[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Erina Hanasta, seorang perempuan cantik, bertubuh mungil yang cocok dipeluk. Erina dianugerahi kecantikan yang sangat cantik. Banyak yang iri dengannya, tapi ia tidak bisa melakukan apa pun. Ingin menghindar? Ia sudah bebera...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Kicauan burung di pagi menjelang siang hari ini menemani seorang laki-laki tampan yang sedari tadi menggerutu tidak jelas.
Laki-laki yang sudah lama menunggu tapi orang yang ditunggu pun tidak datang juga, Ansell. Tiba-tiba saja Ansell mendapatkan sebuah pesan dari nomor tidak dikenal dan mengatakan untuk datang ke tempat Ansell berada.
Tempat Ansell sekarang di sebuah pemberhentian halte, sudah 2 jam lebih Ansell menunggu dan tidak ada apa-apa.
"Tau gini lebih baik gue milih tidur di rumah, lebih enak daripada nunggu gak jelas di sini."
Entah kenapa setelah mendapatkan pesan itu, hati Ansell tergerak untuk pergi ke tempat tersebut. Dan sekarang ia menyesal.
"Lain kali gue gak mau ngikutin kata hati gue. Nyesal gue."
"Balik aja deh. Bodo amat kalau tuh orang datang di sini pas gue pulang."
Ansell beranjak dari duduknya dan menuju pintu kemudi mobil. Ia masuk ke dalam dan menyalakan mesin.
Baru saja akan menjalankan mobilnya, kedua matanya melihat siluet yang ia kenal di dalam mobil yang baru saja melewatinya.
Tanpa lama lagi, Ansell mengejar mobil warna silver itu. Kedua matanya terus saja menatap dengan sangat intens mobil di depannya, ia semakin menaikkan laju mobil.
Mobil silver itu semakin cepat, untung saja ia bisa mengimbangi kecepatan mobil tersebut. Mobil milik Ansell berada di samping mobil silver, ia terus saja melihat siapa pemudinya tapi tidak bisa melihat apa pun. Kaca mobilnya sangat gelap.
Ansell memukul stir mobilnya kala melihat mobil silver tersebut kembali menaikkan kecepatannya. Ia tidak ingin ketinggalan, rasa penasarannya sangat tinggi sekarang. Ia ingin tau siapa pemudi itu, apakah benar orang yang ia kira itu adalah sang pemudi.
Di jalan raya besar, terjadi kebut-kebutan antara mobil Ansell dan mobil silver tersebut. Tidak ada yang ingin berhenti ataupun mengalah.
Sampai di mana lampu kuning di depan akan berubah jadi lampu merah. "Kena lo."
Ansell sesekali melihat lampu kuning itu dan mobil silver di depannya. Kedua mobil itu semakin dekat dengan lampu lalu lintas.
"Shit!"
Mobil Ansell terjebak lampu merah sementara mobil silver itu berhasil kabur. "Taktiknya sangat menarik. Gue akan cari tau siapa lo."
Ansell mengingat betul plat mobil silver, bahkan sampai bentuknya ia ingat betul. Ingatan Ansell sangat tinggi, jadi tidak perlu diragukan lagi kenapa ia terpilih jadi seorang wakil ketua Escorpiòn.
Ia menunggu lampu merah berubah menjadi lampu hijau. Barulah ia menjalankan kembali mobilnya. Ia sudah kehilangan jejak mobil silver itu, ia menepikan mobilnya di pinggir jalan raya.