Tepat hari ini merupakan hari diselenggarakannya acara kelulusan. Terlihat para calon lulusan datang dengan didampingi keluarga mereka. Berbagai kegiatan pun tengan dilakukan. Mulai dari berfoto bersama hingga memberi bunga ke para lulusan ASTER High School.
Toko utama hari ini sepertinya jatuh pada mantan ketua osis kita, Sean. Terlihat dari kerumunan siswi SMA yang tak henti-hentinya mengucapkan selamat atas kelulusannya.
Sean sendiri terlihat kelimpungan menghadapi gerombolan gadis yang mengerumuninya meminta foto bersama. Tak lupa buket bunga serta kotak hadiah yang membumbung tinggi membuat Sean kewalahan memegangnya. Bahkan ada beberapa yang dia letakkan sementara di lantai.
Sampai ketika manik matanya menangkap tiga sosok yang sangat familiar baginya. Dengan segera dia menghampiri ketiganya.
Walaupun cukup susah menerobos kerumunan siswi itu, namun Sean tetap berhasil menghampiri mereka bertiga. Dengan sigap Sean menarik mereka bertiga ketempat sepi seraya menghindari kerumunan siswi yang seakan haus akan Sean.
Disinilah mereka bertiga, di dalam ruang osis yang sepi. Tentunya sepi, karena yang berhak masuk hanya orang berkepentingan. Dengan embel-embel menggunakan nama Leo, mereka berhasil memasuki ruangan tersebut.
Kenapa harus Leo? Karena dia ini merupakan ketua osis baru ASTER High School yang menggantikan periode Sean. Walaupun awalnya menolak, namun berkat bujukan Seya pun dia maju untuk mencalonkan diri dan akhirnya suara menunjuknya sebagai ketua osis yang baru.
"Ciee... Yang jadi seleb dadakan gimana rasanya?" tanya Seya diiringi suara tawa.
"Erin gak nyangka kalau kak Sean bisa se-famous itu" timpal Erin.
"Amit-amit njir. Gue udah kayak mangsa yang bakal dilahap mereka" Kepala Sean menggeleng cepat mengingat kembali kejadian tadi.
"Btw nih hadiah buat lo, gak mahal tapi semoga lo suka" Seya menjulurkan paper bag-nya ke Sean.
"Kok gue merasa terhina ya? Katanya gak mahal tapi kok dari brand terkenal" sahut Sean setelah melihat hadiah yang diberikan oleh Seya.
"Biarin, yang penting gue udah niat ngasih"
"Niat banget itu mah. Woy calon kulkas, lo gak mau ngasih hadiah buat gue?" tanya Sean melihat Leo hanya menyandarkan punggungnya pada tembok.
Merasa terpanggil, Leo pun segera menghampiri Sean dan menyodorkan satu paper bag kecil pada Sean.
"Wah anjir lo. Kelewa–" Belum sempat Sean melayangkan protes Leo sudah mengangkat tangannya memberi isyarat agar Sean berhenti mengoceh.
Leo pun memberikan satu paper bag lagi yang ukurannya lumayan besar jika dibandingkan dengan paper bag sebelumnya.
"Yang tadi itu hadiah pembuka yang ini hadiah aslinya"
Terlihat senyuman terbit di balik wajah Sean. Sebuah sepatu tampak ia keluarkan dari dalam paperbag tersebut.
"Wah thanks banget bro. Lo emang terdebes dah" ucapnya pada Leo sembari menggoyang-goyangkan hadiah pemberian Leo.
"Btw Rin, Lo datang ke gua buat ngasih hadiah juga?" tanyanya yang melihat hadiah di genggaman Erin.
"Kak Sean sok tau, hadiah ini Erin dedikasiin buat kak Ken tau"
"Lah? Terus ngapain kesini? Bikin mood turun aja"
"Erin juga gak mau, capek liat muka kak Sean. Tapi Erin gak nemuin kak Ken, makanya Erin ikut Seya dan Leo"
"Wahh parah banget si Ken. Dia kabur njir ninggalin gue sendirian dimangsa siswi-siswi itu. Mana si primadona yang satunya kagak hadir, apes banget gue" ucap Sean tak habis pikir.
![](https://img.wattpad.com/cover/302094256-288-k168816.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekedar Rasa
Novela JuvenilTentang rasa yang menghiasi kehidupan yang penuh liku ini. Rasa yang mampu membangun dan membangkitkan semangat hingga meruntuhkan tembok terkuat yang telah dibangun bertahun-tahun. Akhir dari rasa ini mengiring setiap jiwa merasakan bahagia maupun...