Setelah Campaign tersebut resmi selesai, Seya terus uring-uringan. Dia bingung dengan dirinya sendiri. Bagaimana bisa sosok pria itu terus terlintas di pikirannya? Sekarang dia dibuat tidak fokus dengan aktivitasnya.
Saat ini Seya sedang berada di rumahnya bersama Erin dan Claery. Mereka berdua menginap dirumah Seya atas tawaran sang empunya. Rumah Seya yang paling dekat dengan sekolah membuatnya menawarkan rumahnya kepada kedua gadis itu untuk beristirahat. Dan tawaran Seya tentu saja diterima oleh mereka berdua.
Sekarang posisinya Claery sedang bersandar di kepala ranjang sambil membaca buku, sementara sang empunya sedang berbaring. Erin sendiri tengah duduk di karpet berbulu dengan bermacam cemilan menemaninya yang sedang mononton karya dari negeri ginseng tersebut.
"Guys, gue mau curhat" ucap Seya yang masih beta dengan posisi pembaringannya.
"Apa?" tanya Claery yang masih fokus dengan buku bacaannya.
"Gue kayaknya suka Kak Iyon deh"
"Ha?! Kok bisa? Erin ketinggalan sesuatu?" timpal Erin.
"Gue juga bingung. Tapi akhir-akhir ini kak Iyon selalu ada nemenin gue. Manis banget tau dia perlakuin gue, gimana gak baper coba?"
"Emang kak Iyon ngapain aja?" tanya Erin heran, karena yang ia tahu Seya ini tak akan mengatakan sesuatu seperti ini jika ia tak yakin dan ada apa ini? Seya secara blak-blakan mengatakan kalau dirinya tengah menyukai Iyon?
Menjawab pertanyaan Erin, Seya pun menceritakan semua kenangan yang dia buat bersama Iyon. Mulai dari malam yang mereka habiskan selalu berdua, ketika acara jurit malam, maupun ketika Iyon yang terluka hingga hal-hal kecil lainnya.
"Kak Seya beneran suka Kak Iyon?" tanya Claery sekali lagi untuk memastikan perasaan seniornya ini.
Seya menganggukkan kepalanya yakin sebagai bentuk jawaban untuk Claery. Claery hanya mangguk-mangguk setelah mendengarnya.
See? sekarang Seya menyukai Iyon. Membuat Claery bersyukur tidak membuka hatinya pada sosok Iyon. Sangat disayangkan jika dia sudah membuka hatinya namun Iyon berbalik pada Seya yang sudah menyukainya.
"Gimana menurut kalian?" tanya Seya meminta pendapat ke teman-temannya.
"Aku sih dukung aja. Kan kalau kak Seya bareng kak Iyon otomatis peluang aku lebih besar kan dekat dengan dia" tanggapan Claery ini kontan membuat Seya tertawa geli. Seya paham akan maksud Claery ini.
"Tapi Sey, bukannya Joy pernah bilang kalau dia suka sama kak Iyon?" Seya hanya menghela nafasnya. Dia lupa akan variabel yang satu ini.
"Gue kudu othokke kalau gini Rin, Clae?"
"Aku gak tau kak. Aku angkat tangan. Lagi pula aku gak dekat sama kak Joy, jadi gak bisa kasih saran. Kak Erin sendiri gimana?"
"Kalau Erin sih sama. Mending Seya ikut kata hati deh. Kalau benar-benar sayang sama kak Iyon perjuangin dia"
"Gue sayang kak Iyon" ujar Seya yakin.
"Kalau gitu cuma satu jawabannya, perjuangin. Kalau masalah Joy mending dibicarakan baik-baik. Lagi pula kan Seya duluan yang kenal kak Iyon dan mendeklarasikan pertama kali tentang kak Iyon" sahut Erin yang tiba-tiba saja menjadi bijak.
"Gue takut ngomong sama Joy"
"Harus berani. Erin dukung Seya kok"
Kini Seya bingung harus bagaimana. Apakah dia harus memperjuangkan orang yang disayang namun mematahkan hati temannya ataukah memilih menyerah dan mematahkan hatinya sendiri?
*****
Setelah berhari-hari memikirkan keputusan apa yang akan diambilnya, kini Seya tengah duduk bersama Joy untuk membicarakan suatu hal yang berkaitan dengan keputusannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekedar Rasa
Genç KurguTentang rasa yang menghiasi kehidupan yang penuh liku ini. Rasa yang mampu membangun dan membangkitkan semangat hingga meruntuhkan tembok terkuat yang telah dibangun bertahun-tahun. Akhir dari rasa ini mengiring setiap jiwa merasakan bahagia maupun...