26

1K 53 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

PRANG

Semua atensi mengarah ujung tangga, seorang gadis berdiri dengan wajah kaget, dia Erina. Erina tadi berniat ingin ambil minum, tapi tanpa disengaja mendengar fakta yang sangat mengejutkan.

Erina mendekat ke arah Azerlia, ia memandang wanita paruh baya tersebut dengan tatapan sulit.

"Erina."

"Sayang."

Dapat Azerlia lihat ada tatapan kecewa di kedua bola mata indah putrinya. Ia mendekat, tapi belum sampai Erina sudah mundur sedikit. Tubuhnya menegang melihat sang putri menghindar dari sentuhannya. "Sayang, Mama bisa jelaskan."

"Jadi aku punya kakak selain Ansell?" Azerlia terdiam.

Pertahanan Erina sudah tidak bisa ditahan lagi, air matanya luruh dengan deras. Ia menatap kecewa pada Azerlia. "JAWAB, MA!"

"AKU PUNYA KAKAK SELAIN ANSELL?!" Emosi dalam Erina tidak bisa ditahan lagi.

Baru kali ini, Azerlia mendengar teriakan Erina. Selama ia merawat purinya, ia tidak pernah putrinya sangat marah seperti ini. Air mata Azerlia pun mengalir, ia paling tidak bisa ditatap kecewa oleh keluarganya apalagi oleh sang putri. Ia sangat dekat dengan putrinya ini.

Azerlia mendekat kembali, dan ia ingin menggapai tangan Erina. "Sayang. Kita bicara baik-baik, ya."

Sebelum menyentuh, Erina sudah mundur kembali. Air matanya masih saja mengalir dengan deras. "Jawab, Ma! Aku butuh jawaban Mama sekarang."

Axton mendekat pada Erina, tapi sebelum itu Erina menghentikan langkah Axton. "Stop. Jangan mendekat lo."

Lo? Rasanya Axton ingin marah mendengar kosa kata gadisnya, tapi ia harus menahannya sekarang. Ingatkan ia untuk menghukum gadisnya di saat keadaan sudah membaik.

"Erina, kita bicarakan baik-baik," timpal Ansell.

Erina menatap pada Ansell. "Gue gak bicara sama lo!"

Bahkan pada kakak kandungnya pun, Erina tidak memakai embel-embel 'kak'. Ia sudah terlalu kecewa dengan keluarganya ini.

"JAWAB MA PA!"

Tubuh Azerlia hampir jatuh, jika tidak ada Ethan yang menahannya. Ethan mengelus pundak istrinya agar lebih tenang. "Kami punya alasan karna menyembunyikan hal ini sama kamu dan Ansell."

"Apa alasannya? Kalau bukan Ansell yang nanya, aku sampai kapan pun tidak akan tahu semuanya. Dan kalian pasti tetap menyembunyikan selamanya." Erina berucap seperti itu sambil tertawa sinis.

"Kami menunggu waktu yang pas untuk beri tahu kalian berdua," kata Ethan.

Erina kembali tertawa sinis. "Cari waktu yang pas? Kapan? Sampai nunggu aku mati dulu baru dikasih tahu?"

"ERINA! JAGA BICARA LO!"

"APA? LO GAK NGERTI PERASAAN GUE!"

"Gue ngerti, Na ...." ucapan Ansell terpotong karena tawa Erina.

Dunia Berbeda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang