Empat Puluh Satu

730 134 4
                                    

Dorr

"NASYAAA," teriak Ayu reflek memeluk Salwa sangking terkejutnya.

Reflek Salwa membalas pelukan Ayu. Gadis itu gemetar ketakutan setelah mendengar tembakan yang cukup memekakan telinga.

Keadaan yang ricuh kini semangkin ricuh dengan para murid yang berteriak ketakutan berlarian kesana kemari mencari tempat aman. Tak kalah terkejutnya dengan para muridnya, guru-guru juga terkejut namun, berusaha tenang demi anak muridnya.

Kepala sekolah naik keatas panggung mengintrupsikan para murid agar tak berlarian kesana kemari.

"Anak-anak semuanya harap tenang!" Ujar pak Sam menggunakan mic.

Tak ada yang mendengarnya. Mereka semua masih berlarian kesana kemari dan berteriak tidak jelas.

"Anak-anak semuanya harap tenang!" Ujar pak Sam lagi dengan suara sedikit lebih kencang agar para murid  mendengarnya.

"GIMANA MAU TENANG PAK? ITU SUARA TEBAK LOH PAK, TEMBAK! KELO KENA BISA MATEK," teriak Ubay yang tak jauh dari panggung.

"IYA SAYA TAU TAPI, SEMUANYA TENANG! KITA MASUK KEDALAM AULA YANG ADA DI BAWAH, ITU LUMAYAN LUAS TEMPATNYA," intrupsi pak Sam pada seluruh murid.

Beberapa guru pria langsung menggiring para murid untuk masuk kedalam aula yang ada di bawah. Setelah beberapa menit keadaan lapangan sudah sepi menyisakan bekas-bekas yang di tinggalkan.

Pak Sam menelisik keseluruh lapangan untuk memastikan bahwa tidak ada murid lagi namun, matanya menatap kearah tenda stan kelas XI IPA 1 yang terdapat Salwa, Cia dan Ayu yang tengah berpelukan. Dengan langkah lebarnya ia segera menghampiri Salwa. Ia mengenal wanita itu, semua yang bekerja dengan Raskal pasti mengenal Salwa dan Erlan. Dua kepala bodyguard yang di percayai oleh keluarga Morgana.

"Apa sebenarnya yang terjadi?" Tanya pak Sam saat sudah sampai di sebelah Salwa.

Salwa menoleh ke sumber suara. "Tidak. Hanya kecelakaan kecil yang sudah di bereskan oleh anak buah ku. lebih baik para murid di pulang kan, mereka pasti syok dengan kejadian ini,"

Pak Sam mengangguk singkat. "Kalau begitu, saya permisi," ucap pak Sam yang di balas anggukan kecil dari Salwa.

Setelah kepergian pak Sam, Salwa melepas pelukannya dari kedua gadis itu. Ia menatap wajah mereka yang ketakutan. "Lebih baik kita pulang," ucap Salwa. Ia memeluk kedua gadis itu untuk berjalan menuju luar gerbang yang telah terdapat mobil. Sebelum menjalankan misi tadi ia sempat menghubungi salah satu anak buahnya yang ada di mansion keluarga utama untuk mengantarkannya mobil.

Pintu mobil di bukan kan oleh pria berjas hitam. Terlebih dahulu Cia masuk kedalam di susul Salwa yang duduk di tengah lalu di sebelah kirinya terdapat Ayu yang masih gemetar ketakuta.

Earphon telah di lepas dari kedua telinga Cia saat sudah duduk di dalam mobil. Untung saja gadis itu tadi tidak terlalu mendengar suara tembakan membuatnya tidak terlalu takut. Mobil telah melaju di jalan raya dengan kecepatan sedang.

"Di mana rumah mu?" Tanya Salwa pada Ayu.

"Di jalan kencana nomer 10," jawab Ayu memeluk lengan Salwa.

"Pergi ke jalan Kencana nomer 10!" Perintah Salwa pada pria berjas hitam yang sedang fokus menyetir mobil.

"Baik," ucap pria itu mengangguk patuh.

Mobil semangkin melaju menembus jalan raya menuju jalan yang di perintahkan oleh Salwa.

20 menit perjalanan akhirnya mobil berhenti tepat di sebuah rumah yang lumayan mewah. Salwa sekilas melirik kearah rumah itu dengan kerutan di dahinya.

Gadis Aneh [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang