~Saudara kandung yang asing~
~H a p p y R e a d i n g~
Tidak peduli dengan rasa lelahnya dan keadaan sekitarnya. Zora terus berlari pelan dengan bayangan kejadian bersama pemuda yang dia anggap cowok aneh tadi terus berputar dikepalanya. Ia merasakan dadanya bergemuruh hebat.
Di arah yang berlawanan, ada Reza yang melangkah kearah Zora. Cowok itu sedang mengotak atik ponsel pintarnya. Ketika Zora semakin mendekat, Reza mendongak dan mendapati Zora yang seperti berlari menuju kearahnya.
Pria itu langsung menghentikan langkahnya seakan menantikan Zora akan datang kepadanya. Tapi sayang, gadis itu melewatinya begitu saja. Bahkan Zora tidak meliriknya sedikit pun.
Reza terdiam, kemudian menoleh. Mendengus tidak percaya, lalu menggertakkan giginya dengan menatap tajam punggung kecil yang menjauh itu.
"Sampai kapan lo mau ngejauhin gue, Zora."
Reza mengalihkan pandangannya pada ponselnya yang bergetar tanda ada panggilan masuk. Nama Ginar tertera di sana, tanpa basa basi dia langsung menjawabnya dan mendekatkan benda pipih itu pada daun telinganya.
"Lo dimana? Gue lihat anggota club musik lainnya udah pada pulang." Nada bicaranya terdengar datar.
"Hikss.... Kak Reza,"
Mimik wajah Reza berubah, "Ginar! Lo ada di mana sekarang?" Ucapnya penuh penekanan.
"To-toilet.. hikss"
Reza memejamkan matanya menahan amarahnya. Dia kembali menoleh kearah di mana Zora pergi dan tidak terlihat lagi.
"Claazora!" Geramnya.
-----
Ketika melihat mobil yang biasa mengantar jemputnya. Zora langsung masuk ke dalam mobil dan bernapas lega. Dia melempar tas dan topinya di tempat duduk sebelahnya.
Menyandarkan kepalanya sambil memejamkan matanya. Ia memegang dadanya yang masih bergemuruh. Menggelengkan kepalanya pelan berusaha melupakan kejadian tadi.
Zora melirik seseorang yang duduk di bangku kemudi, "jalan pak! Aku pengen cepat pulang, udah lapar banget soalnya." Zora memegangi perutnya yang berbunyi. Dia masih memejamkan matanya dan mengatur napasnya merasa lelah.
Mobil itu akhirnya mulai meninggalkan area sekolah. Zora mengerutkan keningnya heran. Tumben sekali Pak Doni tidak menjawab. Zora langsung membuka pejamannya dan memiringkan kepalanya untuk melihat siapa yang sedang menjalankan mobil itu.
"Cleobara!" Pekiknya tanpa sadar.
Sedangkan Bara mendengus tak percaya mendengar namanya disebut tanpa embel-embel kakak.
"Apa sopan santun lo juga udah hilang?"
"Haah? " Entah kenapa Zora merasa lucu mendengar itu.
"Lupakan soal sopan santun. Di mana Pak Doni? Dan kenapa kamu bisa ada disini?" Zora merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi sekarang.
"Gue suruh pulang."
"Kenapa?"
"Ck," Bukannya menjawab, Bara malah berdecak kesal.
Zora kembali menyandarkan kepalanya dengan melipat kedua tangan didada. Ia menatap datar kakak kandungnya itu.
"Bersikaplah seperti biasanya, Cleobara."
"Claazora!"
"Apa!" Jawab Zora tidak kalah membentak.
Hal itu membuat Bara terdiam. Dia mengeratkan genggaman pada kemudinya. Bara dapat merasakan aura benci yang menguar dari seseorang yang duduk di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Alive || Claazora Transmigrasi (END)
Fiksi Remaja(LENGKAP) Kiana putri Mahardika, seorang gadis berusia 18 tahun yang lumpuh sejak kecil dan memiliki penyakit kanker yang sulit disembuhkan. Gadis yang sangat berbakat ketika memainkan alat musik piano, suka membaca novel dan memiliki keinginan unt...