CHAPTER 26

82 16 1
                                    

Erin saat ini tengah duduk berdua dengan Ken di salah satu bangku taman di sekolah mereka. Mereka terlihat mesra, maklum saja karena mereka sudah berpacaran sejak 1 bulan lalu. 

Mereka ini bisa dikatakan balikan, karena memang faktanya mereka sempat putus saat SMP. Alasan putus mereka klasik, pengen fokus UN. Alhasil status mereka selesai namun tidak dengan perasaan mereka.

Siapa yang bakal menyangka jika mereka berdua dipertemukan lagi di jenjang SMA ini. Pertemuan mereka berdua di lab saat itu ternyata membawa dampak yang lebih besar untuk hubungan mereka. Untungnya mereke berdua bertemu saat itu.

"Rin, makan es krimnya pelan-pelan aja. Itu belepotan tau" ucap Ken seraya membersihkan bekas es krim di pinggir bibir Erin. Definisi pria idaman.

Erin menggelengkan kepalanya "Erin gak peduli, kapan lagi Erin bisa makan es krim"

"Iya, iya" ucap ken Pasrah, lantas mengaitkan helaian rambut Erin ke belakang daun telinga gadis itu. Dia ingin lebih leluasa melihat wajah manis Erin.

"Kamu ke rumah Seya bareng yang punya?" tanya Ken memastikan.

"Iya, tapi Seya belum muncul juga. Mungkin masih sibuk ngurus berkas laporan pertanggungjawaban bidangnya untuk acara Campaign kemarin kali ya?"

"Bisa jadi sih. Btw, kamu sampai jam berapa di rumah Seya?"

"Mungkin jam 8 malam?"

"Aku jemput ya?" Erin pun mengangguk menyetujui.

Es krim Erin pun kini sudah tandas dan menyisakan cup-nya. Dengan cepat Erin menuju tempat sampah dan membuang cup es krim tersebut. Setelahnya ia pun memposisikan dirinya duduk kembali di samping sang kekasih.

Kini Atensi Erin pun bisa sepenuhnya menuju ke sang kekasih. Maklum saja, jika kaum hawa sudah berhadapan dengan makanan, biasanya mereka tidak akan memperdulikan sekitarnya dan hanya menjawab seadanya.

"Kak" panggil Erin yang hanya dibalas deheman.

Berbicara mengenai Erin yang memanggil Ken dengan sebutan Kak karena memang Erin sudah terbiasa dengan sebutan itu dan Ken pun tak mempermasalahkannya.

"Kakak tau gak?" tanyanya lagi

"Nggak tau tuh"

"Erin belum mulai cerita" Erin mempoutkan bibirnya imut karena ngambek dengan Ken.

"Ututu Erin sayang..." Tangan Ken kini mencubit gemas pipi tembem Erin. "Mau ngomong apa tadi?" Lanjutnya bertanya.

"Kakak tau gak? S–"

"Gak tau sayang" potong Ken lagi.

"Kak dengerin Erin dulu baru ngomong"

"Yaudah cepat"

"Kakak tau–"

"Kakak nggak tau Rin" Sumpah kini Erin sepertinya akan meledak meladeni candaan kekasihnya ini.

"Dengerin dulu. Kalau gak dengerin Erin ngambek, gak mau dijemput pas balik dari rumah Seya" ucap Erin lalu menyilangkan tangannya didada dan memutar tubuhnya membelakangi Ken.

"Gitu aja ngambek" katanya dengan mencolek-colek pipi gembul Erin.

"Makanya dengerin Erin dulu"

"yaudah aku dengerin, tadi mau bilang apa?"

"Kakak kenal kak Iyon kan? Erin sering liat kakak bareng kak Iyon"

"Lumayan deket sih. Tapi gak nemplok banget kayak Sean ke Iyon. Paling nongkrong bareng doang karena mereka itu anak-anak sibuk" Erin pun mengangguk mengerti mendengar penjelasan kekasihnya ini.

Sekedar RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang