2

3.7K 175 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Clek

Seorang lelaki tampan, bertubuh atletis, dan yang lebih pentimg mempunyai enam kotak di perutnya. Baru saja selesai melakukan ritual mandinya, ia menuju walk in closet dan mengambil baju kaos berwarna hitam dan celana panjang berwarna abu-abu. Bahkan seluruh isi walk in closet lelaki itu terisi baju yang berwarna hitam. Hanya beberapa helaian saja yang terdapat warna terang itupun tidak terlalu terang.

Lelaki tampan itu penyuka sangat menyukai warna gelap seperti hitam, abu-abu, coklat dan lain sebagainya. Kamar miliknya bahkan berwarna gelap, coklat. Bahkan gorden kamarnya berwarna hitam. Sangat sangat pencinta gelap, katanya gelap adalah gambaran hidupnya yang tidak memiliki penerang sedikit pun.

Lelaki tersebut baru saja memakai baju dan celana, lalu ia melangkahkan kedua kakinya menuju ranjang warna gelap itu. Ia mendaratkan bokongnya di atas ranjang dan menyadarkan punggungnya pada headboard dengan menggunakan bantal miliknya.

Tidak ada ekspresi sedikit pun yang ada malah tatapan datar, dingin di wajah tampan itu.

Dret ... Dret

Atensi lelaki itu terahlikan ketika mendengar getaran dari benda persegi panjang yang terdapat di atas nakas, di samping lampu tidur.

Ia mengambil benda itu dan mendapati nama yang tertera di sana, tanpa lama ia menggeser tombil hijau dan mendekatkan benda tersebut pada daun telinganya.

"Hmm."

"The Crucker nantangin kita."

"Kapan?"

"Sebentar jam 8."

"Gue ke sana sekarang."

"Oke."

Lelaki itu memutuskan sambungan telepon. Ia menghela napas berat, selalu saja seperti ini. Apakah mereka tidak capek nantangin? Selalu saja ingin buat masalah. Lalu ia bangkit dari duduknya, dan mengambil kunci motor.

Ia mengambil jaket yang tegantung di belakang pintu, lalu keluar kamar. Ia turun ke bawah dan mendapati seorang wanita cantik yang sangat ia cinta selama ini. "Ma."

Wanita tersebut menoleh dan mendapati putranya. "Mau ke mana kamu?"

"Biasa, Ma. Markas." Wanita itu menganggukkan kepala.

"Kamu nginap di markas?"

"Sepertinya sih, Ma. Mama tidak usah nunggu aku pulang." Kembali wanita tersebut menganggukkan kepala.

"Aku berangkat dulu, Ma." Lelaki itu mengecup kedua pipi serta kening wanita itu.

Sementara wanita tersebut hanya tersenyum tipis mendapatkan perlakuan lembut dari putranya. "Kamu hati-hati. Jangan buat Mama khawatir."

Dunia Berbeda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang