•••
"Baiklah kuliah kita hari ini selesai."
"Terima kasih, Pak." Dosen pun keluar dari kelas Erina.
Semua mahasiswi dan mahasiswa keluar dari kelas seusai Dosennya keluar sepenuhnya. Begitu juga dengan Erina dan Delvisa, keduanya keluar kelas.
"Catatan lo masih gue pakai, Del. Masih gue catat."
"Iya. Asalkan lo gak lupa aja bawa catatan gue itu nanti pas kelas."
"Gue gak lupa kok." Semenjak Erina keluar dari rumah sakit, gadis itu mulai mencatat semua materi yang telah diberikan Dosen.
Sangat banyak catatan yang harus Erina catat, apalagi dirinya berada di jurusan Akuntansi. Sudah pasti banyak rumus-rumus yang harus ia catat agar bisa dipelajari nanti.
Kedua gadis cantik itu telah berada di parkiran fakultas. "Lo ke mana habis ini?"
"Gue harus masuk kerja." Delisa mengangguk pelan.
"Gue antar. Ayo." Erina masuk ke dalam mobil Delvisa.
Erina memiliki pekerjaan sampingan agar bisa menghidupi hidupnya selama ini. Ia bekerja di sebuah cafe lumayan dekat dari kampus.
Beberapa menit dijalan, mobil Delvisa telah sampai. "Thanks."
"Lo hati-hati." Erina keluar dari mobil lalu menunggu mobil Delvisa pergi.
Dirasa telah pergi, barulah Erina akan masuk ke dalam cafe. Dari luar dapat dirinya lihat, cafe sangat banyak pengunjung. Ia merasa pengunjung hari ini sangat banyak, tidak seperti biasanya.
Langsung saja, ia masuk lewat pintu belakang cafe. Tidak mungkin ia masuk lewat pintu depan, itu akan menyita beberapa pandangan pengunjung dan tidak ingin itu terjadi.
"Baru datang, Erina?"
"Iya, Kak. Maaf aku telat." Erina menaruh tasnya ke dalam loker yang sudah disediakan.
"Gak papa. Langsung kerja, ya."
"Iya, Kak." Erina pun mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sudah menjadi ciri khas cafe. Yaitu baju berwarna merah dengan celana hitam, tak lupa name tag bertengger di bagian dada kiri Erina. Erina Hanasta.
Setelah selesai ganti baju, Erina langsung saja mengambil buku kecil yang akan ia gunakan sebagai mencatat pesanan pelanggan, dan juga menu.
"Erina, meja nomor 9 belum dicatat pesannya." Erina langsung menuju meja nomor 9.
"Selamat sore. Silakan diliat menunya." Erina menyodorkan menu pada pengunjung di meja nomor 9.
"Saya pesan steak dan orange jus."
"Ada yang lain?" Pengunjung tersebut menggelengkan kepala.
"Baik. Silakan ditunggu sebentar pesanannya." Erina pergi menuju bagian depan dapur untuk menyampaikan pesananan meja nomor 9.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Berbeda (END)
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Erina Hanasta, seorang perempuan cantik, bertubuh mungil yang cocok dipeluk. Erina dianugerahi kecantikan yang sangat cantik. Banyak yang iri dengannya, tapi ia tidak bisa melakukan apa pun. Ingin menghindar? Ia sudah bebera...