Nyonya keluarga Jung itu berdiri memandang langit sore di belakang istananya, ingatan membawa banyak kenangan yang tersimpan apik bahkan jika sekalipun itu adalah ingatan yang tak mengenakan.
Ketika kediaman keluarga Jung cukup ramai kala itu, masih juga membekas di ingatan Doyoung saat kedua putranya membawa masing masing pacar mereka dalam dekap manja
Doyoung terharu, tentu saja. Tidak terasa kedua putranya bisa tumbuh menjadi lelaki dewasa yang tampan dan membanggakan
Kendati Mark bukanlah putra kandungnya, bagi Doyoung tak ada beda entah itu Mark atau Jeno. Mereka tetap putra yang Doyoung sayangi
Dan Jaehyun? Pria itu semakin mempesona bahkan dengan fakta usianya tak lagi semuda dulu. Dia benar-benar merepresentasikan pria dewasa matang dari segala aspek
Usia, kesuksesan, sikap dan segala yang Doyoung sukai ada pada diri suaminya.
"Melamun saja." Doyoung terkekeh kecil, bibir mungilnya menyambut kecupan hangat Jaehyun di belakang punggung. Merasakan lengan kekar berurat itu memeluknya erat dengan dagu yang menumpu pada pundaknya
"Aku hanya mengenang Jae, waktu cepat berlalu iya kan?"
Anggukan pelan ia rasakan pada pundak kirinya, lagi kecupan hangat kali ini mampir di leher jenjangnya "Dan tidak ada yang berubah kecuali cintaku padamu."
Tawa kecil Doyoung berikan sebagai tanggapan, semakin tua suaminya juga semakin pandai menggombal. Pasti karena di ajari Jeno, si bungsu tumbuh menjadi pria tampan yang gagah persis cetakan Jaehyun sekali
Di usia yang tak lagi muda kemesraan Jaehyun dan Doyoung tidak meluntur di telan waktu, Jaehyun justru semakin manja. Semakin memuja istrinya yang nampak manis bahkan dengan keriput dan satu dua uban yang awal kemunculannya sempat membuat panik sang Nyonya
Tak apa bagaimanapun penampilan Doyoung, pria manisnya akan tetap menjadi pemenang hatinya. Bonus si bungsu dan kakaknya
"Sudah hampir malam, tidak kedinginan?"
Istrinya menggeleng pelan "Memelukmu juga cukup."
Jaehyun terkekeh kecil, dengan suara rendah dan tawa yang khas sekali. Sekarang Doyoung percaya jika Jaehyun sudah menjadi bapak bapak sejati "Siapa yang mengajarimu Gombal begini, hmm?"
Pria itu menjawil gemas ujung hidung Doyoung, mengusak pipinya pada pipi si manis yang masih juga terlihat berisi
"Kamu lah."
Keduanya saling bertukar tawa, Jaehyun meninggalkan satu kecupan di pipi kemudian menuntun Istrinya kembali ke dalam. Udara malam tak bagus untuk tulang keropos mereka
"Papa Daddy!"
Keduanya melambai kecil ketika Jeno berteriak di ujung pintu masuk, koper dan dua tas besar di hempas begitu saja kemudian berlari kencang menerjang kedua orang tuanya dengan pelukan
Jeno. Memilih melanjutkan kuliahnya ke Australia sendirian, menolak bantuan kedua orang tuanya, katanya dia bisa saja menggantikan Jaehyun sebagai pemimpin perusahaan tapi Jeno juga ingin berkembang dengan usahanya sendiri. Dia ingin segala kesuksesan yang Jaehyun turunkan padanya tidak hancur begitu saja. Jeno tak mau kepercayaan yang Papa dan Daddy-nya bangun runtuh begitu saja saat ia malah membawa segalanya kembali ke titik rendah
Lelaki itu dewasa dengan caranya sendiri, Jaehyun mengarahkan, Doyoung mendorong dari belakang dan Mark ikut serta membantu menuntun dari samping. Selebihnya Jeno yang memutuskan akan bagaimana dengan hidupnya sendiri
Di samping segalanya, Jeno hanyalah bayi besar yang akan menangis kalau Jelly kesukaannya tak tersedia di Kulkas serba ada keluarga Jung
Bagi Doyoung, Jeno tak begitu jauh berubah. Dia adalah bayi besarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me Mr. Billionaire (JAEDO)
أدب الهواة__________________ Doyoung di tinggalkan di hari pernikahannya, sementara Jaehyun di Campakkan tepat semenit sebelum Janji Suci di ucapkan.