After (2)

4.5K 376 10
                                    

"Dad."

Jaehyun tatap lama putra sulungnya yang tersenyum lebar, berdiri di depan pintu dengan tas cukup besar serta beberapa Paper bag di kedua tangan

"Maaf Mark baru bisa pulang, jadwalnya padet banget ini juga Mark bersyukur bisa ambil cuti walau cuma lima hari." Mark jelaskan bagaimana ia bisa pulang

Keningnya berkerut tipis, kala Ayahnya itu tak bergeming. Membalas pun tidak, tatapan matanya terlihat menyelidik

Dan sedari tadi ia tak menemukan papanya, padahal biasanya jika ia atau Jeno pulang pun sekedar mampir papanya yang paling semangat

Sebetulnya apa yang sudah terjadi disana?

"Dad, You okay?" Mark Coba tanya dengan suara lebih pelan, tak ingin membuat Jaehyun tersinggung atau malah merasa tak dihormati

Terdengar Hela nafas panjang Jaehyun, pria itu melunakkan tubuh ia ambil tas besar di tangan kanan Mark menggiring putranya masuk "Jadi lima hari cuti kamu disini?"

Mark mengangguk tanpa ragu, ia tersenyum tipis. Kedua pria berbeda generasi itu duduk berhadapan di sofa ruang tamu, rumahnya terasa dingin. Mark rasa ada yang kurang "Iya Mark rindu Daddy, Rindu Papa, Rindu Jeno rindu suasana rumah ini."

Si sulung semat senyumnya lagi, tidak tahu saja pikiran Jaehyun berkelana jauh

Sedikit merasa bersalah jika ingat bagaimana kerasnya ia tampar pipi Jeno sampai mencetak bentuk tangannya

Namun Jaehyun tak menyesal sama sekali, Jeno entah apa yang terjadi pada putra bungsunya itu. Yang jelas ia tak bisa bertemu Jeno untuk sekarang, Jaehyun kecewa

"Dad? Apa ada masalah? Maaf Mark tutup telpon dari Dad hari itu, Mark benar benar sibuk."

Jaehyun anggukan kepalanya tipis, ia melirik pintu kamar yang tertutup. Dua hari, istrinya tak mau keluar kamarnya

Terlihat masih syok semenjak Jeno membentaknya hari itu, Doyoung banyak melamun. Bahkan Jaehyun juga tahu, Doyoung sering menangis sendirian jika ia sudah tertidur

Jaehyun tidak tahu harus bagaimana lagi, semoga kehadiran Mark bisa sembuhkan sedikit luka hati Istrinya.

"Mark temui papa gih, ajak papa mengobrol, papa ada di kamar."

Mark mengedip dua kali "Papa sakit?" Jaehyun hanya balas dengan senyum tipis, ia dorong pelan bahu Mark "Sana, temui saja papamu."

Tanpa di perintah dua kali Mark buka pelan pintu kamar kedua orang tuanya, di sambut punggung sang papa, termenung menatap keluar jendela

"Pa?" Mark berjongkok di hadapan Doyoung yang melamun, ia genggam tangan papanya juga mengecup singkat sampai sang papa menunduk

Mata lelaki tercintanya nampak sembab, wajahnya pias, bahkan tak ada senyuman manis seperti bagaimana Mark biasa di sambut oleh sang papa

Papanya berkedip, bibirnya bergetar sampai di kedipan ketiga pipinya basah, Mark rengkuh cepat tubuh sang papa "Mark disini, Mark rindu papa."

Tangisan papanya malah makin mengeras, nafasnya tercekat, hatinya hancur. Entah bagaimana lagi menggambarkan suasana hati Doyoung saat ini

"Papa jangan nangis, hati Mark sakit." Si sulung membisik, tak mampu lihat apalagi mengusap tetes air mata dari pipi sang Papa. Mark rasa matanya ikut panas

"Papa gagal Mark, p—papa merasa gagal." Tangisan papanya meraung, pelukan pula berubah menjadi cengkraman.

"Papa nggak gagal, papa nggak pernah gagal." Mark genggam lembut tangan sang papa yang memeluknya, ia kecup punggung tangan Doyoung lembut "Papa adalah papa terbaik yang Mark punya, walau Mark bukan anak kandung papa, Mark sayang papa, Mark bersyukur bisa memiliki ayah seperti Papa."

Marry Me Mr. Billionaire (JAEDO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang