Tiga Puluh

1K 130 19
                                    

Cia sedang duduk di meja belajarnya sambil menyeruput susu kotak rasa strobery kesukaannya. Niat hati tadi ingin belajar untuk ulangan harian besok namun, pikirannya teralihkan oleh perkataan Daddy nya tadi.

Flashback on

"Cia sayang, sampai kapan kamu mau nyamar seperti ini? Plis berhenti dan jadi diri kamu sendiri jangan orang lain, Daddy udah tau semuanya, kamu selalu di bully sama mereka dan Daddy gak bisa menahannya sayang," ujar Raskal lembut sambil mengelus Surai panjang Cia yang di kepang dua.

Cia mendongak menatap wajah sang Daddy. Dari mana Daddy nya tau kalo ia sering di bully? Ia tak pernah menceritakannya. Atau jangan-jangan para guru itu melapor pada Daddy nya? Jika iya maka ia akan memberi pelajaran mereka besok sekolah.

"Jangan menyangkal! Daddy sudah tau semuanya," baru saja Cia ingin menyangkalnya namun, Raskal sudah berujar terlebih dahulu.

"Tapi Dad, Cia gak papa kok, lagi pula Cia gak terluka kan?" Ucap Cia berusaha membujuk Raskal.

"Cia udah nyaman sama penampilan Cia kaya gitu di sekolah," lanjutnya dengan nada lesu.

"Tapi mental kamu bisa rusak sayang, kamu gak perlu teman munafik seperti mereka. Daddy gak mau liat kamu nangis hanya karena mereka," ujar Raskal penuh penekanan.

Cia terdiam memikirkan perkataan Daddy nya. Lagi pula ia juga tak butuh yang namanya teman, ia tak percaya lagi yang namanya teman. Apa itu teman? Sejenis musuh dalam selimut?

Cia menoleh menatap wajah datar sang Daddy. Mengangguk singkat sebagai jawaban. "Tapi gak sekarang, pas ulang tahun sekolah," ujar Cia mencoba menawar.

"Baik lah, itu dua bulan lagi dan siapkan diri mu, baby,"

Flashback off

"Lo Napa?"

Pertanyaan dari Reta itu mampu membuat lamunan Cia buyar.

"Nggak papa kok," jawab Cia seadanya.

Cia beranjak dari bangku belajarnya, mengambil boneka kuda poni pinkie pie dan memeluknya, berjalan dan duduk di depan cermin rias yang berada di kamarnya. Seketika wajah Reta muncul di dalam cermin itu.

Reta melihat wajah lesu Cia. "Kenapa?" Tanya Reta mengutarakan kepenasarannya.

Cia menatap wajah Reta yang berada di dalam cermin. "Gak papa, cuman mikirin gimana nanti malem,"

"Emang kenapa tar malem!"

"Daddy ngajak aku buat ke acara bisnis temennya," jawab Cia lesu.

"Lah terus? Apa masalahnya?"

"Itu masalahnya, aku gak suka rame, risih jadi pusat perhatian,"

"Oh... Soal itu mah gampang, biar gue yang gantiin Lo," ujar Reta dengan senyuman di sudut bibirnya.

👸🏻👸🏻👸🏻

Salwa tersenyum manis menatap Cia melalui cermin. Begitu cantik dan anggun dengan setelan dress berwarna pink, rambut tertata rapi, dan sedikit polesan make up yang membuatnya cantik natural, dan bibir pink alami.

"Kau sangat cantik nona," puji Salwa pada Cia.

Reta yang sekarang telah menguasai raga Cia, tersenyum manis. Menatap Salwa melalui cermin. Ia mulai sedikit mengenal dan akrab pada para maid dan bodyguard di sini.

"Terima kasih kak," balas Reta. Ya, ia juga memanggil Salwa dengan sebutan 'kakak' sama seperti Cia.

"Sudah siap princess Daddy?" Ujar Raskal tiba-tiba yang muncul di balik pintu terus menatap wajah cantik anaknya dari cermin.

Gadis Aneh [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang