5

2.5K 120 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Seorang gadis berusia 20 tahun sedang asik dengan sebuah buku yang berada di kedua tangannya. Ia bersandar sambil membaca buku tersebut. Mungkin jika orang lain melihat, pasti akan mengira buku yang dibaca adalah buku Novel. Tetapi itu salah, buku yang dibaca buku yang ia miliki, buku tentang jurusan yang ia masuki.

Ia tidak merasa pusing dengan deretan-deretan angka yang ada. Malah, dirinya sangat antusias membacanya. Ia berusaha memahami rumus-rumus yang ada dan memasukkannya ke dalam otak.

Erina, gadis yang sangat berbeda dengan gadis pada umumnya. Di mana gadis yang lain membaca Novel untuk menghilangkan rasa bosan, tetapi Erina gasis itu menghilangkan rasa bosannya dengan baca buku seputar Akuntansi, sangat berbeda.

Erina membaca buku ditemani dengan cemilan-cemilan yang ia stok di rumah kecilnya ini. Walaupun rumahnya terbilang kecil, ia sangat senang tinggal karena nyaman.

"Habis?" Monolog Erina. Ia melihat bungkus keripik itu sudah habis ludas tidak menyisahkan sedikit pun.

"Terpaksa gue keluar pergi beli deh." Erina bangkit dari duduknya lalu mengambil dompet, ia mengecek uang yang ia punya saat ini.

"Semoga aja cukup." Setelah itu, Erina keluar kamar lalu berjalan keluar rumah. Ia mengunci rumah, setelah itu ia berjalan santai di bawah langit yang akan memasuki sore.

Beberapa menit jalan, ia telah sampai di supermarket lumayan jauh rumah. Terpaksa ia ke sana, karena supermarket dekat rumahnya tidak terbuka. Ia berjalan menuju stan snack, dan melihat-lihat berapa harga snack tersebut.

Ia memilah-milah snack yang terbilang murah dan pas dengan uang yang ada di dompetnya. Setelah selesai memilih, ia menuju kasir untuk membayar belanjaannya.

"Semuanya 30 ribu, Mbak." Erina mengambil uang warna biru lalu memberikan pada kasir.

"Kembaliannya, Mbak. Terima kasih." Erina mengambil kembalian uangnya lalu menenteng kresek belanjaannya.

Sekaran ia akan pulang lalu melanjutkan kegiatan tertundanya tadi. Ia harus melewati lampu lalu lintas agar sampai di seberang jalan menuju rumahnya. Kendaraan masih saja berlalu-lalang di jalan, sampai di mana lampu merah tiba.

Tanda hijau untuk orang pejalan kaki sepertinya berjalan sebelum lampu hijau tiba. Baru saja ia ingin jalan, di sampingnya terlihat seorang Nenek. Ia menyampirinya. "Nenek mau ke sana?"

"Iya, Nak."

"Saya bantu, Nek." Erina pun membantu Nenek tersebut berjalan, ia berusaha mempercepat langkahnya.

Tak lama keduanya telah sampai di seberang jalan. "Terima kasih, Nak."

"Sama-sama, Nek. Saya permisi dulu." Erina pergi setelah mendapatkan balasan dari Nenek.

Perlakuan Erina, sedari tadi dilihat oleh seseorang bermata tajam. Dia melihat semuanya di atas motor hitam miliknya. Di balik helm, dia menyunggingkan senyuman penuh arti.

Dunia Berbeda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang