14

4.5K 371 0
                                    

Berita heboh dari Marry pagi ini tak membuat Riri terkejut, saat ini di ruang tamu timbunan hadiah saling berdesakan, gaun, permata, bunga dan hal lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Berita heboh dari Marry pagi ini tak membuat Riri terkejut, saat ini di ruang tamu timbunan hadiah saling berdesakan, gaun, permata, bunga dan hal lainnya. Hadiah yang membuat mata wanita mana saja melotot. Tapi tidak dengan Riri,

Siang ini Riri memutuskan keluar dari kamarnya dan makan bersama Theo serta Orion. Sepanjang makan hanya ada keheningan Riri canggung sebenarnya, sepertinya Riri harus percaya pada Marry jika Theo tak berniat menghukumnya karena masalah yang lalu.

"Khemm" Dehaman Theo menarik perhatian kedua anaknya.
"Kau sudah melihat bingkisan di ruang tamu?" Tanya Theo pelan, entah kenapa terasa berbeda.
"Sudah"
"Putra Mahkota yang mengirimnya khusus untukmu, dan beliau mengajukan lamaran kepada kita"
Riri kembali menatap gelas yang berisi jus jeruk, minuman yang segar untuk siang yang terik ini.
"Aku menolak"
"Apa!" Riri menatap Orion yang terkejut.
"Aku menolaknya" Ulang Riri.
"Kau harusnya tau itu bukan sesuatu yang bisa di tolak semudah itu" Ungkap Theodore.

Benar, Riri lupa hal ini, jika Raja sudah bertitah, menjadi selirnya pun Riri harus mau. Dasar peraturan laknat. Tapi sepertinya lamaran ini belum resmi.

 
"Aku rasa Putra Mahkota pasti punya wanita yang lebih pantas"
"Kau pantas!" Teriak Orion spontan.
Heh sejak kapan orang itu memujinya, Orion bangsat, dia juga mengabaikan Ryana, bahkan Abimanyu terasa lebih Baik.
Riri beralih menatap Theo. Tatapannya mengatakan ia tak akan mengubah keputusan.

''Itu... Terserah AYAH mau bagaimana mengatasinya"

Jawab Riri menekan kata ayah, peringatan untuk Theo jika dia masih mau menjadi ayahnya. Riri harus banting stir, jika dulu Ryana berharap pada ayahnya, kini Riri harus membuat Theo dan Orion berharap di anggap olehnya.

Selesai makan Riri meninggalkan mereka tanpa mau berdebat lagi.

Jangan berhubungan dengan kerjaan. Ada X besar tercoret di kata-kata itu, Riri akan berusaha menjauh.
"Hhhh"
Udara sore terasa sesegar ini, Riri berada di taman kediamannya bersama Marry.

Parah sih ini keren banget, Riri ingin menangis melihat banyaknya mawar bermekaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Parah sih ini keren banget, Riri ingin menangis melihat banyaknya mawar bermekaran.

"Taman ini sebelumnya Nyonya Martha yang merawat"
Jelas Marry.
"Benarkah? Ibuku?"
"Benar Nona, Nyonya sangat menyukai bunga mawar" Marry tersenyum saat mengingat Martha.
Riri mengangguk hatinya ikut menghangat saat mendengar nama Martha.
"Itu paman Kiv" Tunjuk Riri.
"Paman Kiv!" Panggil Riri melambaikan tangan, di balas dengan senyuman oleh paman Kiv.

Ryana memang lebih dekat dengan paman Kiv, pamannya itu orang yang hangat, jadi dari pada bosan Riri juga ingin dekat deng paman Kiv, lagian paman Ryana itu ganteng abis, ya ampuuun gak kuat.
Riri mendekat melihat Kiv sedang mempersiapkan kereta kuda.
"Hai paman"
"Hai Nona, akhirnya kau keluar dari sangkarmu"
"Hihihi aku bosan"
"Benar, kau harus lakukan hal yang membuatmu senang"
Riri mengangguk membenarkan, jadi apa ya yang membuatnya senang.
"Mau ke istana?"
"Eh"
"Mau ikut kau biasanya senang jika ke istana" Tawar Kiv lagi.
Hahaha... Riri hanya bisa tertawa dalam hati Ryana ini memang sesuatu ya.
"Tidak, aku akan melakukan hal lain dengan Marry" Tolak nya.
"Benarkan? Apa itu"
"Rahasia" Ucap Riri sok misterius membuat Kiv gemas.

Tak lama Orion muncul.
"Sudah siap?"
"Sudah Tuan Muda, saya akan menemani anda ke istana" Orion mengangguk setuju, karena memang asistennya Nicholas Timoty belum kembali dari tugas.
"Kau mau ikut aku?" Tawar Orion melihat Ryana berada di sana, biasanya memang Ryana selalu ingin ikut jika Orion atau Theo akan ke istana.
"Hhhh" Riri mendengus kesal.
"Tidak" Jawabnya lalu berlalu dari sana.
Orion yang mendapat tanggapan itu bingung kenapa adiknya terlihat kesal.
"Apa aku salah?" Tanyanya pada Kiv.
"Tidak Tuan Muda, sepertinya Nona Ryana akan melakukan hal lain bersama Maidnya"
Orion mengangguk saja mendengar itu.
"Ayo jalan"
.
.
.
Cast

Nicholas TimotyAsisten atau tangan kanan Orion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nicholas Timoty
Asisten atau tangan kanan
Orion.

Dua Dunia RiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang