3

3.1K 147 3
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Hufft

Helaan napas terdengar dari seorang gadis cantik yang baru saja mendaratkan bokongnya di sebuah kursi yang ada di ruangan tersebut.

"Nih." Gadis itu menoleh dan mengambil sebuah botol air di depannya.

Ia meneguk air dalam botol itu dengan rakus seakan tidak pernah minum beberapa hari. Seseorang yang di samping gadis itu menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya.

"Pelan-pelan, Na. Gak ada yang mau ambir air lo." Gadis yang bernama Erina tidak menanggapi ucapan sahabatnya yang tak lain Delvisa.

Erina telah menghilangkan rasa hausnya, ia melihat sisa air dalam botol itu. Wow, satu kata yang keluar bibir Erina.

Ia tidak menyangka akan menghabiskan sebanyak air itu, hanya tersisa sedikit air dalam botol. "Lo bakal kenyang karna minum air, Na."

"Gue haus banget."

"Gue capek, Del." Erina menunjukkan wajah lelahnya pada Delvisa.

Delvisa hanya bisa tersenyum tipis, ia mengerti bagaimana perasaan Erina saat ini. Gadis yang berstatus sebagai sahabatnya, sudah melakukan dari tadi terapi untuk menyembuhkan kelumpuhan pada tubuhnya.

"Lo harus semangat, Na. Lo mau masuk kuliah lagi, kan?" Erina mengangukkan kepala.

"Nah kalau mau, lo harus semangat. Gak boleh nyerah gitu aja, lo udah terapi dua hari yang lalu sampai sekarang. Masa mau nyerah aja sih. Usaha lo sia-sia nanti."

"Tapi gue capek."

"Gue ngerti, Na. Tapi ini juga untuk kesembuhan lo kok. Jangan kecewakan mama lo yang berharap lo sembuh, Na. Ayo semangat lagi." Delvisa mengangkat tangan dan mengepalkan tangannya.

Erina tersenyum tipis, sahabatnya selalu ada di saat dirinya berada di rumah sakit ini dan selalu menemani dirinya terapi. Ia menganggukkan kepala dengan semangat. "Gue harus semangat. Gue gak mau buat mama gue kecewa."

"Itu baru Erina yang gue kenal yang penuh ambisi."

Ekhem

Suara deheman di sekitar kedua gadis itu, keduanya menoleh dan mendapati seorang Dokter sangat tampan, Dokter yang masih terlihat muda tapi sayang sudah mempunyai istri apalagi istrinya tengah mengandung buah hati Dokter. Pupus sudah pdkt gue sama Dokter itu, pikir Erina.

"Bagaimana keadaan saya, Dok?"

"Keadaan Nona sudah lebih baik dari kemarin. Tubuh Nona pun secara perlahan bisa berfungsi kembali." Erina dan Delvisa tersenyum bahagia mendengar penjelasan Dokter tampan di depan mereka.

"Kira-kira kapan tubuh saya bisa sembuh total, Dok?"

"Perkiraan saya setelah melihat perkembangan Nona, 2 atau 3 hari lagi tubuh Nona bisa sembuh total."

Dunia Berbeda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang