~Perhatikan perasaan mu, jangan sampai kau menjilat ludah mu sendiri~~H a p p y R e a d i n g~
"Jangan deket-deket!"
Zora memberi jarak karena Zeynar duduk terlalu dekat dengannya. Tapi pemuda itu malah ikut bergeser ketika Zora menjauh darinya. Hal itu membuat Zora merengut kesal pada pemuda yang sudah menemaninya hampir setengah jam di halte bus ini.
Keduanya duduk bersama dengan ditemani hujan deras yang tak kunjung berhenti.
"Tadi kenapa nangis? Takut?"
Zora tidak menjawab, dia berusaha untuk tidak peduli dengan pemuda disampingnya ini dengan mengusap kedua telapak tangannya yang kedinginan.
Zeynar menatap lekat gadis itu. Dia meraih satu tangan Zora dan menggenggamnya.
"Sini! Biar gue angetin."
"Iih, apaan sih, le-pas!"
Zora berusaha melepaskan tangannya yang kini ditiup pelan oleh Zeynar. Pemuda itu berusaha memberikan kehangatan dengan cara meniup-niup tangan mungil Zora.
Zora merasa tidak nyaman, jantungnya berdetak tidak normal sejak tadi. Dia menatap Zeynar dari samping.
JEDERRRR
Suara petir mengagetkan Zora, membuat gadis itu mendekat pada Zeynar dan tanpa sadar membalas genggaman pria itu. Zora terlihat ketakutan.
Zeynar terkekeh pelan, "makanya, nurut jadi cewek."
"Sini, tangan satunya!"
Zeynar menggenggam kedua tangan mungil itu dan meniupnya pelan. Jujur, Zora merasa sangat nyaman ketika tangannya digenggam oleh Zeynar.
"Anget kan?" Zeynar melirik gadis itu sekilas.
Zora tidak menjawab, dia malah menunduk lemas. Kepalanya terasa sangat sakit, dia juga kelaparan. Sejak siang tadi dia belum makan apapun.
"Mau gue balas perbuatan mereka?"
Zora mendongak, mata tajam itu menatap lekat Zora. Keduanya saling menatap dengan tangan yang masih bertaut.
"Apa maksudmu?" Lirih Zora.
"Orang yang menyakitimu."
Ada amarah yang berkobar dimata Zeynar. Dia meremas erat tangan Zora, seperti berusaha mengendalikan emosinya dan Zora menyadarinya.
Dia langsung melepaskan genggaman tangan mereka dan mengalihkan pandangannya pada hujan yang masih setia turun dari langit. Zora mengingat kejadian dimana dia disuruh turun dari mobil oleh kakaknya sendiri.
Sedangkan Zeynar, pemuda itu kini berdiri dan melepaskan hoodie hitamnya. Menyisakan seragam yang dia pakai.
"Lepas!"
Perintah Zeynar, dia menyuruh Zora untuk melepaskan Cardigan yang dia pakai. Zora tentu melotot dan langsung menyilangkan tangan didada.
"Kamu mau apa? Jangan macam-macam yah!" Peringatnya garang.
Zeynar memejamkan matanya dengan memijat kepalanya menahan gemas. Ini pertama kalinya terjadi pada dirinya. Rasanya dia ingin membawa gadis ini dan mengurungnya untuk dirinya sendiri.
"Lepas Claazora!"
"Nggak!"
"Ck, nurut nggak! Atau lo gue culik benaran nih,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Alive || Claazora Transmigrasi (END)
Teen Fiction(LENGKAP) Kiana putri Mahardika, seorang gadis berusia 18 tahun yang lumpuh sejak kecil dan memiliki penyakit kanker yang sulit disembuhkan. Gadis yang sangat berbakat ketika memainkan alat musik piano, suka membaca novel dan memiliki keinginan unt...