Dua Dunia Riri

12

"Dari awal..."

Kini semua mata menatap Ryana.
"Dari awal aku memang bukan putrimu"
Theo melotot melihat Ryana berani menjawabnya.
"Apa yang sedang kau katakan!! " Bentak Theo menggelegar.

Riri berdiri menatap mata Theo lekat, gurat kemarahan terlihat di matanya, kini emosi Riri dan Ryana seolah melebur.

"Tepatnya kau memang bukan ayahku"
Semua yang disana terkesiap kaget mendengarnya.

"Aku hanya anak Ibunda, tanpa ayah, jangan katakan aku putrimu saat kau belum pernah sekalipun menjadi ayahku, kau adalah lelucon terhebat dalam 17 tahun hidupku, kenapa harus aku yang menerima kebencianmu, harusnya aku yang membencimu!, yang membuatku ada di dunia ini adalah KAU!!, Kau menyetubuhi ibuku BANGSAT!!" Entah kenapa Riri merasa muak.

"Tapi beraninya kau membenciku! Kau tak berhak!! Seluruh hidupku ini adalah hutang yang harus kau tebus, Kau membuatku ada, aku tanggung jawabmu, beraninya kau melarikan diri!!!" Nafas Ryana memburu matanya memerah menahan tangis tapi kemarahan menguasainya, dari pada menangis Riri lebih ingin berteriak.

"Aku sangat kasihan dengan Ibunda" Lirih Ryana menatap Mata Theo yang terguncang.
"Bagaimana mungkin Ibuku menikah dengan laki laki tidak bertanggung jawab INI!!, semuanya!! Keluar dari ruanganku!!" Riri berbalik menatap keluar jendela.

Alam seolah mengerti isi hatinya, petir menggelegar bersahutan, hujan pun turun dengan deras, seperti derasnya emosi Riri dan Ryana saat ini.

Sesaat kemudian kamarnya terasa sepi, semuanya telah pergi, Riri bisa gila dengan semua ini, ia rindu keluarganya rindu ayah Baskara, ayahnya itu mana mungkin akan membentak dan berkata kasar padanya.

"Ayah... Riri harus apa?" Lirih nya dalam tangis yang tak terbendung.
.
.
.

Theo berjalan linglung keluar dari kamar Ryana. Orion yang melihat ayahnya terguncang tak bisa melakukan apapun. Selama ini ia juga abai pada adiknya. Kebencian Theo menular, kehilangan ibu adalah hal yang berat bagi mereka 17 tahun lalu, semua cahaya seolah lenyap terganti hitam dan abu abu. Tapi setelah mendengar kemarahan adiknya, harusnya mereka juga tak menyeret bayi mungil itu ke kegelapan, mungkin harusnya mereka menciptakan warna baru.

Tapi penyesalan tak mengubah apapun, terlalu rusak untuk di perbaiki, terlalu berat untuk di maafkan, Orion tak tahu harus berkata apa hatinya sakit mendengar raungan kepedihan Ryana. Entah apa yang harus ia perbaiki semuanya terlanjur hancur dan membusuk.
.
.
.
Marry masuk ke kamar Ryana saat Nonanya tertidur, mata sembab terlihat jelas di wajah cantik itu, wajah yang sangat mirip dengan Nyonya
Martha de Cambridge, Marry mengelus pelan kepala Ryana ia tau persis bagaimana perjuangan bayi kecil ini untuk tumbuh, Marry lah yang mengasuh Ryana sedari bayi, Ryana sudah seperti anaknya, melihat anaknya bersedih, hati Marry ikut tersayat, tapi ia tak bisa lakukan apapun ia hanya pelayan, Marry tak berhak.

"Tumbuhlah kuat Nona"

Marry menutup pelan pintu kamar lalu keluar.
Riri membuka matanya merasa hangat pada kasih sayang Marry, Riri kesal pada takdir Ryana ia akan mati lalu Marry pun di bunuh karena tuduhan sebagai kaki tangan Ryana, wanita sebaik itu bagaimana mungkin bernasib buruk.
.
.
.
Apa yang harus Riri lakukan, sudah 7 hari Riri tetap disini, tak bisa kembali dan tak bisa bertemu Ryana dalam mimpi, apa ia akan terjebak selamanya disini, ia harus bagaimana, Riri frustrasi dengan ketidak berdayaannya.

Ia tidak bisa menghadapi orang orang disini, Theodore, Orion, Pangeran bahkan Marry, Riri merasa bersalah.

Jadi apa yang harus Riri lakukan?.
.
.
.
Cast

Riana Larasati 15th

Ryana De Cambridge 17th

Kivandra / kiv 30th

Marry 44th

Gak usah bingung karena panggilannya gak tetap, Riri dan Ryana, gue emang pengen kaya gitu, menegaskan kalo Riri masih ada disana saat Ryana juga disana, sebagai pembatas 2 jiwa atau 2 nama.

Next...
Vote jangan baper, komen kalo bisa...
Yaudah next...