Chapter 24

6.1K 608 45
                                    

"J—je, Jeje."

Rintihan Doyoung terdengar sayup dari hening malam yang memekik, menggoyangkan pelan lengan suaminya ketika dirasa mulas yang amat hebat terasa pada perut

Jaehyun terbangun begitu saja setelahnya, dia menangkap tubuh Doyoung yang hampir tumbang. Basah oleh keringat, serta rintihan sakit yang tak juga berhenti

"Sweetie kamu kenapa? Sabar sayang kita ke rumah sakit sekarang hmm?" Tanpa berpikir dua kali atau sedikit merapikan penampilannya, Jaehyun menyambar celana panjang serta sepasang pakaian hangat untuknya dan Doyoung

Mendekap erat erat tubuh Doyoung untuk menemukan mobil mereka terparkir di bagasi, Jaehyun sudah hampir ingin menyetir sementara Doyoung memegangi perutnya yang terasa semakin berdenyut sakit

"Tuan! Tuan biar saya yang menyetir, tidak akan semakin baik jika anda Menyetir dalam keadaan panik seperti ini." Kepala pelayannya mengetuk pintu mobil, Jaehyun mengagguk tanpa kata dia berpindah ke belakang memeluk Doyoung sesekali mengusap lembut kening yang basah oleh keringat

"Bertahan Sayang kita berangkat ke rumah sakit sekarang oke? Sini sini pukul aku, cubit atau gigit pun nggak apa alihkan rasa sakit itu sama aku." Jaehyun memeluk Doyoung, rasanya ingin sekali menangis. Terasa seperti nyawanya hampir melayang melihat wajah pucat istrinya

Atau pada darah yang mengalir dari kedua kaki Doyoung, Ya ampun Jaehyun sama sekali tak bisa berpikir Jernih "Pak percepat mobilnya!" Ia memekik Frustasi, semakin mengeratkan pelukannya kala Doyoung bergerak cukup tidak terkendali.

"Sakit Jee sakit." Doyoung menangis, menggapai tubuh Jaehyun bahkan entah sadar atau tidak dia mencengkeram erat Jaket hangat Jaehyun sembari terus menggeliat tak nyaman

"Pak!" Mata Jaehyun memburam, dia mengelus perut Doyoung berharap sedikit mengurangi sakitnya, berharap setidaknya setengah atau seluruh rasa sakit Doyoung mampu ia ambil. Jika bisa Jaehyun akan melakukanya dengan senang hati

Dia benar-benar tidak bisa, itu terlalu menyakitkan, Doyoung merintih kesakitan dengan wajah pucat semacam itu

"Di depan Tuan!"

Tidak Jaehyun sama sekali tidak peduli banyak orang melihatnya menangis sembari menggendong Doyoung masuk ke rumah sakit, masa bodoh dengan tanggapan orang lain. Yang terpenting Doyoung harus selamat dan anak mereka juga

"Maaf Tuan, kami harus melakukan Operasi Caesar secepatnya agar Bayi dan si Ibu selamat. Tapi mungkin Bayi tidak akan seperti bayi lainnya."

Jaehyun mengacak rambutnya Frustasi "Lakukan apapun yang terbaik, pastikan Doyoung dan putraku selamat!"

Lantas Dokter itu menghilang di balik pintu Operasi yang mulai menyala, Jaehyun bingung, dia takut. Bagaimana jika ketakutannya selama ini menjadi kenyataan?

Tuhan Jaehyun mungkin brengsek, dia mungkin Manusia penuh dosa dan tidak pantas meminta ini, tapi tolong selamatkan Doyoung. Jaehyun tidak dan tidak akan pernah siap kehilangan siapapun.

"Mom." Dia memutuskan menelpon Mommynya, tangisannya terselip disana. Untuk pertama kali, setelah dua puluh enam tahun hidup sebagai Jung Jaehyun yang dingin hampir tak pernah ia menangis di hadapan orang lain apalagi Ibunya.

"Jae? Kamu kenapa? Kamu menangis sayang?" Dari sebrang terdengar Grasak Grusuk berisik, mungkin Krystal memutuskan menghampiri Jaehyun

"Doyoung di operasi sekarang, dia tiba tiba pendarahan. Mom dia akan baik baik saja kan?" Suaranya terdengar bergetar dan putus asa

"Kamu di rumah sakit sayang? Mom sama Dad Kesana sekarang, Mom mau kasih kabar ke Mama Papa Doyoung kamu jangan berpikir buruk oke? Tunggu kami datang."

Marry Me Mr. Billionaire (JAEDO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang