•••
Dor
Dor
Dor
Peluru pistol bergema di sebuah ruangan yang tidak terlalu luas. Di sekitarnya hanya ada meja, kursi, dan papan berbentuk bulat, di tengah bulat itu ada titik merah kecil di depan yang dijadikan sasaran empuk melampiaskan kekesalan seseorang.
"Lo main-main sama gue, Axton."
"Tunggu pembalasan gue."
Ia kembali meluncurkan peluru yang tersisa dua di dalam pistol.
Dor
Dor
Tidak sampai di situ, ia mengambil sebuah pisau yang ada di atas meja, pisau yang sudah tersedia sedari tadi. Ia memegang ujung pisau tersebut, dan terbitlah senyum tipis namun penuh arti. "Pasti menyenangkan kalau ujung pisau ini nyentuh tubuh lo, Axton."
Prang
Ia melemparkan pisau ke depan dan tepat sasaran, pisau menancam di tengah papan. Tangannya kembali mengambil pisau di atas meja samping.
"Tapi gue baik hati, pisau ini sepertinya gak cocok untuk lo. Bagaimana kalau 5 peluru bersarang di tubuh lo, Axton?"
Prang
Pisau kedua kembali berhasil tertancap dengan sempurna di depan. Tangan yang sudah terlatih dan seperti sudah sering memegang pisau.
"5 peluru itu bersarang di dada, bahu, perut, kepala, sama kaki lo pasti seru, Axton."
Prang
Sudah tiga pisau tertancap di papan itu. Bukan hanya satu papan saja di depan, tetapi ada beberapa. Papan yang bergerak dengan sendiri menggunakan alat.
Ia duduk di kursi yang sudah bertengger di belakangnya sedari tadi. Ia menaikkan kaki kanannya ke atas kaki kiri. Kemudian, ia menyenderkan punggung miliknya ke kursi tersebut. Ia menatap langit-langit ruangan.
"Gue harus mikir, rencana yang bagus untuk jebak Axton."
•••
Musik yang sangat keras terus saja berputar tanpa henti sedari tadi. Tempat yang seperti lautan manusia, tenpat yang penuh dengan manusia jenis kelamin berbeda.
Bukan hanya anak muda saja, tetapi ada bapak-bapak dan tante girang. Semuanya lengkap di tempat itu. Tempat yang penuh dosa tapi sangat bagus untuk melampiaskan sesuatu atau sekedar mencari kesenangan, club.
Club yang lumayan terkenal di kota Jakarta. Di antara lautan manusia, ada seorang laki-laki tampan duduk sendiri ditemani minuman yang berakhol lumayan tinggi. Mau setinggi apa pun kadar alkohol itu, ia tidak akan mabuk berat dan berakhir tidur dengan seorang perempuan seperti laki-laki lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Berbeda (END)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Erina Hanasta, seorang perempuan cantik, bertubuh mungil yang cocok dipeluk. Erina dianugerahi kecantikan yang sangat cantik. Banyak yang iri dengannya, tapi ia tidak bisa melakukan apa pun. Ingin menghindar? Ia sudah bebera...