"Seya"
"Kak Iyon? Kenapa kak?" jawab Seya bingung mengapa sang koordinator memanggilnya.
"Bisa bantu ngurusin persuratan buat festival nanti?"
"Bisa kak"
"Oke, pulang sekolah, disini"
"Siap kak"
Merasa tidak ada lagi yang perlu dibahas, Iyon pun meninggalkan ruangan Osis. Seya yang menatap Iyon hanya bisa senyam-senyum sendiri karena ajakan Iyon. 'Kapan lagi kan bisa nemenin cogant, ya nggak?' pikir Seya.
Bel pulang pun berbunyi.
Seya pun ingin segera ke ruang osis untuk menemui Iyon, akan tetapi langkahnya tertunda akibat tangan Leo yang mencekalnya.
"Kemana?" tanya Leo.
"Ke ruang osis" jawabnya.
Alis Leo bertautan mendengar jawaban Seya "Gak ada rapat"
"Emang gak ada. Tapi kak Iyon minta bantuan untuk ngurusin persuratan buat festival seni nanti"
"Gue temenin"
"Gak usah Leo, gue bisa sendiri kok. Lagian kak Iyon minta bantuannya ke gue, terus kan ini juga kerjaan gue sebagai sekretaris sekbid"
"Pokoknya gue temenin" ucap Leo menatap serius mata Seya.
"Leo gak usah, lagian ini bentar doang kok"
"Terus lo pulang bareng siapa kalau gak bareng gue?" pertanyaan Leo pun sukses membuat Seya kebingungan. Karena memang semenjak SMA Seya lebih sering pulang bareng Leo sehingga jarang dijemput oleh supir keluarganya.
"Yaudah kalau gitu. Yuk buruan ke ruang osis, gak enak kalo kak Iyon nunggu lama" sahut Seya berjalan lebih dulu disusul Leo di belakangnya.
*****
"Siang kak" sapa Seya semangat pada koordinator sekbidnya.
"Hmm" balasnya tanpa melihat Seya dan memilih tetap fokus pada laptop.
"Kak, Leo ikut. Gapapa kan?" tanya Seya yang sukses membuat Iyon mengalihkan atensinya dari layar laptop ke arah Seya dan Leo.
"Template dan data gue kirim lewat email, cek dulu" alih-alih menjawab pertanyaan Seya, Iyon malah langsung memberi pekerjaan pada Seya.
Seya hanya mencibir kecil pada sosok koordinatornya tersebut namun tetap membuka email-nya dan mengerjakan file yang dikirim Iyon.
Seya yang notabene-nya merupakan anggota osis baru tentunya masih sering bertanya. Tetapi, tentu saja Seya bertanya pada Leo sang sahabat bukan kepada sosok koordinator di depannya yang tengah sibuk bergelut dengan pekerjaannya sendiri.
"Leo, gue gak ngerti ini, bantuin dong" pinta Seya pada Leo.
Dan segera saja Leo mengambil alih laptop didepan Seya. Jarak mereka berdua sangat dekat, bahkan kepala mereka pun bersentuhan karena harus menatap laptop didepan mereka.
Pemandangan tersebut ternyata terlihat dari sudut mata Iyon, sontak saja lelaki tersebut berdecak malas akan pemandangan yang disuguhkan oleh kedua sejoli di depannya.
"Tcih, gue jadi obat nyamuk" gumamnya.
Kembali ke Seya dan Leo, mereka tampak adem-ayem mengerjakan pekerjaanya dengan Seya sesekali mengajukan pertanyaan dengan hal yang tidak ia mengerti. Hingga dering panggilan telepon mengganggu mereka yang rupanya berasal dari telepon genggam Leo.
Leo pun segera mengeluarkan telepon genggam tersebut dan melihat nama si pemanggil yaitu 'mama' tertera di layarnya. Dengan segera Leo mengangkat telepon tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekedar Rasa
Teen FictionTentang rasa yang menghiasi kehidupan yang penuh liku ini. Rasa yang mampu membangun dan membangkitkan semangat hingga meruntuhkan tembok terkuat yang telah dibangun bertahun-tahun. Akhir dari rasa ini mengiring setiap jiwa merasakan bahagia maupun...