CHAPTER 22

98 16 2
                                    

Tanpa banyak yang tahu, kini hati Iyon telah menghangat kembali. Dia telah menemukan harapannya lagi setelah ia kehilangan harapannya sebelumnya.

Sosok harapan yang dia temukan berkat sosok harapannya dulu. Bagaikan sungai yang mengalir, hatinya kini mengalir ke sosok harapan yang baru meninggalkan harapan yang dulu sempat menggores hati kecilnya.

Bermodal dari kediaman mereka yang ternyata sekomplek, dia pun menawarkan diri untuk pergi dan pulang sekolah bersama. Hingga pada akhirnya mereka semakin dekat dan intens.

Ting!

Dengan malas Claery mengambil telpon genggamnya dan melihat nama si pengirim, makin malas lah Claery sekarang.

Kak Iyon
Clae sibuk?

Claery, si gadis cantik ini hanya memandang malas pesan yang masuk. Namun hati nuraninya masih berfungsi, olehnya dia pun segera membalas pesan tersebut.

Claery
Sibuk kak

Kak Iyon
Oh okey, maaf ganggu

(Read)

Setelahnya Claery tak berminat lagi untuk membalas pesan tersebut. Dia melempar pelan telepon genggamnya ke kasur dan ikut membaringkan dirinya. Moodnya seketika down berkat satu pesan tersebut.

*****

Seperti biasanya, sekarang rutinitas pagi Iyon yaitu mangkir di depan rumah Claery untuk berangkat bersama.

Claery yang telah keluar rumah mendapati Iyon tengah menunggu dirinya dengan senyum yang terukir di wajah tampannya. Claery hanya membalas kikuk senyum itu.

Jujur saja Claery agak risih diperlakukan seperti ini. Awalnya dia menerima permintaan Iyon untuk mengantar jemputnya karena dia merasa tak enak menolak ajakan seniornya ini. Namun, seiring berjalannya waktu Claery merasa ada yang salah. Tak seharusnya seperti ini.

Claery mengharapkan tercipta sebuah pertemanan di antara dirinya dan Iyon, namun sepertinya tidak untuk lelaki ini. Sepertinya dia mengharapkan lebih, dan Claery sadar akan itu.

Dia tak mau memberi harapan pada seniornya ini karena hatinya masih terkunci pada satu sosok yang telah ia puja sejak SMP.

Namun mau bagaimana lagi? Claery juga tak bisa berterus terang untuk menolak lelaki ini. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya memberi batas.

"Udah siap?" Claery hanya mengangguk, dia sama sekali tak berminat bersuara membalas seniornya ini. Mereka berdua pun langsung memasuki mobil Iyon dan menuju ke sekolah mereka.

"Claey?"

"Hmm"

Melihat respon Claery, Iyon berniat mengurungkan pertanyaannya namun dia tak ingin menjadi pengecut sehingga ia memberanikan dirinya untuk bertanya.

"Nanti sibuk gak?"

"Ada janji dengan kak Seya"

Mendengar nama Seya, alis Iyon bertautan yang menandakan dirinya sedang bingung. "Janji apa?"

"Main doang"

"Main dimana?"

"Rumah kak Seya, paling main biasa"

"Berdua aja?"

"Nggak, bareng kak Erin juga, mungkin kak Leo juga gabung" Iyon hanya mengangguk paham mendengar penuturan gadis di sebelahnya.

"Mau diantarin gak?"

"Gak usah, aku bareng kak Seya dan kak Leo ke rumahnya" Lagi-lagi Iyon hanya mengguk mendengarnya.

Sekedar RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang