sumeringahnya Sandy turun dari motor lalu menatap kearah April.
"Pril, siap-siap!" Ucap Sandy sok misterius lalu berlari kearah Cia membuat April bertanya-tanya.
"Eh, woy siap-siap apa? Anjir!" Teriak April bertanya pada Sandy yang sudah mulai menjauh. Sedangkan Zidan yang melihat wajah April yang kebingungan itu hanya diam sambil tersenyum tipis.
"Ke kelas!" Intrupsi Zidan turun dari atas motornya dan berjalan menuju kelas di ikuti oleh teman-temannya.
Sedangkan Sandy merubah larinya menjadi jalan santai, sedikit menata rambutnya yang sedikit berantakan akibat helmnya. Setelah di rasa sudah rapi baru lah ia mendekati Nasya.
"Nasya!" Panggil Sandy yang membuat sang empu punya nama menghentikan jalannya. Para siswa siswi yang melihat itu langsung menghentikan aktifitas mereka dan memandang kearah Sandy dan Nasya.
Nasya yang mendapati Sandy berdiri tepat di depannya itu langsung salah tingkah. Jantungnya berdebar tak karuan. Sungguh ia sangat gugup.
"Gue pengen ngomong sesuatu sama Lo," ujar Sandy menatap mata bulat Cia yang terhalang oleh kaca mata yang gadis itu kenakan.
Cia tak menyahut, gadis itu hanya diam menunggu perkataan selanjutnya yang keluar dari mulut Sandy. Sedangkan Sandy, cowok itu membuka tasnya untuk mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. Seketika Sandy langsung berlutut di hadapan Cia dengan menyodorkan sepak susu kotak rasa strowbery kesukaan Cia.
Sontak Cia yang yang melihatnya langsung membulatkan matanya sempurna. walau terhalang oleh kaca mata namun, Sandy masih bisa jelas melihatnya. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman yang mampu membuat siapa saja terpanah oleh pesonanya.
Para murid prempuan yang melihat perlakuan Sandy yang manis itu berteriak histeri. Oh, ayo lah siapa yang tak luluh saat di perlakukan seperti itu? Pastinya semua prempuan luluh jika di perlakukan manis oleh prianya kan?
Jantung Cia tak berhenti berdetak, bahkan semangkin kencang saat melihat senyuman Sandy.
"Ya bilang aja gue gak modal. Tapi, gue bener-bener suka sama lo, Sya. Mau gak jadi pacar gue?" Sontak pertanya sekaligus pernyataan itu membuat semua siswi Morga High Schol patah hati karena cowok idaman mereka menyukai cewek yang bisa di bilang cupu. Padahal mereka belum tau siapa Cia sebenarnya. Jika saja mereka tau mungkin Cia akan di perlakukan baik oleh meteka.
Semua murid prempuan berteriak histeri. Ada yang memaki Cia karena tak pantas untuk Sandy, ada yang menghina dan juga mengatainya. Hampir semua siswi Morga High Schol bersorak agar Cia tak menerima Sandy sebagai kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Aneh [TAMAT]
Fiksi Remaja(Warning⛔ ini bukan cerita yang memiliki alter ego atau keperibadian ganda. Ini cerita gadis culun yang raganya harus di tempati dua jiwa sakaligus). Gue tantang lo baca 2 part pertama, kalo suka lanjut baca dan vote komen kalo kaga keluar jangan ba...