•••
Axton sekarang berada di apartemen miliknya. Ia sedari tadi dipusingkan dengan kertas yang kemarin ia dapat. Luka-luka didapatkannya pun sudah sembuh walau tidak sepenuhnya.
Untung saja, Erina kekasihnya tidak mengetahui hal tersebut. Dan ia sengaja tidur di apartemen guna menghindari dari amukan sang mama.
Bukan alasan itu yang jadi utama Axton berada di apartemennya. Ia ingin memecahkan kejanggalan yang ia alami.
"EDZ."
Arti dari tulisan itu Axton belum didapatkan.
Tok ... tok ... tok ...
"Axton buka pintunya!"
"Ck. Penganggu." Axton bangkit lalu membuka pintu apartemennya. Bisa ditebak, pelakunya adalah teman-temannya sendiri.
Tanpa permisi, Gavin dan Aaron langsung main nyolonong masuk apartemen Axton dan menuju kulkas.
Axton sendiri hanya membiarkan saja dua makhluk itu. Cemilan-cemilan di apartemennya cepat habis karena dua makhluk tersebut yang sayangnya sahabat Axton.
Gavin dan Aaron memborong semua cemilan milik Axton. Dan duduk di samping Andrian. Sementara Ansell hanya menggelengkan kepala. "Lo ke sini karna cemilannya Axton?"
"Yoi. Cemilan Axton banyak, sayang kalau gak habis." Aaron dengan tampang tanpa dosanya mengatakan kalimat itu. Ia tidak memusingkan Axton akan marah atau tidak, lagian itu sudah biasa bagi Axton.
"Axton." Axton menaikkan alisnya menatap bingung pada Ansell.
"Lebih baik mereka semua tau juga. Biar bantu kita cari tau." Axton tidak membalas perkataan Ansell, ia bimbang apakah harus beri tahu yang lain atau tidak.
"Kasih tau apa?" tanya Gavin.
"Ada yang kalian sembuyikan dari kita bertiga?" tanya Andrian.
Ansell menepuk pundak Axton. "Kasih tahu mereka, Axton."
Axton menghela napas pelan lalu melihat ketiga temannya. Mereka bertiga menanti dirinya mengatakan sesuatu. "Gue beberapa hari ini sampai sekarang cari seseorang."
"Siapa?" tanya Aaron. Ia sekarang dalam mode serius, dan menyingkirkan sebentar snack yang ada di tangannya. Begitu juga dengan Gavin.
"Ceritakan dari awal, Ax. Biar kita ngerti," papar Gavin.
"Kalian masih ingat waktu gue masuk rumah sakit karna kecelakaan beruntun?" ucap Axton.
"Ingat. Kejadian itu gak pernah kita lupa. Kenapa sama kecelakaan itu?" tanya Aaron.
"Gue berpikir kecelakaan itu bukan kecelakaan murni. Dengan kata lain kecelakaan itu ulah seseorang," jawab Axton.
"Lo yakin itu ulah seseorang?" tanya Andrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Berbeda (END)
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Erina Hanasta, seorang perempuan cantik, bertubuh mungil yang cocok dipeluk. Erina dianugerahi kecantikan yang sangat cantik. Banyak yang iri dengannya, tapi ia tidak bisa melakukan apa pun. Ingin menghindar? Ia sudah bebera...