13

1.5K 85 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Pagi hari ini, Ansell baru saja turun dari kamarnya menuju meja makan untuk sarapan pagi.

"Pagi Ma, Pa."

"Pagi, Sayang." Pria yang tidak muda lagi, seorang kepala keluarga hanya menganggukkan kepala, dia Ethan.

Ansell menarik kursi lalu mendudukkan dirinya. Di meja makan ia tidak sendiri, ia bersama orangtua.

Azerlia menyodorkan piring yang sudah terisi nasi goreng dengan sosis, ayam yang sudah disuir, tomat dan timun. Setiap makan, Azerlia akan mencampurkan dengan sayuran agar anaknya tetap sehat dan tidak mudah sakit. Itu sudah diterapkan sejak Ansell masih kecil, jadi sekarang sudah terbiasa.

15 menit sarapan, mereka telah selesai. Ansell mendorong kursi ke belakang lalu bangkit. "Ma, Pa, aku berangkat dulu."

Hari ini Ansell ada kelas jam 8, maka dari itu ia harus cepat datang. "Kamu hati-hati bawa motor."

Ansell mengangguk pelan lalu mengecup kedua pipi Azerlia. Ansell melihat pada Ethan yang masih saja santai dengan kopinya.

Ethan merasakan ada tanda-tanda yang tidak bagus untuk dirinya. Ia melihat pada Ansell lalu menaikkan alisnya. "Apa?"

Ansell mendekat lalu mengecup pipi kiri Ethan. Setelah itu Ansell langsung lari keluar rumah sebelum Ethan memarahinya. Baru saja Ansell naik ke motornya, teriakan Ethan sudah terdengar.

"ANSELL!!"

Ansell sudah menduganya, Ethan sangat tidak suka jika ia mengecup pipi pria itu. Katanya, Ansell sudah besar dan bukan lagi anak kecil. Ansell sendiri sangat suka menjahili Ethan sampai kesal atau marah, jika Ethan sudah mengancam uang jajannya tidak dikasih. Maka Ansell punya jurus andalan agar diberikan yaitu Azerlia.

Brum ... brum ...

Motor Ansell membelah jalanan Jakarta pagi ini. Untung saja tidak macet sekarang. Ansell menambah kecapatan laju motornya.

Beberapa menit di jalan, motor Ansell telah memasuki area kampus. Ia memarkirkan motornya di parkiran fakultasnya sendiri.

Ansell membuka helm lalu menaruh di atas tangki motor. Ia tidak perlu takut jika nanti helmnya akan hilang, karena penjagaan di parkiran sangat ketat. Jadi tidak akan kesempatan helm bisa hilang.

Ansell turun dari motor lalu menuju jurusannya. Di jurusannya sendiri ada parkiran, tapi ia yakin parkiran di sana sudah penuh dan tidak ada lagi celah untuk dirinya bisa parkir.

Gotcha. Apa yang dikatakan Ansell benar. Parkiran jurusannya sudah penuh, untung saja ia memarkikan motornya di parkiran fakultas walau sedikit jauh dari jurusannya. Itu lebih baik dari pada harus cari tempat parkir.

Ansell telah masuk ke dalam kelas lalu mendaratkan bokongnya di kursi tengah. Ansell punya teman tapi di jurusan tapi tidak terlalu dekat. Ia dengan temannya hanya bertemu di kampus saja, jarang mereka ketemu di luar kampus.

Dunia Berbeda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang