•••
Hari ini cuaca sangat mendukung untuk melakukan sesuatu yang sangat menarik. Axton sekarang berada di markas Escorpiòn.
Ia sedang bosan di rumah, maka dari itu ia datang ke markas dan ternyata teman-temannya pun ada di markas. Ia memainkan ponselnya, tiba-tiba sebuah pesan masuk.
+6287*********
Pergi sekarang ke rumah warna putih. Alamatnya di jalan Sudirman. Lo akan dapatkan sesuatu yang selama ini lo cari di sana"Dia tau apa yang gue cari?" batin Axton. Ia memang sedang cari sesuatu yang sangat janggal untuknya. Tapi ia tidak mendapatkan apa pun itu, ia hanya pulang dengan tangan kosong.
"Tapi dari mana dia tau? Apa semua ini ulah dia?" Berbagai pertanyaan di dalam otak Axton.
Tanpa pikir lama lagi, ia beranjak dari duduknya. Dan itu membuat atensi teman-temannya teralihkan pada Axton.
"Lo mau ke mana?" tanya Gavin.
Axton tidak menjawab, ia langsung pergi. Ia memang tidak memberitahukan pada teman-temannya, ia sengaja.
Sementara itu Gavin menaikkan kedua bahunya, ia tidak terlalu memikirkan ke mana tujuan Axton. Ia berpikir mungkin sahabatnya mau jalan bersama pacarnya. Gavin melanjutkan aktivitasnya.
Tapi tidak dengan Ansell yang memang sudah memperhatikan Axton sedari tadi. Ia merasa Axton mendapatkan sesuatu sehingga pergi. Ia beranjak dari duduknya. "Lo mau ke mana juga?"
"Pulang." Hanya alasan itu yang bisa Ansell berikan pada temannya. Ia langsung menyusul Axton dengan mengendarai motornya.
Ia mempercepat laju motornya, dan ia mendapatkan motor Axton di depannya. Ia mengikuti Axton dari belakang.
Di sisi lain, Axton semakin mempercepat motornya. Ia ingin sampai di rumah yang dimaksud itu. Beberapa menit, ia telah sampai dan telah mendapatkan rumah warna putih itu.
Ia membuka helm dan meletakkan di atas tangki motor. Lalu ia turun dan berjalan perlahan ke rumah itu. Di depan pintu, ia meliha seseorang dengan pakaian serba hitam ditambah wajahnya tertutup.
Ia ingat sekarang, orang di depannya ini adalah orang yang sempat menembak dirinya beberapa hari lalu. Ia mengambil sesuatu di balik bajunya, pistol.
Axton sengaja bawa pistol untuk berjaga-jaga seperti keadaan sekarang. Ia juga yakin, orang di depannya ini pasti bawa pistol.
Dan gotcha. Mereka berdua saling menyodongkan pistol. Tidak ada percakapan di antara keduanya. "Siapa lo?"
"Lo yang kirim pesan ke nomor gue?" Tidak ada jawaban yang Axton dapatkan. Ia geram, sebelah tangannya yang tidak memegang pistol mengepal.
Apa orang di depannya ini bisu sehingga tidak mau buka mulut? Tapi yang benar saja orang ini bisu.
Dor
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Berbeda (END)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Erina Hanasta, seorang perempuan cantik, bertubuh mungil yang cocok dipeluk. Erina dianugerahi kecantikan yang sangat cantik. Banyak yang iri dengannya, tapi ia tidak bisa melakukan apa pun. Ingin menghindar? Ia sudah bebera...