"Sya kantin yok," ajak Ayu berdiri dari duduknya.
"Kamu aja, aku enggak," jawab Cia merundukan kepalanya menatap buku-buku di atas mejanya yang penuh dengan angka-angka.
"Napa gak? Gue telaktir deh," bujuk Ayu tak mau menyerah.
"Ayu, ayo kantin," saut Devi yang menghina Cia tadi.
"Kalian duluan! Gue sama Nasya," ujar Ayu menatap rombongan teman barunya itu.
"Napa lo ngajak cewek aneh itu sih. Udah aneh cupu lagi," ucap Devi dengan bibir di monyong-monyongkan.
"Lo kok gitu sih sama Nasya?! Nasya juga teman kalian," ujar Ayu tak terima dengan perkataan Devi tadi. Ia menatap tak enak pada Cia yang masih menunduk.
"Ck! Temen? Dia bukan temen kita ya. gak se-level sama kita," sombong Laras menggerakan tangannya seakan tak selevel. Tau lah ya kaya gimna pokonya kaya gitu lah. Susah jelasinnya.
Reta yang berada di dalam raga Cia yang mendengar itu tersulut emosi. Ia meronta ingin keluar dan membalas cibiran teman sekelas Cia itu yang gak ada ahlak itu. Sebisa mungkin Cia menahan Reta agar tak menguasai raganya. Ia tak ingin rahasianya terbungkar.
"Ci, biar gue bales tuh orang! Kalo ngomong gak pernah di pikir apa. Jelas-jelas masih kayaan lo dari pada dia," emosi Reta meluap.
"Jangan! Biarin," lirih Cia yang masih bisa di dengar oleh mereka.
Mereka yang mendengar itu menatap Cia dengan tatapan aneh dan takut.
"Napa tuh orang ngomong sendiri?" Tanya Laras pada teman-temannya. Mereka semua menggeleng tak tahu.
Bahkan Ayu yang tadinya berdiri di dekat Cia perlahan menjauh karena takut.
"Ngeselin mereka, Ci, ngatain orang se-enaknya. Kaga mikir apa Lo juga punya perasaan. Biarin gue keluar Cia, gue bales mereka." Caci Reta di dalam raga Cia.
Cia yang mendengar itu mulai emosi dengan tingkah Reta di dalam raganya. Sebisa mungkin oa mengontrol raga nya agar Reta tak menguasainya. Namun, itu sia-sia karena Reta semangkin menjadi. Sesaat ia menghela napas sebelum hal buruk terjadi.
Brak
Cia menggebrak meja membuat teman sekelasnya terkejut termasuk Reta yang berada di dalam raganya.
"AKU BILANG JANGAN YA JANGAN, RETA," kesel Cia berteriak membuat teman-temannya menatapnya aneh dan takut.
"Anjir, ngomong ama siapa dia," tanya Laras pada teman-temannya yang di balas gelengan tak tahu.
"Anjir, mangkin aneh aja tuh anak. Cabut-cabut! Ketularan aneh lagi nanti kita," ucap Devi pergi dari kelas di ikuti oleh teman-temannya terkecuali Ayu yang masih ada di sana.
Cia yang tersadar menghela napasnya lalu duduk kembali merundukan kepalanya.
"Maaf," cicit Cia membuat Ayu tersadar.
Saat Ayu ingin berucap tiba-tiba sebuah suara muncul dari sepeker kecil yang di gantung di pojok kelas.
"Di beritahukan kepada Nasya Anggelora untuk datang keruangan kepala sekolah. Sekali lagi bagi Nasya Anggelora untuk segera datang ke ruangan kepala sekolah. Sekian terimakasih,"
Cia yang namanya di panggil pun berdiri dari duduknya dan mulai melangkah keluar kelas namun, sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Sya, perlu gue temenin?" Tanya Ayu hati-hati takut melukai hati Cia.
Cia sedikit menoleh lalu menggeleng. "Gak papa aku sendiri aja, kamu kantin aja!" Ucap Cia lalu melanjutkan langkahnya.
Di sepanjang perjalanan menuju ruang kepala sekolah, Cia terus bebicara pada Reta yang ada di dalam raganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Aneh [TAMAT]
Teen Fiction(Warning⛔ ini bukan cerita yang memiliki alter ego atau keperibadian ganda. Ini cerita gadis culun yang raganya harus di tempati dua jiwa sakaligus). Gue tantang lo baca 2 part pertama, kalo suka lanjut baca dan vote komen kalo kaga keluar jangan ba...