43

2.5K 246 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Riri sampai di depan Altar, saat ini dia berdiri berdampingan dengan Sang Pangeran.

"Kau terlihat lumayan hari ini" ujar Kaizer.

Bah! Lumayan katanya.

"Terimakasih pujiannya, saya Memang mempesona setiap hari"

"Aku tidak berkata seperti itu" ujar Kaizer sarkas

"Oh oh aku tau, jangan sungkan Pangeran, tunanganmu ini adalah gadis yang pengertian"

"Setelah ini kau harus tau apa kewajibanmu sebagai tunanganku"

Riri hanya bisa menganga mendengar itu, bukan main Pangeran ini.

"Aku tau kewajibanku, jadi Pangeran juga harus menepati janji untuk membatalkan pertunangan saat waktunya tiba"

Kaizer terkekeh.
"Bisa bisanya kau membicarakan pembatalan saat kita Bahkan belum bertukar cincin"

Riri menyeringai kesal
"Tentu saja seperti Pangeran, saya juga hanya mengingatkan tentan kewajiban anda"

"Baiklah kedua mempelai, Pangeran Mahkota Kaizer Of Demetria hari ini akan melangsungkan pertunangan bersama Lady Ryana De Cambridge, semoga mereka di beri keberkahan yang melimpah, diberkati para Dewa - Dewi dan di mudahkan jalanya hingga menuju pelaminan yang sebenarnya, silahkan anda berdua bertukar cincin"

Seorang tetua Demetria menyelesaikan pemberkatannya.

Mereka bertukar cincin dengan lancar, padahal Riri berharap cincin Kaizer akan jatuh menggelinding ke tanah lalu di telan bumi agar pertunangan hari ini batal.

Pesta di lanjutkan, Kaizer sudah meninggalkannya sejak tadi, dasar cowok gak peka.

Riri berjalan hendak menghampiri Orion yang tengah berbincang dengan Bryan.

"Ah lady, maafkan saya"
Lady Rosetta tiba tiba muncul di hadapannya membawa gelas wine. Sudah bisa di tebak jika dia berniat merusak harinya. Pemeran utama kita ini memang banyak tingkah.

"Perhatikan langkahmu Lady, atau kau akan menyiram gaun seseorang" ujar Riri.

Rosetta terlihat terkejut.
"Mana mungkin Lady, anda tidak bisa menuduh saya seperti itu"

'What!'

"Ada apa ini?" Putri Ivana of Demetria datang menghampiri.
"Salam kepada Tuan Putri" Riri melakukan Bow pada sang putri tapi tidak dengan Rosetta, lihat, dia sedang pamer jika hubungannya dengan Putri sangat dekat hingga tidak perlu melakukan penghormatan.

"Tidak ada masalah Tuan Putri" ujar Riri.

"Benar Putri aku hanya tidak sengaja menabrak Lady Ryana"

"Maafkan saya sekali lagi lady...hiks"

Riri terkejut mendengar isakan kecil itu.

"Kenapa sampai menangis, apa kau baik baik saja" Putri Ivana juga terkejut mendapati Rosetta menangis.

"Ti-tidak Putri saya hanya sedih Lady menuduh saya akan menyiram gaunnya, padahal saya sama sekali tidak bermaksud seperti itu...hiks"

Orang orang mulai berbisik membicarakan mereka.

'What...betapa Fuck si Rosetta'

"Aku tidak menuduhmu, aku bilang perhatikan langkahmu, bagaimana mungkin kau menabrakku saat aula ini begitu luas, sepertinya kau mengalami gangguan mata, jangan sampai kau menabrak orang lain"

Mendengar itu tangisan Rosetta mengeras, what! apa dia tidak tahu malu menangis seperti itu.

"Kenapa anda menghina saya seperti itu Lady, saya sudah meminta maaf...hiks"

Wah cape banget.

"Lebih baik anda istirahat Lady  Rosetta" sang Putri mengambil tindakan.

Mereka berdua berlalu dari hadapan Riri.

"Apa begini Putri Mahkota Demetria sangat mengecewakan, bagaimana dia bisa menghina Lady lain seperti itu"

Riri berbalik dan mendapati Lady Olivia Carington di belakangnya. Antek antek Rosetta tidak ada habisnya.

"Jadi itu bukan urusanmu kan"

Lady Olivia menutup mulutnya terkejut mendapati perkataan sarkas Riri.
"Anda sangat tidak sopan, apa anda perlu guru etika Putri Mahkota"

"Oh tidak terimakasih aku lebih butuh penyihir"

Olivia mengerutkan dahinya.
"Untuk apa penyihir"

"Aku ingin merubah mu menjadi katak" ujar Riri sinis, kemudian pergi dari sana.

Olivia terdiam karena terkejut.
"Lady Ryana sangat keterlaluan! Bagaimana anda bisa punya pikiran seperti ituuuu!!, Lady kembali!"

"Fuck! Bicara saja dengan uangku!"

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua Dunia RiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang