Chapter 21

6.4K 654 13
                                    

Jaehyun menyipitkan matanya, kamar dia Doyoung tiba tiba menjadi sangat gelap kedua orang tuanya bahkan pergi entah kemana

Kaki Pria itu melangkah perlahan, mencoba menangkap apa yang di injak kakinya tetapi sama sekali tak terlihat apapun

"Doie, Sweetie?"

Hanya kesunyian serta detakan jam dinding berisik di sudut kamarnya, dia mencoba menyalakan senter dari Ponsel tapi kemudian berdecak kesal karena kehabisan Daya

"Doie jangan bercanda."

Kemudian Jaehyun merasakan tubuhnya di Dorong kasar keatas kasur, hampir saja Jaehyun meringkus orang yang mendorongnya

Tetapi lampu kamar tiba tiba menyala terang, ada Doyoung Tersenyum dengan kue Dan lilin di tangannya

Kamar mereka berdua penuh dengan Wangi Lilin Aromaterapi, kelopak bunga bawah diatas kasur bahkan hampir memenuhi lantai kamar

"Happy Birthday Sayang! Aku tidak pernah menyangka kita bisa sejauh ini bahkan sebentar lagi memiliki Baby kecil yang lucu."

Doyoung Tersenyum manis, pipinya merona cantik malam ini tampak lebih manis dan sedikit menggoda dengan piyama tidur Satin yang mirip dengan milik Ibunya

Dan Jaehyun tidak tahu Motif tersembunyi apa atas alasan Doyoung memakai Piyama seperti itu?

Senyum Jaehyun mengembang, tampan sekali saat kedua matanya menghilang seperti bulan sabit serta Cekukan manis di kedua pipi itu

Doyoung duduk perlahan di pangkuan Jaehyun, dengan kue Coklat serta gambar wajah Tersenyum Jaehyun diatasnya "Tiup lilinnya Sayang."

Entah mungkin efek lelah atau bagaimana tapi Doyoung seolah menjadi Penggoda ulung malam ini

Piyamanya tidak benar benar menutup, terbuka jelas pada bagian leher sampai sebagian dada. Wanginya terasa lebih manis dan menusuk

Jaehyun memejamkan mata, dia berdoa dalam hati. Ada serangkaian harapan yang bukan hanya untuk Dirinya dari juga untuk Semestanya

Semoga setelah apa yang dulu mereka lewati, tidak akan ada lagi hal hal menjengkelkan terjadi.

Pria itu meniup lilin diatas kue, kemudian tertawa dan menyimpan Kue Coklat manis keatas nakas di samping tempat tidur "Kau harusnya tidak usah melakukan ini Sayang, pasti lelah menghias kamar sebesar ini seharian."

Jemari lentik Doyoung mengelus lembut rahang tegas Jaehyun, tertawa pelan kemudian dengan perlahan melepas dasi yang Pria itu pakai kemudian pelan pelan mendorong Jaehyun agar sepenuhnya berbaring diatas Ranjang

Lampu kamar mereka padam begitu saja, remang cahaya bulan dari balik celah kecil Gorden tipis di kamar mereka sedikitnya membuat Jaehyun menyipit saat Doyoung perlahan membuka Piyama yang di pakainya

"Aku ingin berterimakasih juga sudah begitu sabar menghadapi diriku yang kadang begitu manja, Jaehyun jika hari itu aku memilih pergi dan mengabaikanmu apa mungkin kita tidak akan pernah seperti ini?"

Si Pria tampan menatap Sendu wajah Doyoung yang remang terkena cahaya bulan, tangan tangan kekarnya melingkari pinggang Ramping Doyoung yang bahkan tidak memiliki penutup apapun lagi "Bagaimana jalannya, takdir memang hanya ingin menyatukan kita benar?"

Doyoung mengangguk senang, dia mengecup Bibir Jaehyun sekali "Tentu saja, tapi aku tidak bisa memberikan Kado apapun untukmu, sebagai gantinya aku memberikan Sisa waktuku untuk bersamamu bagaimana?"

Suaminya Tertawa puas, dia menarik tengkuk Doyoung menahan pula agar pagutan bibir mereka tidak terlepas

Itu adalah kado terindah yang pernah Jaehyun terima di sepanjang dua puluh lima tahun dia hidup dan bernafas sebagai Manusia

Marry Me Mr. Billionaire (JAEDO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang