30 menit akhirnya Salwa menghentikan motornya tepat di depan gerbang sekolahan Morga high school membuat sebagian para siswa siswi yang sudah datang menatap kearah mereka dengan berbagai pertanyaan mengganjal di hati mereka.
Cia turun dari jok belakang dan berdiri di sebelah Salwa agar wanita yang lebih tua darinya itu lebih muda untuk membukakan helm yang ada di kepalanya.
Setelah Salwa mebukakan helm Cia, bisik-bisik mulai terdengar dari para siswa yang beberapa sudah datang. Salwa mendengar bisik-bisik itu namun, ia hanya menahannya agar tak melabrak mereka semua.
Cia menyunggingkan senyum manisnya pada Salwa. Ia tau perasaan kakak angkatnya itu namun, ia berlagak seolah tak mendengar apa-apa.
"Makasih kak," seru Cia masih dengan senyum manisnya.
"Sama-sama, udah sana masuk!" Perintah Salwa membalas senyuman Cia.
"Dada kakak," Cia melambaikan tangan kananya dan berjalan memasuki area sekolah. Entah kerasukan apa kali ini ia sedikit percaya diri dan tak memperdulikan bisik-bisik mereka. Biasanya saat ia di jadi bahan gosip ia langsung menundukan kepalanya namun, kali ini ia tak menundukan kepalanya.
Salwa membalas lampaian dari nona kecilnya. Setelah memastikan Cia masuk kedalam ia memakai helmnya kembali, menyalakan mesin motornya namun, saat ia ingin menjalankan motornya. Mata sipitnya tak sengaja melihat mobil hitam yang terparkir tak jauh darinya. Ia tau siapa itu alhasil ia memutuskan untuk mengawasi nonanya di kafe depan sekolahan Cia. Kafe milik Theo itu ia jadikan markas sementasi untuk menjaga Cia dari bahaya.
Salwa menjalankan motornya menuju kafe depan sekolah di ikuti oleh tiga motor sport di belakangnya. Tak butuh waktu lama ia untuk menuju kafe depan. Sesampainya ia di sana langsung memarkirkan motornya di parkiran di ikuti oleh tiga motor di belakangnya.
"Ada apa?" Tanya salah satu di antara mereka.
Salwa menoleh sebentar kearah mobil pajero berwarna hitam itu lalu kembali menatap kearah rekannya. "Ada yang mengincar nona Nasya," balas Salwa lirih.
Keenam pria yang ikut mengawal Cia tadi langsung menoleh kearah mobil yang di lihat oleh Salwa tadi dan kembali menatap Salwa sebagai ketua mereka.
"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya nya lagi.
"Jangan gegabah, tunggu waktu yang tepat untuk menangkapnya," kata Salwa lirih dan turun dari atas motornya dan berjalan masuk kedalam kafe di ikuti oleh keenam pria berotot besar itu.
Kafe yang di dirikan oleh Theo ini memiliki dua tempat untuk bersantai yaitu lantai satu dan lantai dua. Salwa memilih lantai dua untuk mengawasi Nasya dan juga agar tak banyak orang yang melihat mereka apa lagi dengan keenam pria didepan Salwa yang memakai pakaian formal membuat kecurigaan di mata masyarakat.
Sebelum ke lantai dua tadi Salwa memesan minuman dan beberapa cemilan untuk menemani mereka berjaga di sini.
Di sisi lain. Cia berjalan menuju stan kelasnya yang sudah terdapat beberapa teman kelasnya dan juga sudah ada Ayu di sana.
"Tadi yang nganterin lo siapa Sya," tanya Ayu pada Cia yang baru saja duduk di dekatnya.
"Hm... itu kakak aku," balas Cia tersenyum manis pada Ayu.
Setelah beberapa minggu ia bersama Ayu. Ia merasakan bahwa gadis dengan rambut di cepol asal itu memang sungguh-sungguh ingin berteman dengannya dan ia juga mulai sedikit membuka diri pada Ayu. Ia yakin gadis yang duduk di sebelahnya tak akan memanfaatkannya apa lagi ia telah mengetahui rumah Ayu yang juga besar namun, tak sebesar rumahnya.
"Sebenernya lo punya kakak berapa sih? Kemaren lo di anter sama kakak lo juga mana pakek mobil mewah lagi," cetuk Ayu mengingat kejadian kemarin saat Reta di antar sekolah oleh Theo dengan mobil mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Aneh [TAMAT]
Ficção Adolescente(Warning⛔ ini bukan cerita yang memiliki alter ego atau keperibadian ganda. Ini cerita gadis culun yang raganya harus di tempati dua jiwa sakaligus). Gue tantang lo baca 2 part pertama, kalo suka lanjut baca dan vote komen kalo kaga keluar jangan ba...