27

3.6K 331 2
                                    

"Saya tidak tau anda sepicik itu Lady"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya tidak tau anda sepicik itu Lady"

Riri menghela nafas lelah.
"Pertama aku tidak tau kenapa kalian memojokan ku seperti ini. Kedua bukan aku yang meminta pertunangan, ke tiga aku bahkan menolaknya!, ke empat kenapa juga aku harus menjelaskannya pada kalian" Riri menarik nafas panjang.

Lalu menatap semua orang disana. Tatapannya berhenti pada Rosseta, ia tidak mau berurusan dengan pemeran utama, biar saja cinta suci murni mereka bersemi layaknya musim semi, Riri tidak ikut campur.

"Lady Rosseta aku tidak tau darimana kau menyimpulkan jika aku membencimu" Karena nyatanya Ryana tidak pernah bersinggungan dengan Rosseta, Ryana hanya akan pergi tanpa kata jika melihat Pangeran bersama Rosseta kebenciannya belum sedalam itu dan Riri terlanjur menempati Raga ini sebelum kebencian Ryana pada Rosseta menggila.

"Tapi jika kau merasa seperti itu, tidak perlu khawatir, aku sudah melupakan Pangeran jadi berhenti menangis seolah aku merebut kekasihmu" Ucap Riri tajam.

"Ke.. Kekasih bagaimana mungkin, saya tidak merasa seperti itu" Sangkal Rosseta.
Riri beralih menatap Putri Ivana.
"Putri Ivana terimakasih telah mengundang saya, karena hari mulai gelap saya harus undur diri, salam"
"Baiklah, kalian semua juga harus kembali"

Riri berbalik tanpa menoleh lagi. Baru keluar dari rumah kaca langkahnya di hadang Pangeran Mahkota.
"Aku terkejut kau serius melupakanku"
Riri membuang pandangan jengah, menoleh kebelakang Rosseta menatap kearahnya.
"Aku tidak pernah tidak serius"
"Aku tidak keberatan menunggu 3 bulanmu itu, tapi seperti apapun akhirnya, kau tetap akan jadi tunanganku"

Riri mengangguk saja lalu melangkah pergi, persetan dengan sopan santun, Riri sangat kesal.
.
.
.
Riri sampai di kediamannya, membersihkan diri lalu duduk di meja riasnya, di tangannya sudah ada surat kepemilikan tambang Auriga atas namanya, sempurna. Riri harus mencari orang yang bisa mengelolanya, tidak mungkin ia menggali sendiri berlian itu.

Riri mengeluarkan catatannya, rancangan masa depannya ada disana, lalu nama nama orang orang penting dan hebat, ini kekuatan cenayangnya.

Jadi... Brian O Connor Bangsawan bergelar Count, dia adalah target selanjutnya.
.
.
.
"Putri Duke Cambridge membeli tambang Auriga?"
"Benar Yang Mulia?"
"Untuk apa anak itu membeli tambang kosong?, tapi itu tidak penting, apa dia masih menangguhkan lamaran Pangeran?"
"Benar Yang Mulia, lamarannya masih belum di Terima"
"Hahaha itu bagus, jika Pangeran mendapatkan Cambridge itu akan sulit, awasi anak itu"
"Baik Yang Mulia" Baron Bert undur diri.

"Ibunda"
Ratu Estela menyambut Putranya senang.
"Putraku Gavier"
"Ibunda kenapa kau menambah jadwal belajarku lagi, jadwal ku sudah sangat padat" Protes Gavier.
"Putraku itu semua demi dirimu, dan semua pembelajaran itu memang perlu"
Gavier menghela nafas lelah, mana bisa ia membantah ibunya.

"Aku akan kembali ke kamarku"
"Baiklah sampai jumpa Gavi"
Estela menatap Putranya keluar lalu senyumnya lenyap, Gavier masih belum bisa memenuhi kriteria seorang Raja sifat suka mengeluhnya itu, Estela sama sekali tidak menyukainya. Apapun yang terjadi Ia akan menjadikan Putranya seorang Raja.

.
.
.

Gavier Of Demetria 16th

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gavier Of Demetria
16th

Dua Dunia RiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang