46

2.5K 232 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.


Gavier merasa senang mengobrol dengan tunangan kakaknya ini, selama ini Vier paling hanya mengobrol santai dengan kakak perempuannya Putri Ivana, kakak pertamanya entah kenapa tidak mau dekat dengan Vier, padahal Vier sangat mengagumi Kaizer.

"Apa aku boleh memanggil anda kakak?"

"Tentu saja Pangeran" jawab Riri.
''kalau begitu kak Ryana juga boleh memanggil ku Vier"
"Aku akan melakukanya saat hanya ada kita berdua"

Vier mengangguk setuju.

"Jadi apa yang kau baca?"
''ah ini tentang ekonomi" Vier menjelaskan dengan nada sedikit lesu.
"Kamu terlihat lelah?"
"Aku baik-baik saja hanya sedikit lelah, mungkin" Vier menjawab ragu, sembari mengusap hidung yang masih merah akibat mimisan.

Riri tidak pernah merasakan bagaimana belajar dengan keras sampai mimisan, tapi teman di kelasnya ada yang seperti itu, dia terlalu memikirkan ekspektasi orang sekitar hingga tanpa sadar mendoktrin diri agar menjadi yang terbaik, alhasil mereka memforsir diri mereka hingga melebihi batas kemampuan, memang terkadang mereka berhasil mencapai apa yang di mau, namun setelah itu mereka tumbang.

"Mau pergi jalan jalan keluar?"
Tanya Riri.

"Aku tidak bisa keluar istana sembarangan"

Itu benar, Gavier seorang Pangeran siapa yang tau di luar sana ada yang mengincar nyawanya, Kaizer contohnya.

Melihat raut Gavier yang tambah lesu, Riri iba, kasian ni bocah butuh healing.

"Aku akan melakukan kunjungan ke pabrik konveksi ku, dan..." Riri mengangkat buku yang Vier baca.
"Kamu bisa ikut dan belajar langsung di lapangan, apa alasan itu cukup"

Seketika Vier mengembangkan senyumnya.
"Itu sangat cukup" kemudian Vier pergi untuk berpamitan dengan Ratu Estella dan akan menemuinya 30 menit kemudian di istana Putra Mahkota.

.
.
.

Riri kembali ke kamarnya dengan mengulum senyum.

"Seperti hal bagus terjadi padamu"

"Salam Putra Mahkota, ya begitu deh"

"Itu bagus, wajahmu terlihat lebih bagus saat berseri"

"Apa maksud Pangeran wajahku terlihat buruk biasanya?!"

"Aku tidak berkata seperti itu"

"Tapi begitu makna yang ku tangkap" Riri mendengus kesal.

"Para wanita memang selalu berpikir berlebihan" jawab Kaizer menggelengkan kepalanya.
"Pergilah aku sangat sibuk" lanjutnya, kemudian berlalu pergi.

What the h- siapa juga yang mengganggunya, dia sendiri yang menghadang jalanku.

"Dasar sinting"

.
.
.

Kini Riri dan Pangeran Gavier sudah sampai di pabrik konveksinya.

Gavier menatap takjub kesibukan para buruh pabrik.

"Apa gaun di luxury butik kakak juga di produksi di sini?"
"Tidak, gaun gaun itu di buat langsung oleh para desainer di butik, membuat gaun mewah perlu ketelitian jadi pengerjaannya pun relatif lama dari pada membuat pakaian biasa"
"Lalu pakaian yang mereka buat akan di distribusikan kemana?"
"Ini akan di kirim ke toko-toko yang baru aku buka di beberapa desa, sebenarnya ini program Pangeran Mahkota dia ingin membuka lapangan pekerjaan sebanyak mungkin untuk rakyat biasa, dan mengurangi tingkat gelandangan di Demetria, baju baju disini di buat dari kain dengan kualitas standart namun masih nyaman di gunakan, produk ini bisa di jual dengan harga murah, dan sasaran pemasarannya memang rakyat yang kurang mampu"

Gavier terpana mendengar penjelasan dariku.
"Kakak dan kak Kaizer sangat hebat" pujinya.

Hadeh dasar Gavier polos, harusnya dia mengerti arti terselubung dari 'di bukanya lapangan kerja sebanyak mungkin'
Itu artinya Kakak yang kamu kagumi itu, tidak terima karena banyaknya gelandangan di daerah kekuasaannya yang hanya hidup gratis dari belas kasihan dan merusak pemandangan karena tampilan kumuh mereka, maka dengan di bukanya lapangan kerja dan otomatis mendapat penghasilan, orang orang itu akan di tuntut untuk membayar pajak penghasilan, tidak terasa memang jika uang yang di pungut di potong langsung dari gaji mereka, namun jika di hitung itu akan menjadi ke untungan, kantung Pangeran Mahkota akan membengkak.

Bah!.

.
.
.

Bener apa bener, gimana nih pejuang UMR?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bener apa bener, gimana nih pejuang UMR?

Dua Dunia RiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang