25

1.1K 51 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Ansell saat ini berada di markas Escorpiòn. Dia tidak sendirian, ia bersama yang lain anggota inti. Mereka hanya kumpul-kumpul biasa.

Axton? Ia sedang asik berbalas pesan dengan sang kekasih. Dunia Axton sekarang, sudah dipenuhi dengan Erina, si gadis cantik.

Hubungan keduanya juga sudah lumayan lama, hampir setengah tahun berjalan. Terkadang ada pertengkaran kecil terjadi.

Tidak lengkap jika di suatu hubungan tidak ada yang namanya orang ketiga. Pasti ada di semua hubungan. Begitu juga dengan hubungan Erina dan Axton.

Hubungan mereka tidak banyak yang tahu dengan kata lain mereka backstreet. Awalnya Axton tidak ingin, tapi karena bujukan dari Erina, ia dengan terpaksa memenuhi kemauan gadisnya. Gadisnya sangat pintar membuat dirinya pasrah. Axton sering mengatakan. 'Licik.'

Licik karena banyak cara Erina agar bisa membujuk Axton. Dan licik agar Axton tidak marah pada Erina, ketika gadis itu buat kesalahan dan membuat Axton cemburu.

Cemburu? Erina dan Axton sama-sama cemburu jika salah satu dari mereka dekat dengan lawan jenis, apalagi dengan lawan jenis yang tidak dikenal.

Terlebih lagi, Axton. Laki-laki itu sering kali cemburu, bahkan hampir tiap hari. Karena Erina selalu dihampiri laki-laki lain. Entah itu bertanya tentang mata kuliah, mengajak jalan, dan lain sebagainya. Dan berakhir Erina hanya bisa menerima keluh kesah Axton.

Axton sendiri belum mengetahui bahwa di dalam raga Erina diisi oleh jiwa Erlina, si gadis cuek. Gadis itu mengikuti alur hidupnya berjalan untuk saat ini.

Tiap hari, ia mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari semua kejadian yang ia alami.

Beberapa kali Erina mengikuti dia secara diam-diam. Dan ia tetap masih berpikir bahwa dia masuk ke dunia novel ini. Belum ada jawaban yang ia dapatkan.

Prang!

Mereka yang di dalam markas kaget mendengar suara kunci yang ditaruh dengan keras di atas meja.

"Astaga, Bang. Bikin kaget aja. Untung jantung gue gak loncat."

"Bang, jangan buat kaget napa. Kalau gue jantungan gimana?"

"Bacot lo semua!"

Ansell melihat pada Aaron. "Lo kenapa dah? Datang-datang langsung banting kunci motor. Kalau lo gak mau, kasih gue aja kunci motor lo."

"Gavin mana? Bukannya kalian pergi beli cemilan?" tanya Andrian.

Suara yang lumayan keras masuk ke dalam markas. Itu ulah Gavin, pria itu berteriak dengan keras. "AARON. KOK LO NINGGALIN GUE SIH."

Pletak!

"Sakit, Bos." Gavin mengelus kepalanya yang terkena lemparan botol dari Axton.

Axton menatap tajam pada Gavin. "Berisik."

Dunia Berbeda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang