1

8K 280 2
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Di sebuah ruangan yang serba putih, sepi tidak ada suara di ruangan tersebut. Hanya suara Patient Monitor terdengar di ruangan tersebut, menandakan ada seseorang di ruangan serba putih itu.

Clek

Suara pintu terbuka, terlihat seorang gadis yang baru saja datang dengan style simpel namun tidak mengurangi kecantikan gadis tersebut. Ia menaruh parsel buah yang tadi ia beli, lalu mendudukan bokongnya di kursi yang telah tersedia di samping brangkar.

Gadis itu menghela napas berat, ini sudah kesekian kalinya dirinya datang tetapi belum ada juga keinginan bangun dari orang yang tengah berbaring di atas brangkar.

"Lo kapan bangunnya sih, Na? Gue sepi tau, gak ada lo. Tiap hari gue cuman ke kantin sama kelas, biasanya kita berdua ke taman, perpustakaan dan masih banyak lagi."

Gadis itu menggenggam tangan orang tersebut. Ia mengelus punggung tangan, yang ia rasakan halus dan lembut. Ia merasakan tidak ada tanda-tanda kasar pada tangan itu.

"Lo mimpi apa sih sampai gak mau bangun? Mimpi lo indah banget, ya? Nanti lo harus cerita ke gue semuanya, lo mimpi apa."

Lagi dan lagi, dirinya hanya bisa menghembuskan napas berat. Ia sangat rindu akan kedua mata orang yang tengah berbaring dari kemarin itu. Sudah terhitung 2 Minggu, tapi orang tersebut belum juga membuka kedua matanya, bahkan tidak ada tanda-tanda bangun.

"Dua minggu lo gak bangun, Na. Gue kangen banget sama lo."

"Gue telepon mama lo. Sorry, gue terpaksa kasih tau. Jangan marah sama gue ya nanti? Mama lo berhak tau keadaan lo sekarang. Mungkin sebentar lagi, mama lo datang."

Dirinya terus saja bicara walaupun ia mengetahui apa yang ia bicarakan tidak akan ditanggap oleh orang tersebut. Ia hanya bisa mengulas senyum tipis melihat wajah damai itu, seakan tidak ingin bangun dan menghadapi kejamnya dunia lagi.

Ditengah itu, gadis tersebut merasakan ada pergerakan dari tangan halus yang ia genggam. Ia mengalihkan pandangannya ke arah tangan tersebut. "Tangan lo gerak, Na? Kalau lo dengar apa yang gue bilang, tolong gerakin jari lo lagi."

Dirinya melihat kembali, jari itu bergerak secara pelan. Kemudian, ia melihat ke arah wajah yang tadinya tertidur dengan damai, sekarang kedua mata itu secara pelan terbuka berusaha membuka mata dan menyesuaikan cahaya ruangan.

Senyuman tipis terukir dari wajah gadis itu, ia segera mungkin bangkit dari duduknya dan menekan tombol yang ada di belakang brangkar.

Tak lama, dua orang masuk ke dalam ruangan tersebut. Gadis itu menyingkir sedikit ke samping. "Ada apa, Nona?"

"Sahabat saya bangun, Dok. Saya liat sendiri, jarinya gerak tadi." Dokter langsung memerika pasiennya dan benar kedua mata yang sudah 2 minggu tertutup, terbuka dengan sempurna.

Dunia Berbeda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang