[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Erina Hanasta, seorang perempuan cantik, bertubuh mungil yang cocok dipeluk. Erina dianugerahi kecantikan yang sangat cantik. Banyak yang iri dengannya, tapi ia tidak bisa melakukan apa pun. Ingin menghindar? Ia sudah bebera...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
"Apa tuh bos?" Seorang pria yang dipanggil bos tidak menjawab, dia malah meletakkan beberapa kantok plastik yang digenggam.
"Wiss makanan." Isi kantok plastik sudah berserakan di mana-mana.
"Dari mana lo?"
"Rumah."
"Woii sini ada makanan nih." Beberapa pria mendekat dan mengambil makanan atau cemilan-cemilan yang dibawa tadi.
"Siapa yang bawa, Bang?" tanya salah satu anggota.
"Si bos yang bawa," jawab Gavin.
Axton, si pemimpin Escorpiòn. Ia baru saja sampai di markas dengan membawa tentengen dari supermarket. Sekali-kali nyenengin anggota, pikir Axton.
"Thanks bos." Axton hanya membalas dengan anggukan kepala.
Anggota Escorpiòn kembali melakukan aktivitas masing-masing. Di ruang tengah, hanya diisi anggota inti saja. Yang lain ada di belakang, depan, di kamar masing-masing. Setiap anggota memiliki kamar, ada yang sendiri dan ada yang saling berbagai kamar.
"Andrian." Andrian yang dipanggil pun menaikkan alisnya dengan melihat pada Axton.
"Gue mau lo cari tau seseorang," papar Axton.
"Siapa?" tanya Andrian.
Axton tidak menjawab, melainkan ia mengirimkan sesuatu pada Andrian. "Gue udah kirim ke lo."
Andrian pun melihat apa yang dikirim ketuanya. Terlihat wajah bingung, ia menatap Axton. "Cewek?"
"Hmm." Andrian hanya menganggukkan kepala lalu mengambil laptop dan memulai mencari tau orang tersebut sesuai yang diminta Axton.
"Kenapa bukan lo yang cari, bos?" tanya Aaron.
"Udah. Tapi gue gak dapat apa-apa." Aaron menggangguk mengerti.
20 menit, Andrian mencari dan mengotak-atik laptopnya. Ia menggeram marah melihat hasilnya. "Shit!"
"Kenapa lo?"
Andrian tidak menjawab, ia malah memutarkan laptopnya pada Axton. Dapat laki-laki itu lihat, hanyalah virus di sana. "Virus?"
"Itu yang gue dapat juga," jawah Axton.
"Berarti orang yang lo cari, bukan orang sembarangan. Ada yang nutupin datanya," balas Gavin.
Keheningan terjadi setelah Gavin mengeluarkan suara. Tidak ada yang membuka suara, semuanya memikirkan sesuatu. Atau mungkin hanya Axton dan Andrian saja. Kedua manusia yang tak lain Aaron dan Gavin bermain handphone masing-masing.
"Ohiya, Ansell kapan balik? Katanya mau balik," celetuk Gavin.
Gavin tidak tahan dengan keadaan hening seperti ini, maka dari itu ia mencari topik apa pun.